Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

27 Tabel 3.1 Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan Di Kota Medan Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan Jumlah Sampel n = � 1+ �� 2 = 502735 1+502735 .0,01 = 99,98 = 100 sampel

3.6 Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer Data primer merupakan data yang didapat atau dikumpulkan oleh peneliti dengan cara langsung dari sumbernya. Cara yang bisa digunakan peneliti Kecamatan Rumah Tangga Medan Tuntungan 19.673 Medan Johor 29.687 Medan Amplas 27.498 Medan Denai 32.220 Medan Area 22.176 Medan Kota 17.523 Medan Maimun 9.395 Medan Polonia 12.475 Medan Baru 10.968 Medan Selayang 27.440 Medan Sunggal 26.897 Medan Halvetia 32.952 Medan Petisah 15.562 Medan Barat 16.864 Medan Timur 25.870 Medan Perjuangan 22.972 Medan Tembung 30.760 Medan Deli 40.054 Medan Labuhan 25.634 Medan Marelan 34.423 Medan Belawan 21.692 Jumlah 502.735 Universitas Sumatera Utara 28 untuk mencari data primer yaitu observasi, diskusi terfokus, wawancara serta penyebaran kuesioner. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS, buku literatur, internet, jurnal, serta bacaan lain yang berhubungan dengan penelitian yang digunakan sebagai data penunjang.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu : 1. Kuisioner Kuisioner adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. 2. Studi Kepustakaan Teknik studi kepustakaan merupakan cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi melalui berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Data dan informasi dapat diperoleh melalui buku-buku, internet, jurnal, tesis dan sebagainya.

3.8 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis Deskriptif Analisis ini digunakan untuk menganalisis distribusi rumah tangga berdasarkan kelas pendapatan dengan melihat hasil tabulasi dari penelitian yang telah dilakukan. Universitas Sumatera Utara 29 2. Koefisien Gini Gini Ratio Analisis yang digunakan adalah metode Koefisien Gini Gini Ratio, terutama untuk menghitung tingkat ketimpangan pendapatan. Rumus angka Gini Ratio adalah sebagai berikut: � = 1 − � � � − � �−1 � � + � �−1 10.000 � �=1 dengan: G = Gini Ratio Pi = Persentase rumah tangga pada kelas pendapatan ke-i Pi-1 = Persentase rumah tangga pada kelas pendapatan ke-i-1 Qi = Persentase kumulatif pendapatan sampai dengan kelas ke-i Qi-1 = Persentase kumulatif pendapatan sampai dengan kelas ke-i-1 K = Banyaknya kelas pendapatan Kategori tingkat ketimpangan berdasarkan nilai dari koefisien Gini Gini Ratio dibagi kedalam tiga kriteria sebagaimana tertera pada tabel berikut ini: Tabel 3.2 Indikator Ketimpangan Gini Ratio Sumber: Diadaptasi dari Widodo 1990 3. Kurva Lorenz Gambaran pendapatan masyarakat secara visual digambarkan dalam kurva Lorenz. Koefisien Gini bernilai antara 0 sampai dengan 1 yang merupakan rasio antara luas area kurva Lorenz dengan garis kemerataan sempurna. Koefisien Gini yang rendah mengindikasikan bahwa distribusi pendapatan semakin merata dan sebaliknya. Nilai Gini Ratio Tingkat Ketimpangan 0,30 Rendah 0,31 – 0,40 Sedang 0,40 Tinggi Universitas Sumatera Utara 30 Gambar 3.1 Contoh Kurva Lorenz 4. Kriteria Bank Dunia Berdasarkan kriteria bank dunia ketimpangan distribusi pendapatan diukur dengan menghitung persentase jumlah pendapatan masyarakat dari kelompok yang berpendapatan rendah dibandingkan dengan dengan total pendapatan penduduk. Tabel 3.3 Indikator Ketimpangan Menurut Bank Dunia World Bank Klasifikasi Distribusi Pendapatan Ketimpangan Tinggi 40 penduduk berpendapatan rendah menerima 12 dari total pendapatan Ketimpangan Sedang 40 penduduk berpendapatan rendah menerima 12 –17 dari total pendapatan Ketimpangan Rendah 40 penduduk berpendapatan rendah menerima 17 dari total pendapatan Universitas Sumatera Utara 31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum