15
Semakin tinggi nilai Indeks Gini menunjukkan ketidakmerataan pendapatan yang semakin tinggi. Jika nilai Indeks Gini adalah nol maka
artinya terdapat kemerataan sempurna pada distribusi pendapatan, sedangkan jika bernilai satu berarti terjadi ketidakmerataan pendapatan yang sempurna.
Untuk publikasi resmi Indonesia oleh BPS, baik ukuran ketidakmerataan pendapatan versi Bank Dunia maupun Indeks Gini, penghitungannya
menggunakan data pengeluaran. 3.
Kriteria Bank Dunia Kriteria ketidakmerataan versi bank dunia didasarkan atas porsi pendapatan
nasional yang dinikmati oleh tiga lapisan penduduk, yakni 40 penduduk berpendapatan rendah, 40 penduduk berpendapatan menengah, serta 20
penduduk berpendapatan tinggi. Ketimpangan atau ketidakmerataan distribusi pendapatan dinyatakan parah apabila 40 penduduk berpendapatan rendah
menikmati kurang dari 12 pendapatan nasional. Ketidakmerataan dianggap sedang atau moderat apabila 40 penduduk miskin menikmati antara 12-17
pendapatan nasional. Sedangkan jika 40 penduduk yang berpendapatan rendah menikmati lebih dari 17 pendapatan nasional, maka ketimpangan
atau kesenjangan dikatakan lunak dan distribusi pendapatan nasional dianggap cukup merata.
2.3 Bentuk-bentuk Ketimpangan Distribusi Pendapatan
Tingkat distibusi pendapatan dapat didefinisikan sebagai gambaran akan kondisi ekonomi masyarakat di suatu daerah walaupun tidak dapat
menggambarkan secara individu per individu.
Universitas Sumatera Utara
16
Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan 1.
Bentuk-bentuk Ketimpangan Pembangunan dilaksanakan secara umum menyangkut beberapa
aspek utama, mulai dari pembangunan di bidang ekonomi, sosial, kelembagaan, dan aspek lingkungan. Akan tetapi di dalam proses
pencapaiannya akan selalu mengakibatkan terjadinya ketimpangan. Hal ini sekaligus menolak pendapat kaum neoklasik yang terlalu optimis menyatakan
bahwa pada awal pembangunan memang akan dijumpai ketidakseimbangan atau ketimpangan, akan tetapi pada akhirnya akan dicapai suatu keseimbangan
atau kemerataan. Pada prinsipnya ada beberapa bentuk ketimpangan yang terjadi anatara lain, yaitu :
a. Distribution Income disparities
b. Urban Rural Income disparities
c. Regional Income disparities
Pada mulanya, pendapatan per kapita digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara atau daerah, sebab dapat
menggambarkan laju perkembangan tingkat kesejahteraan berbagai negara. Namun, dalam perkembangannya, pendapatan per kapita yang
digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat banyak memiliki kelemahan-kelemahan yang dibagi ke dalam dua jenis, yaitu :
1. Kelemahan yang bersumber dari kenyataan bahwa tingkat kesejahteraan
masyarakat bukan ditentukan oleh hanya pendapatan per kapita, melainkan faktor lainnya, yakni:
Universitas Sumatera Utara
17
a. Faktor alam, adat istiadat, kebebasan politik
b. Kesejahteraan dapat dicapai bila menikmati waktu luang leisure yang
semakin banyak c.
Bahwa kesejahteraan sangat bersifat subjektif bagi setiap orang d.
Pendapatan perkapita yang dianggap sebagai pengukur tingkat kesejahteraan tidak menggambarkan komposisi umur, distribusi
pendapatan masyarakat, komposisi pendapatan nasional, corak pengeluaran, perubahan-perubahan dalam keadaan pengangguran.
2. Kelemahan yang bersifat metodologi dan statistik dalam perhitungan
pendapatan nasional : a.
Terjadi kesalahan penafsiran karena ketidaksempurnaan dalam perhitungan pendapatan nasional dan pendapatan per kapita itu sendiri.
b. Kesalahan menafsir data pendapatan pekerjaan tertentu di negara
berkembang dimana pada umummya disebabkan data atau catatannya tidak lengkap dan akurat.
c. Kesalahan membandingkan pendapatan negara dengan mata uang
tertentu. Masalah jumlah penduduk yang begitu banyak baik di negara-negara yang
terbelakang maupun negara-negara berkembang sebenarnya sudah sejak lama dikhawatirkan oleh hipotesis Malthus yang mengatakan bahwa konsumsi
keseimbangan jangka panjang tidak terletak lebih tinggi daripada tingkat subsistence. Bahkan, secara umum para mahasiswa lebih mengenal dengan teori
Malthus yang menekankan bahwa jumlah produksi makanan menurut deret
Universitas Sumatera Utara
18
hitung, sedangkan jumlah pertumbuhan penduduk menurut deret ukur. Walau teori Malthus akhirnya juga ditolak oleh para ahli yang menyatakan bahwa :
1. Teori Malthus tidak memperhitungkan peranan serta pengaruh adanya
kemajuan teknologi, terutama dalam teknologi pertanian. 2.
Teorinya itu hanya didasarkan pada suatu hipotesis, yang berkaitan dengan hubungan makro antara jumlah pertumbuhan penduduk dan pendapatan
per kapita, yang ternyata tidak tahan uji empiris. 3.
Teori Malthus hanya menitikberatkan pada variable yang ternyata dianggap keliru, dimana pendapatan per kapita sebagai determinan utama
dalam pertumbuhan penduduk. Dalam abad ke-19 tingkat kematian di Eropa dan di Amerika Serikatyang
menurun dikaitkan dengan pendapatan yang naik. Hal ini disebabkan oleh perbaikan dalam pelayanan kesehatan yang baik yang dibayar oleh individu
maupun negara dari pendapatan yang dinaikkan karena perubahan produktivitas ekonomi yang luas. Akibatnya, banyak model ekonomi dan perubahan demografi
yang membuat tingkat kematian tergantung kepada pendapatan Harvey Leibenstein dan Richard R. Nelson.
2.4 Pengaruh Ketimpangan Distribusi