Analisis Data Kota Medan

100

4.2.2 Analisis Data Kota Medan

Adapun koefisien Gini Gini atio, kurva Lorenz dan menurut Kriteria Bank Dunia di Kota Medan adalah sebagai berikut: Tabel 4.68 Angka Gini Kota Medan No Kecamatan Gini Ratio 1 Kecamatan Medan Tuntungan 0,314

2 Kecamatan Medan Selayang

0,302 3 Kecamatan Medan Johor 0,294

4 Kecamatan Medan Amplas

0,258 5 Kecamatan Medan Denai 0,433

6 Kecamatan Medan Tembung

0,268 7 Kecamatan Medan Kota 0,370

8 Kecamatan Medan Area

0,331 9 Kecamatan Medan Baru 0,333

10 Kecamatan Medan Polonia

0,462 11 Kecamatan Medan Maimun 0,287

12 Kecamatan Medan Sunggal

0,356 13 Kecamatan Medan Helvetia 0,379

14 Kecamatan Medan Barat

0,254 15 Kecamatan Medan Petisah 0,372

16 Kecamatan Medan Timur

0,325 17 Kecamatan Medan Perjuangan 0,329

18 Kecamatan Medan Deli

0,322 19 Kecamatan Medan Labuhan 0,395

20 Kecamatan Medan Marelan

0,471 21 Kecamatan Medan Belawan 0,316 Medan 0,372 Sumber: Data Primer Diolah Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh nilai sebesar 0,372 untuk Kota Medan. Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kota Medan termasuk kedalam kelompok ketimpangan sedang. Universitas Sumatera Utara 101 Sumber: Data Primer Diolah Gambar 4.69 Kurva Lorenz Kota Medan Kurva Lorenz di atas memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase kumulatif pendapatan yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat diketahui bahwa sekitar 20 dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah hanya menerima 5,97 dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. Selanjutnya 40 dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan terendah menerima 17,14 bagian dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kota Medan maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif pendapatan yang diterima oleh kelompok 40 masyarakat berpendapatan terendah. Dimana pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total pendapatan sekitar 17.14 dari total 0; 0 2,26 5,97 11,13 17,14 24,59 32,89 43,14 55,55 71,16 100 20 40 60 80 100 120 20 40 60 80 100 120 P E NDAP AT AN PENDUDUK Garis Pemerataan Kurva Lorenz Universitas Sumatera Utara 102 pendapatan secara keseluruhan atau sebesar Rp. 657.221.000 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini. Tabel 4.70 Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kota Medan Berdasarkan Kriteria Bank Dunia No. Kelompok Masyarakat Sampel Jumlah Kumulatif Masyarakat Jumlah Kumulatif Pendapatan Persentase Kumulatif Pendapatan Jiwa Rupiah 1 40 Berpendapatan Terendah 416 657,221,000 17.14 2 40 Berpendapatan Menengah 416 1,473,225,000 38.41 3 20 Berpendapatan Tertinggi 208 1,704,850,000 44.45 Jumlah 1040 3,835,296,000 100.00 12 Dari Jumlah Pendapatan 460,235,520 17 Dari Jumlah Pendapatan 652,000,320 Sumber : Data Primer Diolah Jika mengacu pada indikator ketimpangan menurut Bank Dunia, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kota Medan termasuk dalam kategori ketimpangan rendah karena kelompok 40 masyarakat sampel berpendapatan terendah menguasai lebih dari 17 jumlah keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kota Medan yakni 17,14. Universitas Sumatera Utara 103 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab iv maka dapat ditarik beberapa kesimpulan: a. Berdasarkan perhitungan koefisien Gini sebesar 0,372 maka dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kota Medan termasuk dalam kategori ketimpangan sedang. b. Berdasarkan analisis dengan menggunakan kurva Lorenz menunjukkan bahwa sekitar 20 dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah hanya menerima 5,97 dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. Selanjutnya 40 masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan terendah menerima 17,14 bagian dari keseluruhan total pendapatan. c. Berdasarkan analisis perhitungan dengan menggunakan kriteria Bank Dunia menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kota Medan termasuk dalam kategori ketimpangan rendah karena kelompok 40 masyarakat sampel berpendapatan rendah menguasai lebih dari 17 jumlah keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kota Medan. Universitas Sumatera Utara