Metodologi Pengujian Waktu dan Tempat Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data Pengamatan dan Tahap Pengujian Nilai Kalor Bahan Bakar

32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Metodologi Pengujian

Pengujian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi besar medan magnet yang diletakkan pada saluran bahan bakar sebelum injection pump dan dikombinasikan dengan pemasangan katalitik konverter di saluran buang mesin diesel. Parameter yang diamati dalam pengujian ini adalah konsumsi atau laju bahan bakar serta menghitung performansi mesin diesel satu silinder TecQuipment TD 111. Ada beberapa kondisi tetap pada pengujian eksperimental ini yaitu :  Tekanan ambien 100 kPa  Temperatur ambien 27 C 300 K  Volume bahan bahan yang diamati 56 mL.  Tekanan udara luar pada keadaan standar 1 atmosfir

3.2 Waktu dan Tempat

Pengujian ini dilakukan di laboratorium Prestasi Mesin Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara USU Medan, Sumatera Utara selama ± 40 hari.

3.3 Alat dan Bahan

3.3.1 Alat

Alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 33 1. Tecquipment TD111 Gambar 3.1 Tecquipment TD111 Spesifikasi : Model : TD111 Four-Stroke Diesel Engine Type : ROBIN-FUJI DY23D Valve Position : Overhead Bore : 70 Stroke : 60 Compression Ratio : 21 Number of Cylinder :1 Maximum Speed : 3 2. Katalitik Konverter Katalitik Konverter ini banyak digunakan untuk tujuan pengurangan pengurangan emisi mesin, tetapi pengujian ini katalitik konverter dikombinasikan dengan magnet hanya untuk melihat pengaruhnya terhadap performansi mesin. Universitas Sumatera Utara 34 Gambar 3.2 Katalitik Konverter 3. I.C Engine Instrumentation TD 114 Gambar 3.3 IC Engine Instrumentation TD 114 IC Engine Instrumentation TD Disambungkan ke Tecquipment TD111 digunakan untuk melihat data keluaran yang diperlukan untuk menghitung performansi mesin. Data keluaran yang dihasilkan adalah putaran mesin rpm. Torsi Nm, Tekanan udara mmH 2 O dan Temperatur gas buang C, dan Alat bantu perbengkelan, seperti : kunci pas, kunci ring, obeng, tang, dan palu. Universitas Sumatera Utara 35 1. Stopwatch untuk menentukan waktu yang dibutuhkan mesin untuk menghabiskan bahan bakar dalam hal ini digunakan Stopwatch ada dalam aplikasi handphone. 2. Beaker glass digunakan untuk menentukan jumlah bahan bakar yang akan dipakai dan alat bantu perbengkelan, seperti : kunci pas, kunci ring, obeng, tang, dan palu

3.3.2 Bahan

1. Solar Bahan bakar solar sebanyak 10 liter. Gambar 3.4 Bahan Bakar Solar 2. Magnet Magnet yang digunakan ada 3 jenis yaitu :  Magnet 1 Gambar 3.5 Magnet 1 Universitas Sumatera Utara 36 Spesifikasi : Merek : Femax Model : clip-on Kekuatan Gauss : 300 gauss Produksi : Indonesia  Magnet 2 Gambar 3.6 Magnet 2 Spesifikasi : Merek : D1 Spec Model : clip-on Kekuatan Gauss : 1200 gauss Produksi : Jepang Universitas Sumatera Utara 37  Magnet 3 Gambar 3.7 Magnet 3 Spesifikasi : Merek : Evindo Model : clip-on Kekuatan Gauss : 2500 gauss Produksi : Indonesia

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang dipergunakan dalam pengujian ini meliputi : 1. Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari pengukuran dan pembacaan pada unit instrumentasi dan alat ukur pada mesin 2. Data sekunder, merupakan data tentang hasil uji karakteristik bahan bakar dan penggunaan magnet + katalitik konverter pada mesindengan komposisi bahan bakar yang digunakan dalam pengujian. Universitas Sumatera Utara 38

3.5 Metode Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil pengujian diolah menggunakan rumus yang ada, kemudian hasil dari peritungan disajikan dalam bentuk tabulasi dan grafik.

3.6 Variasi Pengujian

Berikut ini variasi-variasi dalam pengujian yang dilakukan yakni :

1. Variasi Magnet dan Katalitik

Variasi pengujian ini dilakukan menjadi 4 bagian yakni :  Pengujian 1 :Pengujian yang dilakukan tanpa menggunakan magnet dan tanpa menggunakan katalitik konverter.  Pengujian 2 Magnet 1 :Pengujian yang dilakukan dengan menggunakan magnet 1 dan menggunakan katalitik konverter.  Pengujian 3 Magnet 2 :Pengujian yang dilakukan dengan menggunakan magnet 2 dan menggunakan katalitik konverter.  Pengujian 4 Magnet 3 :Pengujian yang dilakukan dengan menggunakan magnet 3 dan menggunakan katalitik konverter.

2. Variasi Putaran

Putaran mesin diatur dalam beberapa variasi putaran, yaitu : 1600, 1800, 2000, 2200, 2400, 2600 rpm.

3. Variasi Beban

Beban yang digunakan dalam pengujian ini ada 2 dua variasi beban, yakni : 3,5 kg dan 4,5 kg. Universitas Sumatera Utara 39

3.7 Pengamatan dan Tahap Pengujian

Parameter yang akan ditinjau dalam pengujian ini adalah : 1. Daya mesin P 2. Rasio udara bahan bakar AFR 3. Konsumsi bahan bakar spesifik sfc 4. Evisiensi Volumetris 5. Efisiensi thermal

3.8 Prosedur Pengujian

Prosedur pengujian dilakukan menjadi beberapa tahap, yaitu : 1. Pengujian mesin diesel tanpa magnet dan tanpa katalitik konverter menggunakan bahan bakar solar murni. 2. Pengujian mesin diesel menggunakan magnet 1 dan katalitik konverter berbahan bakar solar murni. 3. Pengujian mesin diesel menggunakan magnet 2 dan katalitik konverter berbahan bakar solar murni. 4. Pengujian mesin diesel menggunakan magnet 3 dan katalitik konverter berbahan bakar solar murni.

3.8.1 Prosedur Pengujian Nilai Kalor Bahan Bakar

Alat yang digunakan dalam pengukuran nilai kalor bahan bakar ini adalah alat uji “Bom Kalorimeter”. Peralatan yang digunakan meliputi : ● Kalorimeter, sebagai tempat air pendingin dan tabung bom ● Tabung bom, sebagai tempat pembakaran bahan bakar yang diuji. ● Tabung gas oksigen. Universitas Sumatera Utara 40 ● Alat ukur tekanan gas oksigen, untuk mengukur jumlah oksigen yang dimasukkan ke dalam tabung bom. ● Termometer, dengan akurasi pembacaan skala 0.01 C. ● Elektromotor yang dilengkapi pengaduk untuk mengaduk air pendingin. ● Spit, untuk menentukan jumlah volume bahan bakar. ● Pengatur penyalaan skalar, untuk menghubungkan arus listrik ke tangkai penyala pada tabung bom. ● Cawan, untuk tempat bahan bakar di dalam tabung bom. ● Pinset untuk memasang busur nyala pada tangkai, dan cawan pada dudukannya. Adapun tahapan pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Mengisi cawan bahan bakar dengan bahan bakar yang akan diuji. 2. Menggulung dan memasang kawat penyala pada tangkai penyala yang ada pada penutup bom. 3. Menempatkan cawan yang berisi bahan bakar pada ujung tangkai penyala, serta mengatur posisi kawat penyala agar berada tepat diatas permukaan bahan bakar yang berada didalam cawan dengan menggunakan pinset. 4. Meletakkan tutup bom yang telah dipasangi kawat penyala dan cawan berisi bahan bakar pada tabungnya serta dikunci dengan ring “O” sampai rapat. 5. Mengisi bom dengan oksigen 30 bar. 6. Mengisi tabung kalorimeter dengan air pendingin sebanyak 1250 ml. 7. Menempatkan bom yang telah terpasang kedalam tabung kalorimeter. 8. Menghubungkan tangkai penyala penutup bom ke kabel sumber arus listrik. 9. Menutup kalorimeter dengan penutupnya yang telah dilengkapi dengan pengaduk. 10. Menghubungkan dan mangatur posisi pengaduk pada elektromotor. Universitas Sumatera Utara 41 11. Menempatkan termometer melalui lubang pada tutup kalorimeter. 12. Menghidupkan elektromotor selama 5 lima menit kemudian membaca dan mencatat temperatur air pendingin pada termometer. 13. Menyalakan kawat penyala dengan menekan saklar. 14. Memastikan kawat penyala telah menyala dan putus dengan memperhatikan lampu indikator selama elektromotor terus bekerja. 15. Membaca dan mencatat kembali temperatur air pendingan setelah 5 lima menit dari penyalaan berlangsung. 16. Mematikan elektromotor pengaduk dan mempersiapkan peralatan untuk pengujian berikutnya. 17. Mengulang pengujian sebanyak 3 tiga kali berturut-turut. Gambar 3.8 Pengujian Bom Kalorimeter

3.8.2 Prosedur Pengujian Nilai Gauss Magnet

Alat yang digunakan dalam pengukuran nilai gauss magnet ini adalah alat uji “gaussmeter”. Adapun tahapan pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Menghidupkan Gaussmeter dengan menekan tombol onoff pada saklarnya. Universitas Sumatera Utara 42 2. Mengalibrasi alat dengan memasukkan ujung pen alat pada tempat kalibrasi yang tersedia. 3. Menempatkan ujung pen alat pada sisi dalam magnet. 4. Membaca dan mencatat nilai gaus yang terlihat di alat. 5. Mengiji dan mencatat nilai untuk setia magnetnya. Gambar 3.9 Gauss Meter

3.8.3 Prosedur Pengujian Performansi Mesin Diesel

Prosedur pengujian performansi motor dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Kalibrasi instrumentasi mesin diesel sebelum digunakan 2. Mengoperasikan mesin dengan cara memutar poros engkol mesin, kemudian memanaskan mesin selama 5-8 menit 3. Mengatur putaran mesin pada 1600 RPM menggunakan tuas kecepatan dan memastikan putaran mesin dengan melihat data analog pada instrumen. 4. Memasang magnet dan katalitik serta menentukan volume bahan bakar yang akan diuji. 5. Menghitung waktu konsumsi bahan bakar dan 56 ml. 6. Mengulang pengujian menggunakan variasi putaran yang berbeda 1600, 1800, 2000, 2200,2400,2600 rpm untuk variasi beban 3,5 kg dan 4,5 kg. Universitas Sumatera Utara 43 Mulai Untuk lebih ringkasnya prosedur pengujian performansi yang dilakukan dapat dilihat melalui melalui diagram alir di bawah ini : Gambar 3.10 Diagram Alir Pengujian Performansi Mesin  Mencatat torsi, tekanan udara dan temperatur gas buang yang dihasilkan mesin diesel, dan lamanya waktu menghabiskan 56 ml bahan bakar  Mengulang pengujian dengan beban dan putaran yang berbeda  Menganalisa data hasil pengujian Kesimpulan Selesai  Kalibrasi instrumentasi mesin diesel  Bahan bakar 56 ml  Beban 3,5 kg dan 4,5 kg  Atur putaran mesin : n rpm  Pengujian 1  Pengujian 2  Pengujian 3  Pengujian 4 Tidak Berhasil Berhasil Tidak Universitas Sumatera Utara 44 BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN

4.1 Hasil Pengujian Diesel Satu Silinder Tecquipment TD 111

Pengujiaan yang dilakukan adalah untuk membahas pengaruh besar medan magnet dan pemakaian katalitik konverter pada saluran buang mesin terhadap prestasi mesin diesel satu silinder TecQuipment TD 111. Pengujian dilakukan dengan pengambilan data yang diperoleh dari pembacaan langsung alat uji melalui instrumentasi dan perlengkapan TecQuipment TD 114 dan Dynamometer TecQuipment TD 115 MK II. Adapun data yang diambil selama pengujian antara lain :  Putaran rpm, melalui tachometer.  Torsi N.m, melalui torquemeter.  Waktu untuk menghabiskan 56 ml bahan bakar s, melalui pembacaan stopwatch.  Tinggi Kolom Udara mm H2O melalui pembacaan air flow manometer.  Temperatur gas buang o C, melalui pembacaan exhaust temperaturemeter. Pengujian dilakukan pada asumsi kondisi standard yaitu :  Specific gravity bahan bakar diesel = 0,84 Tecquipment, 2000  Tekanan ambien = 100 kPa  Temperatur ambien = 27 o C  Densitas udara = 1,181 kgm 3 pulkrabek, 1997 Pengujian yang pada mesin diesel satu silinder TecQuipment TD 111 dilakukan dengan 6 variasi putaran, 3 variasi magnet, dan 2 variasi beban yakni 3,5 kg dan 4,5 kg. Universitas Sumatera Utara 45

4.1.1 Hasil Pengujian Tanpa Magnet dan Katalitik Konverter

Hasil pengujian tanpa magnet dan tanpa katalitik konverter pada saluran buang mesin diesel satu silinder TecQuipment TD 111 dengan 6 variasi putaran dan 2 variasi beban yakni 3,5 kg dan 4,5 kg adalah seperti tabel 4.1 di bawah berikut ini : Tabel 4.1 Data hasil pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter TANPA MAGNET DAN TANPA KATALITIK KONVERTER PENGUJIAN 1 NO BEBAN PUTARAN TORSI VOLUME WAKTU TEKANAN UDARA T. GAS BUANG Kg N T Vf tf mmH2O °celcius Rpm Nm mL detik 1 3,5 Kg 1600 6,6 56 860 8,5 150 2 1800 7,1 56 775 9,5 155 3 2000 8,3 56 671 11 160 4 2200 9,6 56 602 13 175 5 2400 11,3 56 480 16,5 210 6 2600 11,8 56 426 18,5 220 NO BEBAN PUTARAN TORSI VOLUME WAKTU TEKANAN UDARA T. GAS BUANG Kg N T Vf tf mmH2O °celcius Rpm Nm mL detik 1 4,5 Kg 1600 11,4 56 795 9 160 2 1800 11,9 56 709 10,5 165 3 2000 12,3 56 628 12 170 4 2200 12,9 56 545 14 185 5 2400 13,5 56 494 15,5 205 6 2600 14,2 56 433 18 230 Universitas Sumatera Utara 46

4.1.2 Hasil Pengujian Magnet 1 dan Katalitik Konverter

Hasil pengujian dengan menggunakan magnet 1 dan katalitik konverter pada saluran buang mesin diesel satu silinder TecQuipment TD 111 dengan 6 variasi putaran dan 2 variasi beban yakni 3,5 kg dan 4,5 kg adalah seperti tabel 4.2 di bawah berikut ini : Tabel 4.2 Data hasil pengujian magnet 1 dan katalitik konverter MAGNET 1 DAN KATALITIK KONVERTER PENGUJIAN 2 NO BEBAN PUTARAN TORSI VOLUME WAKTU TEKANAN UDARA T. GAS BUANG Kg N T Vf tf mmH2O °celcius Rpm Nm mL detik 1 3,5 Kg 1600 6,7 56 859 8,5 150 2 1800 7,1 56 772 9,5 155 3 2000 8,3 56 669 11 165 4 2200 9,4 56 600 13 170 5 2400 11,2 56 475 16,5 200 6 2600 11,7 56 421 18,5 215 NO BEBAN PUTARAN TORSI VOLUME WAKTU TEKANAN UDARA T. GAS BUANG Kg N T Vf tf mmH2O °celcius Rpm Nm mL detik 1 4,5 Kg 1600 11,4 56 788 9 150 2 1800 11,8 56 700 10,5 160 3 2000 12,2 56 617 12 170 4 2200 12,8 56 537 13,5 180 5 2400 13,3 56 490 15 200 6 2600 14,1 56 427 18 225 Universitas Sumatera Utara 47

4.1.3 Hasil Pengujian Magnet 2 dan Katalitik Konverter

Hasil pengujian dengan menggunakan magnet 2 dan katalitik konverter pada saluran buang mesin diesel satu silinder TecQuipment TD 111 dengan 6 variasi putaran dan 2 variasi beban yakni 3,5 kg dan 4,5 kg adalah seperti tabel 4.3 di bawah berikut ini : Tabel 4.3 Data hasil pengujian magnet 2 dan katalitik konverter MAGNET 2 DAN KATALITIK KONVERTER PENGUJIAN 3 NO BEBAN PUTARAN TORSI VOLUME WAKTU TEKANAN UDARA T. GAS BUANG Kg N T Vf tf mmH2O °celcius Rpm Nm mL detik 1 3,5 Kg 1600 6,7 56 869 8,5 150 2 1800 7,2 56 780 9,5 155 3 2000 8,3 56 684 11 165 4 2200 9,6 56 613 13 170 5 2400 11,3 56 490 16,5 200 6 2600 11,8 56 433 18,5 215 NO BEBAN PUTARAN TORSI VOLUME WAKTU TEKANAN UDARA T. GAS BUANG Kg N T Vf tf mmH2O °celcius Rpm Nm mL detik 1 4,5 Kg 1600 11,5 56 815 9 150 2 1800 12 56 722 10,5 160 3 2000 12,4 56 639 12 170 4 2200 12,9 56 560 14 180 5 2400 13,5 56 506 15,5 200 6 2600 14,2 56 445 18 225 Universitas Sumatera Utara 48

4.1.4 Hasil Pengujian Magnet 3 dan Katalitik Konverter

Hasil pengujian dengan menggunakan magnet 3 dan katalitik konverter pada saluran buang mesin diesel satu silinder TecQuipment TD 111 dengan 6 variasi putaran dan 2 variasi beban yakni 3,5 kg dan 4,5 kg adalah seperti tabel 4.4 di bawah berikut ini : Tabel 4.4 Data hasil pengujian magnet 3 dan katalitik konverter MAGNET 3 DAN KATALITIK KONVERTER PENGUJAIAN 4 NO BEBAN PUTARAN TORSI VOLUME WAKTU TEKANAN UDARA T. GAS BUANG Kg N T Vf tf mmH2O °celcius Rpm Nm mL detik 1 3,5 Kg 1600 6,8 56 880 9 145 2 1800 7,3 56 789 10 155 3 2000 8,5 56 687 11,5 160 4 2200 9,8 56 615 13,5 170 5 2400 11,5 56 492 17 200 6 2600 11,9 56 441 18,5 210 NO BEBAN PUTARAN TORSI VOLUME WAKTU TEKANAN UDARA T. GAS BUANG Kg N T Vf tf mmH2O °celcius Rpm Nm mL detik 1 4,5 Kg 1600 11,6 56 820 9,5 155 2 1800 12,1 56 729 11 160 3 2000 12,4 56 650 12,5 170 4 2200 13 56 567 14,5 180 5 2400 13,7 56 510 16 205 6 2600 14,3 56 449 18,5 220 Universitas Sumatera Utara 49

4.2 Nilai Kalor Bahan Bakar

Nilai kalor dari bahan bakar yang digunakan dalam percobaan adalah nilai kalor bahan bakar solar. Untuk mendapat nilai kalor bahan bakar tersebut dilakukan pengujian “ Bom Kalorimeter”. Data yang diperoleh dari pengujian tersebut berupa nilai temperatur air pendingin sebelum dan sesudah penyalaan yakni T 1 dan T 2 . Menghitung nilai kalor bahan bakar tersebut digunakan persamaan berikut : HHV Solar = T 2 -T 1 -T kp x Cv kJkg Dimana : HHV = Nilai Kalor Atas High Heating Value LHV = Nilai pembakaran rendah Low Heating Value T 1 = Temperatur air pendingin sebelum penyalaan ° C T 2 = Temperatur air pendingin setelah penyalaan ° C T kp = Kenaikan temperatur kawat penyala ≈ 0,05 ° C Cv = Panas jenis bom kalorimeter 73529,6 kJkg. ° C Gambar 4.1 Bahan Bakar yang dicari nilai kalornya Universitas Sumatera Utara 50 Pengujian ini dilakukan sebanyak lima kali untuk mendapatkan nilai kalor rata- rata. Nilai kalor pertama yang di peroleh adalah : T 1 = 26,19 o C T 2 = 26,89 o C , maka : HHV Solar = T 2 -T 1 -T kp x Cv = 26,89 o C - 26,19 o C – 0,05 o C x 73529,6 KJKg = 47794,240 KJKg LHV Solar = HHV – 3240 = 47794,240 KJKg – 3240 = 44554,240 KJKg Dari data temperatur air pendingin sebelum dan sesudah penyalaan kita lakukan perhitungan seperti perhitungan pertama. Cara perhitungan yang digunakan untuk mendapatkan nilai kalor dari pengujian pertama tersebut dilakukan juga untuk pengujian yang kedua sampai kelima. Setelah diperoleh perhitungan untuk tiap pengujiannya, berikut ini hasil perhitungan bisa dilihat pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Data hasil pengujian dan perhitungan nilai kalor bahan bakar solar pada Bom Kalorimeter Bahan Bakar Pengujian T 1 o C T 2 o C HHV KjKg LHV KjKg LHV RATA- RATA KjKg Solar 1 26,19 26,89 47794,240 44554,240 42642,47040 2 26,93 27,60 45588,352 42348,352 3 27,55 28,20 44117,760 40877,760 4 27,70 28,36 44853,056 41613,056 5 28,18 28,87 47058,944 43818,944 Universitas Sumatera Utara 51

4.3 Daya