51
4.3 Daya
Besarnya daya yang terjadi pada masing-masing pengujian dengan menggunakan variasi beban dan putaran dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut :
P
B
= Dimana
: P
B
= Daya keluaran kW N
= Putaran mesin rpm T
= Torsi Nm
Menghitung daya mesin diesel satu silinder TecQuipment TD 111 tanpa menggunakan magnet dan katalitik konverter dengan pembebanan statis 3,5 kg
menggunakan bahan bakar Solar pada putaran 1600 rpm dapat kita lakukan dengan persamaan dibawah :
Daya P
B
= =
= 1105 W = 1,105 kW
Untuk mendapatkan daya masing-masing variasi putaran, pembebanan dan penggunaaan variasi magnet serta katalitik dapat dengan menggunakan metode
perhitungan yang sama. Besar daya yang didapat dengan metode yang sama dapat kita lihat pada tabel 4.6 di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
52
Tabel 4.6 Daya hasil perhitungan
BEBAN PUTARAN
MESIN DAYA kW
kg rpm
TANPA MAGNET DAN KATALITIK MAGNET
1 MAGNET
2 MAGNET
3
3,5 1600
1,105 1,122
1,122
1,139
1800 1,338
1,338 1,356
1,375 2000
1,737 1,737
1,737 1,779
2200 2,211
2,165 2,211
2,257 2400
2,839 2,813
2,839 2,889
2600 3,211
3,184 3,211
3,238
4,5 kg 1600
1,909 1,909
1,926 1,943
1800 2,242
2,223 2,261
2,28 2000
2,575 2,554
2,596 2,596
2200 2,97
2,947 2,97
2,993 2400
3,391 3,341
3,391 3,441
2600 3,864
3,837 3,864
3,892
Pada pembebanan statis 3,5 kg tabel 4.6, daya terendah mesin diperoleh
pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter pada putaran mesin 1600 rpm yaitu sebesar 1,105 kW. Sedangkan daya tertinggi mesin
diperoleh pada pengujian dengan menggunakan magnet 3 dan katalitik konverter pada putaran mesin 2600 rpm sebesar 3,238 kW.
Pada pembebanan statis 4,5 kg tabel 4.6, daya terendah mesin diperoleh
pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter serta pada pengujian magnet 1 dan katalitik konverter pada putaran mesin 1600 rpm yaitu 1,909
kW. Sedangkan daya tertinggi mesin diperoleh pada pengujian dengan menggunakan magnet 3 dan katalitik konverter pada putaran mesin 2600
rpm sebesar 3,892 kW.
Universitas Sumatera Utara
53 Daya mesin diesel satu silinder TecQuipment TD 111 secara menyeluruh
dapat kita lihat pada gambar 4.2 dan gambar 4.3 berikut ini :
Gambar 4.2 Grafik Daya vs Putaran Mesin dengan beban 3,5 kg
Gambar 4.3 Grafik Daya vs Putaran Mesin dengan beban 4,5 kg
Universitas Sumatera Utara
54 Dari kedua grafik daya vs putaran mesin yang dapat dilihat pada gambar
4.2 dan 4.3 menunjukkan bahwa daya berbanding lurus dengan putaran semakin tinggi putaran maka daya akan semakin tinggi juga dan begitu juga sebaliknya.
Besar kecilnnya daya suatu mesin tergantung pada besar kecilnya torsi yang dihasilkan oleh mesin itu sendiri. Semakin besar torsi yang dihasilkan oleh
mesin, maka semakin besar pula daya mesin yang didapat, semakin kecil torsi maka daya juga semakin kecil. Selain itu torsi juga dipengaruhi oleh putaran
poros engkol yang dipengaruhi oleh dorongan piston di dalam mesin akibat suatu proses pembakaran yang terjadi. Semakin cepat poros engkol berputar maka akan
semakin besar torsi yang dihasilkan dan begitu juga dengan daya akan semakin besar. Pada pengujian ini proses pemakaian magnet atau proses magnetisasi bahan
bakar juga mempengaruhi besarnya daya mesin yang dihasilkan.
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Daya vs Putaran Tanpa Magnet dan Magnet 1 3,5kg
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Daya vs Putaran Tanpa Magnet dan Magnet 1 4,5 kg
Universitas Sumatera Utara
55 Berdasarkan gambar 4.4 dan 4.5 diperoleh kesimpulan :
Daya yang didapat dengan tanpa magnet dan katalitik konverter cenderung
lebih besar dibanding dengan menggunakan magnet 1 dan katalitik konverter, hal ini terjadi karena torsi yang dihasilkan dengan tanpa magnet
dan katalitik konverter lebih besar.
Pada pembebanan statis 3,5 kg gambar 4.4, daya terendah mesin diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter pada
putaran mesin 1600 rpm yaitu sebesar 1,105 kW. Sedangkan daya tertinggi mesin diperoleh pada pengujian dengan menggunakan magnet 1 dan
katalitik konverter pada putaran mesin 2600 rpm sebesar 3,211kW.
Pada pembebanan statis 4,5 kg gambar 4.5, daya terendah mesin diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter serta pada
pengujian magnet 1 dan katalitik konverter pada putaran mesin 1600 rpm yaitu 1,909 kW. Sedangkan daya tertinggi mesin diperoleh pada pengujian
dengan menggunakan tanpa magnet dan katalitik konverter pada putaran mesin 2600 rpm sebesar 3,864 kW.
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Daya vs Putaran Tanpa Magnet dan Magnet 2 3,5kg
Universitas Sumatera Utara
56
Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Daya vs Putaran Tanpa Magnet dan Magnet 2 4,5 kg
Berdasarkan gambar 4.6 dan 4.7 diperoleh kesimpulan :
Daya yang didapat dengan menggunakan magnet 2 dan katalitik konverter cenderung lebih besar dibanding dengan tanpa magnet dan katalitik
konverter, hal ini terjadi karena torsi yang dihasilkan dengan menggunakan magnet 2 dan katalitik konverter lebih besar.
Pada pembebanan statis 3,5 kg gambar 4.6, daya terendah mesin
diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter pada putaran mesin 1600 rpm yaitu sebesar 1,105 kW. Sedangkan daya
tertinggi mesin diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik, dan dengan menggunakan magnet 2 dan katalitik konverter pada putaran mesin
2600 rpm sebesar 3,211kW.
Pada pembebanan statis 4,5 kg gambar 4.7, daya terendah mesin diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter serta pada
pengujian magnet 1 dan katalitik konverter pada putaran mesin 1600 rpm yaitu 1,909 kW. Sedangkan daya tertinggi mesin diperoleh pada pengujian
dengan menggunakan tanpa magnet dan katalitik konverter yang sama dengan menggunakan magnet 2 dan katalitik konverter pada putaran mesin
2600 rpm sebesar 3,864 kW.
Universitas Sumatera Utara
57
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Daya vs Putaran Tanpa Magnet dan Magnet 3 3,5 kg
Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Daya vs Putaran Tanpa Magnet dan Magnet 3 4,5kg
Berdasarkan gambar 4.8 dan 4.9 diperoleh kesimpulan :
Daya yang didapat dengan menggunakan magnet 3 dan katalitik konverter lebih besar dibanding dengan tanpa magnet dan katalitik konverter, hal ini
terjadi karena torsi yang dihasilkan dengan menggunakan magnet 2 dan katalitik konverter lebih besar.
Pada pembebanan statis 3,5 kg gambar 4.8, daya terendah mesin
diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter pada putaran mesin 1600 rpm yaitu sebesar 1,105 kW. Sedangkan daya
tertinggi mesin diperoleh pada pengujian dengan menggunakan magnet 3 dan katalitik konverter pada putaran mesin 2600 rpm sebesar 3,238 kW.
Pada pembebanan statis 4,5 kg gambar 4.9, daya terendah mesin
diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter serta pada pengujian magnet 1 dan katalitik konverter pada putaran mesin 1600 rpm
yaitu 1,909 kW. Sedangkan daya tertinggi mesin diperoleh pada pengujian
Universitas Sumatera Utara
58 dengan menggunakan magnet 2 dan katalitik konverter pada putaran mesin
2600 rpm sebesar 3,892 kW.
4.4 Air Fuel Ratio AFR