73 dengan menggunakan magnet 3 dan katalitik konverter pada putaran mesin
2600 rpm sebesar 91,3 .
4.6 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik
Specific Fuel Consumption S
FC
Besarnya S
FC
yang terjadi pada masing-masing pengujian dengan menggunakan variasi beban dan putaran dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut :
Specific Fuel Consumption S
FC
=
gkWh
Dimana : = Aliran Massa Bahan Bakar kgjam
Untuk pengujian dengan pembebanan statis 3,5 kg tanpa menggunakan magnet dan katalitik konverter pada putaran mesin 1600 rpm, S
FC
didapat :
Specific Fuel Consumption S
FC
= =
= 178,2 gkWh
Metode perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui konsumsi bahan bakar spesifik kemudian diatas dapat diulang terhadap seluruh variasi pengujian
untuk mengetahui Konsumsi Bahan Bakar Spesifik setiap variasi pengujian yang ditampilkan dalam tabel 4.9 sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
74
Tabel 4.9
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik S
FC
hasil Perhitungan
BEBAN PUTARAN MESIN SFC
kg rpm
TANPA MAGNET DAN KATALITIK MAGNET
1 MAGNET
2 MAGNET
3
3,5 1600
178,2 175,7
173,7 169
1800 163,4
164 160,1
156,1 2000
145,3 145,7
142,5 138,5
2200 127,3
130,4 125
122 2400
124,3 126,7
121,8 119,1
2600 123,8
126,3 121,8
118 BEBAN PUTARAN MESIN
SFC kg
rpm TANPA MAGNET DAN KATALITIK
MAGNET 1
MAGNET 2
MAGNET 3
4,5 kg 1600
111,6 112,6
107,9 106,3
1800 106,5
108,8 103,7
101,9 2000
104,7 107,5
102,1 100,4
2200 104,6
107 101,8
99,77 2400
101,1 103,4
98,69 96,48
2600 101,2
103,4 98,48
96
Pada pembebanan statis 3,5 kg tabel 4.9, SFC terendah diperoleh pada
pengujian dengan menggunakan magnet 3 dan katalitik konverter pada putaran mesin 2600 rpm yaitu sebesar 118,0 gkWh. Sedangkan SFC
tertinggi diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter pada putaran mesin 1600 rpm sebesar 178,2 gkWh.
Pada pembebanan statis 4,5 kg tabel 4.9, SFC terendah diperoleh pada
pengujian dengan magnet 3 dan katalitik konverter pada putaran mesin 2600 rpm yaitu 96 gkWh. Sedangkan SFC tertinggi mesin diperoleh pada
pengujian 2 pada putaran mesin 1600 rpm sebesar 112,6 gkWh.
Universitas Sumatera Utara
75 Hasil perhitungan SFC mesin diesel satu silinder TecQuipment TD 111
secara menyeluruh dapat kita lihat pada gambar 4.27 dan gambar 4.28 berikut ini :
Gambar 4.27 Grafik SFC vs Putaran Mesin dengan beban 3,5 kg
Gambar 4.28 Grafik SFC vs Putaran Mesin dengan beban 4,5 kg
Universitas Sumatera Utara
76 Dari kedua grafik diatas kita bisa melihat bahwa kenaikan putaran selalu
berbanding terbalik dengan SFC yang dihasilkan untuk setiap veriasi pengujiannya. Besarnya SFC sangat dipengaruhi oleh massa aliran bahan bakar
yang digunakan dalam proses pembakaran, waktu konsumsi bahan bakar ini menjadi faktor utama dalam mempengaruhi massa bahan bakar yang masuk ke
dalam ruang bakar. Dalam hal ini terlihat pengaruh pemakaian magnet dan katalitik konverter. Pemakaian magnet dan katalitik konverter mempengaruhi
daya yang dihasilkan mesin serta juga waktu dalam konsumsi bahan bakar sehingga bisa dikatakan mempengaruhi sfc juga. Semakin besar daya maka
tentunya sfc akan semakin kecil.
Gambar 4.29 Grafik Perbandingan SFC vs Putaran Tanpa Magnet dan Magnet 1 3,5 kg
Gambar 4.30 Grafik Perbandingan SFC vs Putaran Tanpa Magnet dan Magnet 1 4,5 kg
Berdasarkan gambar 4.29 dan 4.30 diperoleh kesimpulan :
SFC yang didapat dengan menggunakan magnet 1dan katalitik konverter pengujian 2 cenderung lebih besar dibanding dengan tanpa magnet dan
katalitik konverter. Hal ini berarti pengujian 2 lebih boros
Universitas Sumatera Utara
77
Pada pembebanan statis 3,5 kg gambar 4.29, SFC terendah diperoleh pada pengujian dengan tanpa magnet dan katalitik konverter pada putaran
mesin 2600 rpm yaitu sebesar 123,8 gkWh. Sedangkan SFC tertinggi diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter pada
putaran mesin 1600 rpm sebesar 178,2 gkWh.
Pada pembebanan statis 4,5 kg gambar 4.30, SFC terendah diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter pada putaran mesin
2600 rpm yaitu 101,2 gkWh. Sedangkan SFC tertinggi mesin diperoleh pada pengujian dengan magnet 1 dan katalitik konverter pada putaran
mesin 1600 rpm sebesar 112,6 gkWh
Gambar 4.31 Grafik Perbandingan SFC vs Putaran Tanpa Magnet dan Magnet 2 3,5 kg
Gambar 4.32 Grafik Perbandingan SFC vs Putaran Tanpa Magnet dan Magnet 2 4,5 kg
Universitas Sumatera Utara
78 Berdasarkan gambar 4.31 dan 4.32 diperoleh kesimpulan :
SFC yang didapat dengan menggunakan magnet 2 dan katalitik konverter
lebih kecil dibanding dengan tanpa magnet dan katalitik konverter. Hal ini berarti pemakaian magnet dan katalitik konverter membuat SFC lebih
rendah.
Pada pembebanan statis 3,5 kg gambar 4.31, SFC terendah diperoleh pada pengujian dengan magnet 2 dan katalitik konverter pada putaran
mesin 2600 rpm yaitu sebesar 121,8 gkWh. Sedangkan SFC tertinggi diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter pada
putaran mesin 1600 rpm sebesar 178,2 gkWh.
Pada pembebanan statis 4,5 kg gambar 4.32, SFC terendah diperoleh pada pengujian dengan magnet 2 dan katalitik konverter pada putaran
mesin 2600 rpm yaitu 98,48 gkWh. Sedangkan SFC tertinggi mesin diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter pada
putaran mesin 1600 rpm sebesar 111,6 gkWh.
Gambar 4.33 Grafik Perbandingan SFC vs Putaran Tanpa Magnet dan Magnet 3 3,5 kg
Universitas Sumatera Utara
79
Gambar 4.34 Grafik Perbandingan SFC vs Putaran Tanpa Magnet dan Magnet 3 4,5 kg
Berdasarkan gambar 4.33 dan 4.34 diperoleh kesimpulan :
SFC yang didapat dengan menggunakan magnet 3 dan katalitik konverter lebih kecil dibanding dengan tanpa magnet dan katalitik konverter. Hal ini
berarti pemakaian magnet dan katalitik konverter membuat SFC lebih rendah.
Pada pembebanan statis 3,5 kg gambar 4.33, SFC terendah diperoleh
pada pengujian dengan magnet 3 dan katalitik konverter pada putaran mesin 2600 rpm yaitu sebesar 118 gkWh. Sedangkan SFC tertinggi
diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter pada putaran mesin 1600 rpm sebesar 178,2 gkWh.
Pada pembebanan statis 4,5 kg gambar 4.34, SFC terendah diperoleh
pada pengujian dengan magnet 3 dan katalitik konverter pada putaran mesin 2600 rpm yaitu 96 gkWh. Sedangkan SFC tertinggi mesin
diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter pada putaran mesin 1600 rpm sebesar 111,6 gkWh.
4.7 Efisiensi Termal