79
Gambar 4.34 Grafik Perbandingan SFC vs Putaran Tanpa Magnet dan Magnet 3 4,5 kg
Berdasarkan gambar 4.33 dan 4.34 diperoleh kesimpulan :
SFC yang didapat dengan menggunakan magnet 3 dan katalitik konverter lebih kecil dibanding dengan tanpa magnet dan katalitik konverter. Hal ini
berarti pemakaian magnet dan katalitik konverter membuat SFC lebih rendah.
Pada pembebanan statis 3,5 kg gambar 4.33, SFC terendah diperoleh
pada pengujian dengan magnet 3 dan katalitik konverter pada putaran mesin 2600 rpm yaitu sebesar 118 gkWh. Sedangkan SFC tertinggi
diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter pada putaran mesin 1600 rpm sebesar 178,2 gkWh.
Pada pembebanan statis 4,5 kg gambar 4.34, SFC terendah diperoleh
pada pengujian dengan magnet 3 dan katalitik konverter pada putaran mesin 2600 rpm yaitu 96 gkWh. Sedangkan SFC tertinggi mesin
diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter pada putaran mesin 1600 rpm sebesar 111,6 gkWh.
4.7 Efisiensi Termal
Besarnya efisiensi termal yang terjadi pada masing-masing pengujian dengan menggunakan variasi beban dan putaran mesin dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :
Efisiensi termal =
Universitas Sumatera Utara
80 Laju panas yang masuk dapat dihitung dengan rumus berikut :
Qf = kW
η
b
= × 100
Dimana : = Efisiensi Termal Mesin
= Daya kW Qf
= Laju Panas Masuk KW = Aliran Massa Bahan Bakar kgjam
= Nilai Kalor Bahan Bakar kJkg
Untuk pengujian dengan pembebanan statis 3,5 kg tanpa menggunakan magnet dan katalitik konverter pada putaran mesin 1600 rpm.
Efisiensi Termal didapat dengan persamaan berikut ini : Qf =
= 9,759 kW
Efisiensi Termal = × 100
=
x 100
= 11,32
Metode perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui Efisiensi Termal kemudian metode diatas dapat diulang terhadap seluruh variasi pengujian untuk
mengetahui Efisiensi Termal setiap variasi pengujian yang ditampilkan dalam tabel 4.10 sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
81
Tabel 4.10 Efisiensi Termal hasil Perhitungan
BEBAN PUTARAN MESIN
EFISIENSI TERMAL kg
rpm TANPA MAGNET DAN KATALITIK
MAGNET 1
MAGNET 2
MAGNET 3
3,5 1600
11,326 11,484
11,618 11,940
1800 12,352
12,304 12,607
12,929 2000
13,891 13,850
14,160 14,565
2200 15,856
15,474 16,146
16,536 2400
16,234 15,923
16,573 16,935
2600 16,299
15,972 16,567
17,016 BEBAN
PUTARAN MESIN EFISIENSI TERMAL
kg rpm
TANPA MAGNET DAN KATALITIK MAGNET
1 MAGNET
2 MAGNET
3
4,5 kg 1600
18,084 17,925
18,702 18,980
1800 18,940
18,542 19,449
19,801 2000
19,266 18,775
19,763 20,104
2200 19,329
18,859 19,820
20,223 2400
19,961 19,506
20,446 20,913
2600 19,97
19,522 20,489
20,945
Pada pembebanan statis 3,5 kg tabel 4.10, Efisiensi Termal terendah
diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter pada putaran mesin 1600 rpm yaitu sebesar 11,326 . Sedangkan Efisiensi
Termal tertinggi diperoleh pada pengujian menggunakan magnet 3 dan katalitik konverter pada putaran mesin 2600 rpm sebesar 17,016 .
Pada pembebanan statis 4,5 kg tabel 4.10, Efisiensi Termal terendah
diperoleh pada pengujian magnet 1 dan katalitik konverter pada putaran mesin 1600 rpm yaitu 17,925 . Sedangkan Efisiensi Termal tertinggi
mesin diperoleh pada pengujian magnet 3 dan katalitik konverter pada putaran mesin 2600 rpm sebesar 20,945 .
Hasil perhitungan Efisiensi Termal mesin diesel satu silinder TecQuipment TD 111 secara menyeluruh dapat kita lihat pada gambar 4.35 dan
gambar 4.36 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
82
Gambar 4.35 Grafik Efisiensi Termal vs Putaran Mesin dengan beban 3,5 kg
Gambar 4.36 Grafik Efisiensi Termal vs Putaran Mesin dengan beban 4,5 kg
Dari kedua grafik diatas kita bisa melihat bahwa kenaikan putaran relatif berbanding lurus dengan kenaikan
Efisiensi Termal
yang dihasilkan untuk setiap variasi pengujiannya. Pada variasi pengujian 3 dan 4 yaitu penggunaan magnet 2
Universitas Sumatera Utara
83 dan 3 serta katalitik konverter diperoleh nilai efisiensi termal menjadi lebih tinggi
daripada tanpa menggunakan magnet dan katalitik konverter, berbeda dengan menggunakan magnet 1 dan katalitik konverter yang bahkan menjadi lebih
rendah. Efisiensi Termal mesin diharapkan menjadi lebih tinggi , jadi dari hal ini dapat kesimpulan bahwa penggunaan magnet 2 dan 3 serta katalitik mempunyai
dampak yang positif terbadap performansi mesin.
Gambar 4.37 Grafik perbandingan Efisiensi Termal vs Putaran Tanpa Magnet dan Magnet 1 3,5 kg
Gambar 4.38 Grafik perbandingan Efisiensi Termal vs Putaran Tanpa Magnet dan Magnet 1 4,5 kg
Berdasarkan gambar 4.37 dan 4.38 diperoleh kesimpulan :
Efisiensi Termal
yang didapat dengan menggunakan magnet 1 dan katalitik konverter relatif lebih kecil dibanding dengan tanpa magnet dan katalitik
konverter. Hal ini berarti pemakaian magnet 1 dan katalitik konverter membuat efisiensi termalnya lebih rendah.
Universitas Sumatera Utara
84
Pada pembebanan statis 3,5 kg gambar 4.37, Efisiensi Termal terendah diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter pada
putaran mesin 1600 rpm yaitu sebesar 11,326 . Sedangkan Efisiensi Termal tertinggi diperoleh pada pengujian tanpa menggunakan magnet dan
katalitik konverter pada putaran mesin 2600 rpm sebesar 16,229 .
Pada pembebanan statis 4,5 kg gambar 4.38, Efisiensi Termal terendah diperoleh pada pengujian menggunakan magnet 1 dan katalitik konverter
pada putaran mesin 1600 rpm yaitu 17,925 . Sedangkan Efisiensi Termal tertinggi mesin diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik
konverter pada putaran mesin 2600 rpm 19,970 .
Gambar 4.39 Grafik perbandingan Efisiensi Termal vs Putaran Tanpa Magnet dan Magnet 2 3,5 kg
Gambar 4.40 Grafik perbandingan Efisiensi Termal vs Putaran Tanpa Magnet dan Magnet 2 4,5 kg
Pada pembebanan statis 3,5 kg gambar 4.39, Efisiensi Termal terendah
diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter pada putaran mesin 1600 rpm yaitu sebesar 11,326 . Sedangkan Efisiensi
Universitas Sumatera Utara
85 Termal tertinggi diperoleh pada pengujian dengan menggunakan magnet 2
dan katalitik konverter pada putaran mesin 2600 rpm sebesar 16,567 .
Pada pembebanan statis 4,5 kg gambar 4.40, Efisiensi Termal terendah diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter pada
putaran mesin 1600 rpm yaitu 18,084. Sedangkan Efisiensi Termal tertinggi mesin diperoleh pada pengujian dengan magnet 2 dan katalitik
konverter pada putaran mesin 2600 rpm sebesar 20,489 .
Gambar 4.41 Grafik perbandingan Efisiensi Termal vs Putaran Tanpa Magnet dan Magnet 3 3,5 kg
Gambar 4.42 Grafik perbandingan Efisiensi Termal vs Putaran Tanpa Magnet dan Magnet 3 4,5 kg
Pada pembebanan statis 3,5 kg gambar 4.41, Efisiensi Termal terendah
diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter pada putaran mesin 1600 rpm yaitu sebesar 11,326. Sedangkan Efisiensi
Universitas Sumatera Utara
86 Termal tertinggi diperoleh pada pengujian dengan magnet 3 dan katalitik
konverter pada putaran mesin 2600 rpm sebesar 17,016 .
Pada pembebanan statis 4,5 kg gambar 4.42, Efisiensi Termal terendah diperoleh pada pengujian tanpa magnet dan katalitik konverter pada
putaran mesin 1600 rpm yaitu 18,084 . Sedangkan Efisiensi Termal tertinggi mesin diperoleh pada pengujian dengan magnet 3 dan katalitik
konverter pada putaran mesin 2600 rpm sebesar 20,945 .
4.8 Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar Tanpa Menggunakan Magnet