2.3. Osteoartrititis 2.3.1. Definisi Osteoartritis
Osteoartritis OA yang di definisikan oleh American College of Rheumatology ACR merupakan kumpulan kondisi yang berpengaruh pada sendi
dengan tanda dan gejala berhubungan dengan rusaknya integritas kartilago artikular Marpaung, 2010. Menurut Soeroso OA merupakan penyakit sendi
degenerative yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi vertebra, panggul, lutut, dan pergelangan kaki paling sering terkena OA Soeroso, 2009. Diketahui
bahwa OA diderita oleh 151 juta jiwa diseluruh dunia dan mencapai 24 juta jiwa di kawasan asia tenggara Suhendriyo, 2014. Untuk di Indonesia prevalensi
Osteoarthritis jumlahnya tidak diketahui dengan pasti namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Zeng QY et al prevalensi penyakit rematik di Indonesia mencapai
23,6 sampai 31,3 dimana 50 - 60 penyakit rematik tersebut adalah OA Nainggolan, 2009.
2.3.2. Patogenesis Osteoartritis
Patogenesis OA saat ini diyakini tidak hanya proses degeneratif saja namun juga melibatkan berbagai unsur dalam proses inflamasi terutama sinovitis
serta keterlibatan subkondral . Oleh karenanya manifestasi klinis OA tidak nyeri, namun juga kekakuan sendi, dan gangguan pergerakan Marpaung, 2010.
Jika kerusakan terjadi pada kartilago sendi, integritas permukaan sendi dan hubungan antara serabut serabut kolagen dalam matriks akan hilang. Kerusakan
matriks akan menghasilkan peningkatan tekan osmotik, selanjutnya akan makin merusak matriks kolagen dan perangkat mekanis kartilago. Osteofit dan sklerosis
subkondral pada OA diperkirakan merupakan cara kompensasi tubuh atas hilangnya kartilago Nainggolan, 2009 .
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3. Patogenesis Osteoartritis Sumber : The lancet seminars
Menurut Soeroso 2009 berdasarkan patogenesisnya osteoartritis dibedakan menjadi dua yaitu: OA primer dan OA sekunder. Osteartritis primer
disebut juga OA idiopatik primer yang penyebabnya tidak diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada
sendi. OA sekunder adalah OA yang didasari oleh adanya kelainan endokrin inflamasi, metabolik, pertumbuhan, herediter, jejas mikro dan makro serta
imobilisasi yang terlalu lama.
2.3.3. Manifestasi Klinis Osteoartritis
Menurut soeroso 2009 Manifestasi klinis dari OA adalah : Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama yang membawa pasien datang kedokter .nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit
berkurang dengan istirahat . Nyeri pada OA juga dapat berupa penjalaran atau akibat radikulopati, misalnya pada OA servikal dan lumbal.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Hambatan gerakan sendi Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-
pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri. Kaku pagi
Pada beberapa pasien nyeri atau kaku sendi dapat timbul setelah imobillitas , seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu yang cukup
lama atau bahkan setelah bangun tidur. Krepitasi
Krepitasi adalah Rasa gemeretakkadang-kadang dapat terdengar pada sendi yamg sakit.krepitasi ini terjadi akibat pergesekan kedua sendi
yang mengalami OA saat bergerak. Pembesaran sendi deformitas
Pasien mungkin menunjukan bahwa salah satu sendinyasering kali terlihat di lutut atau tangan secara pelan-pelan membesar.
Perubahan gaya berjalan Gejala ini merupakan gejala yang menyusahkan pasien. Hampir
semua pasien OA pergelangan kaki, tumit, lutut, atau panggung berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi
sendi yang lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien OA yang umumnya berusia tua.
2.3.4. Penegakan Diagnosis