Penegakan Diagnosis Pemeriksaan Diagnostik

 Hambatan gerakan sendi Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan- pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.  Kaku pagi Pada beberapa pasien nyeri atau kaku sendi dapat timbul setelah imobillitas , seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu yang cukup lama atau bahkan setelah bangun tidur.  Krepitasi Krepitasi adalah Rasa gemeretakkadang-kadang dapat terdengar pada sendi yamg sakit.krepitasi ini terjadi akibat pergesekan kedua sendi yang mengalami OA saat bergerak.  Pembesaran sendi deformitas Pasien mungkin menunjukan bahwa salah satu sendinyasering kali terlihat di lutut atau tangan secara pelan-pelan membesar.  Perubahan gaya berjalan Gejala ini merupakan gejala yang menyusahkan pasien. Hampir semua pasien OA pergelangan kaki, tumit, lutut, atau panggung berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien OA yang umumnya berusia tua.

2.3.4. Penegakan Diagnosis

Penegakan diagnosis OA dilakukan dari anamnesa , pemeriksaan fisik dan pemeriksaan radiologi serta pemeriksaan laboratorium. Berdasarkan buku panduan pelayanan medis-PAPDI penegakan OA dibagi secara 3 bagian besar yaitu :  Penegakan diagnosa OA sendi lutut : 1. Nyeri lutut , dan 2. Salah satu dari tiga kriteria berikut : a.Usia lebih dari 50 tahun b.Kaku sendi 30 menit c.Krepitasi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara  Penegakan diagnosa sendi tangan 1. Nyeri tangan atau kaku , dan 2. Tiga dari empat kriteria berikut : a.Pembesaran jaringan keras dari dua atau lebih dari sepuluh sendi tangan tertentu DIP II dan III kiri dan kanan , CMC I kiri dan kanan b.Pembesaran jaringan keras dari dua atau lebih sendi DIP c.Pembengkakan pada 3 sendi MCP d.deformitas pada minimal satu dari sepuluh sendi tangan tertentu  Penegakan diagnosa sendi pinggul 1. Nyeri pinggul , dan 2. Minimal dua dari criteria berikut : a.LED 20 mmjam b.Radiologi:terdapat osteofit oada femur atau asetabulum c.Radilogi :terdapat penyempitan celah sendi Superior , aksial , atau medial .

2.3.5. Pemeriksaan Diagnostik

Diagnostik OA biasanya didasarkan pada gambaran klinis dan radiologi serta pemeriksaan laboratorium Seoroso, 2009. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat tentang pemeriksaan radiografi dan laboratorium pada OA.  Pemeriksaan radiografi Pada sebagian kasus , radiografi pada sendi yang terkena OA sudah cukup memberikan gambaran diagnostik yang lebih canggih. Gambaran radiografis sendi yang menyokong diagnostik OA adalah: a. Penyempitan celah sendi yang sering kali asimetris b. Peningkatan densitas atau sklerosis tulang subkontra c. Kista tulang d. Osteofit pada sendi e. Perubahan sruktur anatomi pada sendi. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Berdasarkan perubahan-perubahan radiografi diatas, secara radiografi OA dapat digradasi menjadi ringan berdasarkan kriteria Kellgren-Lawrence. Gambar 2.4. Derajat Kerusakan Sendi pada OA berdasarkan kriteria Kellgren- Lawrence Sumber : Medscape, 2013  Pemeriksaan laboratorium Hasil pemeriksaan laboratorium pada OA biasanya tidak banyak berguna . Darah tepi Hemoglobin, leukosit, laju endap darah dalam batas normal, kecuali OA generalisata yang harus dibedakan dengan artritis peradangan. Pemeriksaan immunologi ANA, faktor rheumatoid, dan komplemen juga normal. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.3.6. Tatalasaksana Osteoartritis