Analisis Wacana Tanda Baca

9 baca saja dan hanya membahas pada tanda baca titik, tanda baca koma, tanda baca tanya, tanda baca seru, tanda baca kurung, tanda baca titik dua, dan tanda baca petik dua.

2.2 Konsep

Menurut Singarimbun dan Effendi 2011:33 pengertian konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan. Dalam merumuskan kita harus dapat menjelaskannya sesuai dengan maksud kita memakainya. Berikut ini adalah konsep tentang analisis wacana, tanda baca, tanda baca dalam bahasa Mandarin yang akan dijelaskan secara singkat.

2.2.1 Analisis Wacana

Menurut Tesis Nuraini Fatimah 2009 “istilah wacana digunakan oleh para linguis Indonesia sebagai terjemahan dari istilah bahasa Inggris yaitu discourse. Dari istilah itu lahirlah istilah analisis wacana discourse analysis.” Stubbs 1984:1 mengungkapkan: “Analisis Wacana merujuk pada upaya mengkaji pengaturan bahasa di atas klausa dan kalimat, dan karenanya juga mengkaji satuan-satuan kebahasaan yang lebih luas, seperti pertukaran percakapan atau bahasa tulisan. Konsenkuensinya, analisis wacana juga memperhatikan bahasa pada waktu digunakan dalam konteks sosial, khususnya interaksi antarpenutur.” 10 Selanjutnya Stubbs 1984:7 menyatakan, “However it has become increasingly clear that a coherent view of language, ingluding syntax must take account of discourse phenomena”. Analisis wacana menggunakan aturan-aturan atau batasan-batasan bahasa. Aturan-aturan itu termasuk sintaksis atau tata kalimat dan harus memperhatikan fenomena dari wacana. Sependapat dengan pendapat diatas, Suwandi 2008:145 mengemukakan bahwa analisis wacana pada hakikatnya merupakan kajian tentang fungsi bahasa atau penggunaan bahasa sebagai sarana komunikasi.

2.2.2 Tanda Baca

Nafiah 1981:12 menyatakan bahwa tanda baca adalah alat bantu berupa tanda-tanda baca yang digunakan untuk memperjelas maksud dan tujuan yang terkandung dalam bahasa itu sendiri. Tanpa adanya tanda baca, suatu bahasa akan sangat sulit menduduki dirinya sebagai sarana komunikasi yang paling efektif. Akhadiah 1992:1 menegaskan bahwa tanda baca di dalam bahasa tulis dapat dipakai sebagai alat pengganti yaitu tanda baca dapat menggantikan unsur- unsur non bahasa dalam batas-batas tertentu seperti mimik. jeda, lagu, intonasi, dan aksen yang terdapat dalam bahasa lisan, sehingga gagasan atau pesan yang disampaikan mudah dimengerti oleh pembaca. KBBI menyatakan: “ tanda baca adalah tan·da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah tampak -- nya; 3 bukti: itulah -- bahwa mereka tidak mau bekerja sama; 4 pengenal; lambang: kontingen Indonesia mengenakan – Garuda Pancasila; 5 petunjuk; -- baca tanda yang dipakai dl sistem ejaan seperti titik, koma, titik dua.” 11

2.2.3 Tanda Baca dalam Bahasa Mandarin