1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Dengan bahasa kita dapat mengetahui informasi yang kita butuhkan dan juga
menyampaikan ide dan gagasan. Oleh sebab itu, kita harus mampu menguasai bahasa dan elemen-elemennya, seperti kosa kata, struktur dan lain sebagainya.
Bahasa juga merupakan hal yang tidak akan pernah terpisahkan dari manusia, karena bahasa merupakan alat atau sarana yang kita pakai untuk membentuk
pikiran dan perasaan. Wibowo 2001:3 menyatakan, “Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang
bermakna dan berartikulasi dihasilkan oleh alat ucap yang bersifat arbitrer berubah-ubah dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh
sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.” Sesuai dengan pernyataan pada kutipan di atas bahwa bunyi suara yang diucapkan oleh penutur
asli bangsa Cina adalah termasuk ke dalam bahasa. Syamsuddin 1986:2 menegaskan, “Pengertian bahasa terbagi atas dua,
yaitu pertama sebagai alat yang dipakai untuk membentuk pikiran, dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan
dipengaruhi; dan kedua sebagai tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga bangsa, tanda yang jelas dari
budi kemanusiaan.”
Dari pendapat para ahli bahasa di atas, dapat dipahami bahwa bahasa memiliki peranan antara lain dalam membentuk pengalaman sehubungan dengan
tanggapan terhadap dunia secara simbolik, menjadi alat yang menyertai dan membentuk proses berfikir, mengolah gagasan serta menjadi alat penyampai
gagasan lewat kegiatan komunikasi. Untuk dapat berkomunikasi diperlukanlah
2
alat, media penghubung, media sarana, dan dalam hal ini adalah bahasa. Dengan mempergunakan bahasa, seseorang dapat berbicara dengan orang lain untuk dapat
dipahami dan dimengerti. Masyarakat Indonesia memiliki banyak bahasa. Selain bahasa daerah dan
bahasa Indonesia juga terdapat bahasa-bahasa asing misalnya: bahasa Mandarin, bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Jerman, bahasa Jepang, dan bahasa Belanda.
Bahasa-bahasa itu digunakan sebagai alat komunikasi yang memiliki kekhasan masing-masing sehingga dapat digunakan untuk membedakan antar bahasa
tersebut. Setiap negara memiliki bahasa resminya sendiri yang kemudian menjadi
bahasa pemersatu dan menjadi salah satu identitas dari bangsa dan negara tersebut, sama seperti bahasa Mandarin. Bahasa Mandarin adalah bahasa resmi yang
dipakai oleh negara Cina. Suharsono 2005:1 menyatakan, “bahasa Mandarin adalah bahasa utama Cina dan merupakan salah satu bahasa paling popular dan
paling berkembang di dunia.” Felicia Hao 2011 dalam artikelnya yang berjudul Sejarah Bahasa
MandarinTionghoa menyatakan; “bahasa Mandarin atau disebut juga sebagai bahasa Cina atau bahasa
Tionghoa adalah bahasa resmi yang digunakan oleh negara Cina, dan juga menjadi salah satu dari empat bahasa resmi Singapura, serta menjadi salah
satu dari enam bahasa resmi PBB. Sekitar seperlima penduduk dunia adalah pengguna bahasa Mandarin sebagai penutur asli, maka dapatlah
dikatakan bahwa bahasa Mandarin merupakan bahasa dengan jumlah penutur asli terbanyak di dunia. Bahasa Mandarin adalah bahasa yang
merupakan bagian dari kelompok Thai-Cina dalam rumpun bahasa Sino- Tibet. Kelompok Thai dan Cina dibedakan atas dua subkelompok, yakni
Thai dan Cina. Bahasa Mandarin merupakan bahasa utama dalam subkelompok Cina. ”
Dalam proses belajar dan mengajar bahasa Mandarin, biasanya diajarkan
tentang pengucapan, tulisan, kosa kata serta tatabahasa. Dalam menganalisis tata
3
bahasa, morfem, kata, gabungan kata, dan kalimat merupakan bagian dari tata bahasa yang perlu di analisis.
Kata adalah gabungan dari morfem yang mempunyai arti. Morfem terdiri atas dua bagian besar, yaitu bebas dan terikat. Kata digunakan untuk
menyampaikan pesan kepada pendengar dalam bentuk kalimat, sedangkan kalimat adalah susunan kata-kata teratur yang mempunyai arti dan berisi pikiran
yang lengkap. Sebuah kalimat yang efektif harus mempunyai tanda baca yang jelas, kalimat tanpa tanda baca dapat dikatakan tidak mempunyai makna.
Tarigan 1987:27 mengungkapkan, “wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan kohesi
dan koherensi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis.” Wacana dikatakan lengkap
karena terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang dapat dipahami oleh pembaca tanpa keraguan apapun. Sebuah wacana juga harus menggunakan
tanda baca yang benar, agar mudah dipahami oleh pembaca. Tanpa adanya tanda baca, suatu bahasa akan sangat sulit untuk di mengerti oleh sipendengar.
Penggunaan tanda baca dalam sebuah wacana itu sangat penting, karena tanda baca berfungsi untuk memperjelas dan mempertegas isi wacana yang disampaikan
kepada pembaca. Bahasa Mandarin mempunyai 16 jenis tanda baca, yaitu : tanda baca titik
。 句号 jùhào, tanda baca titik dua : 冒号 màohào, tanda baca seru ! 叹号 tànhào, tanda baca tanya ? 问号 wènhào, tanda baca kurung (…)
括号 kuòhào, tanda baca koma , 逗号 dòuhào, tanda baca koma kanan atau pemerian 、 顿号 dùnhào, tanda baca titik koma ; 分好 f
ēnhào, tanda
4
baca pisah -- 破折号 pòzhéhào, tanda baca petik ‘…’,“…” 引号 y
ǐnhào, tanda baca ellipsis … 省略号 shĕngluèhào, tanda baca pemenggalan • 间隔号 jiàngéhào tanda baca hubung — 连接好 liánji
ēhào, tanda baca buku 《 》 书 名 号 sh
ūmínghào, tanda baca pementing . 着 重 号 zhuózhònghào dan tanda baca nama khusus _ 专名号 zhu
ānmínghào. Di kota Medan banyak terdapat harian yang berbahasa Mandarin, misalnya
harian Guo Ji Ri Bao, harian Shang Bao, harian Xun Bao dan harian Hao Bao. Dari keempat harian tersebut, harian Xun Bao sudah menggunakan aksara
sederhana sehingga lebih dapat dimengerti oleh pelajar ataupun mahasiswa yang ingin membacanya, sedangkan Harian Guo Ji Ri Bao, harian Shang Bao dan
harian Hao Bao masih terdapat penggunaan aksara tradisional. Aksara tradisional adalah aksara yang kuno atau dapat dikatakan aksara yang sulit di mengerti. Pada
saat sekarang ini, di Perguruan Tinggi maupun di Sekolah yang mengajarkan bahasa Mandarin, sudah menggunakan aksara yang Sederhana.
Penulis melakukan penelitian ini pada wacana hiburan harian Xun Bao terbitan Medan, karena pada wacana hiburan lebih sering dibaca oleh khayalak
luas khususnya oleh kaum muda dan para pelajar dibandingkan wacana yang lainnya. Para pelajar dan mahasiswa lebih meminati membaca wacana hiburan
karena wacana hiburan berisi berita-berita artis Cina yang terpopuler pada zaman sekarang ini dan juga banyak kehidupan artis terpapar di wacana tersebut.
Dalam skripsi ini, penulis mengambil populasi pada wacana hiburan harian Xun Bao yang terbit pada bulan Maret tahun 2014 yaitu dari edisi 142442
sampai 142473. Berhubung karena penulis hanya mendapat populasi yang lengkap selama sebulan yaitu pada bulan Maret tersebut. Penulis juga
5
memfokuskan 5 tanda baca yang akan di analisis, yaitu tanda baca titik 。 句号 jùhào, tanda baca titik dua : 冒号 màohào, tanda baca seru ! 叹号
tànhào, tanda baca tanya ? 问号 wènhào, dan tanda baca petik ‘…’, “…” 引号 y
ǐnhào, karena kelima tanda baca tersebut sering di temukan dalam sebuah wacana.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang analisis penggunaan tanda baca pada wacana hiburan harian
Xun Bao.
1.2 Batasan Masalah