Hubungan Jenis Kelamin dengan tingkat kepatuhan Hubungan pendidikan dengan tingkat kepatuhan

50 penderita hipertensi di Rumah Sakit Adam Malik Medan menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan ketidakpatuhan penderita hipertensi. Pada hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa wawancara yang telah dilakukan pada pasien usia lanjut, umumnya mengaku sering lupa meminum obatnya karena kemampuan daya ingatnya mulai menurun yang diakibatkan terjadinya proses degeneratif susunan saraf pusat.

b. Hubungan Jenis Kelamin dengan tingkat kepatuhan

Berdasarkan Tabel 4.4 juga didapatkan bahwa pasien hipertensi rawat jalan dengan jenis kelamin laki-laki memiliki distribusi yang sama pada tingkat kepatuhan rendah dan tinggi yaitu 14 orang 35,0, dan pasien dengan jenis kelamin perempuan sebagian besar memiliki tingkat kepatuhan yang rendah yaitu 28 orang 46,7. Tingkat kepatuhan tertinggi sebesar 35 didapat pada pasien dengan jenis kelamin laki-laki. Tingkat kepatuhan laki-laki lebih tinggi dibanding wanita, hal tersebut dikarenakan sebagian dari mereka merupakan pensiunan yang sudah lama tidak bekerja, sehingga mereka cenderung rutin untuk melakukan pengobatan dan memiliki waktu yang efisien untuk lebih patuh dalam konsumsi obat antihipertensi. Namun hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fleischhacker, dkk., 2007, yaitu wanita cenderung lebih patuh terhadap pengobatan dibandingkan pria, begitu juga wanita muda menunjukkan kepatuhan yang lebih baik dibandingkan wanita yang lebih tua. Laki-laki diketahui memiliki tingkat kepatuhan yang rendah dalam konsumsi obat antihipertensi dikarenakan efek samping dari sebagian obat yang mengakibatkan impotensi pada laki-laki. Hasil uji statistik chi square didapatkan p value adalah 0,380 yang berarti p value lebih besar dari nilai α 0,1. Hal ini memunjukkan bahwa tidak terdapat Universitas Sumatera Utara 51 hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan tingkat kepatuhan pasien rawat jalan dalam penggunaan obat antihipertensi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mostafa, dkk., 2013, yang menyatakan jenis kelamin bukan merupakan faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat pada penatalaksanaan regimen terapi.

c. Hubungan pendidikan dengan tingkat kepatuhan

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa pasien dengan tingkat pendidikan tidak tamat SD memiliki kepatuhan yang rendah dan sedang dengan nilai yang sama yaitu masing-masing 1 orang 50, pada pendidikan tingkat SD sebagian besar pasien memiliki kepatuhan rendah yaitu 7 orang 70, pada pendidikan tingkat SMP pasien memiliki kepatuhan rendah yaitu 10 orang 47,6, pada tingkat pendidikan SMA pasien memiliki kepatuhan rendah yaitu 19 orang 41,3, dan pada tingkat Perguruan Tinggi memiliki kepatuhan yang tinggi yaitu 10 orang 47,6. Tingkat kepatuhan tertinggi sebesar 47,6 didapat pada pasien dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi. Hal ini kemungkinan terkait dengan pengetahuan dan wawasan yang lebih baik dibanding dengan responden yang memiliki riwayat pendidikan lebih rendah. Pasien dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki kesadaran yang tinggi untuk patuh dan lebih mengetahui kondisi kesehatannya, pengetahuan yang lebih baik mengenai penyakit yang dideritanya dibanding pasien dengan pendidikan yang rendah. Hal serupa juga diungkapkan oleh Hairunisa 2014 yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, dimana semakin tinggi tingkat Universitas Sumatera Utara 52 pendidikan atau pengetahuan seseorang maka semakin mudah mereka menerima informasi tentang dunia kesehatan sehingga semakin patuh dalam berobat. Hasil uji statistik chi square didapatkan p value adalah 0,199 yang berarti p value lebih besar dari nilai α 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kepatuhan pasien rawat jalan. Hasil ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saepudin, dkk., 2013, yang menyatakan bahwa responden yang memiliki riwayat pendidikan dengan tingkatan yang lebih tinggi cenderung untuk patuh dalam menggunakan obat antihipertensi.

d. Hubungan pekerjaan dengan tingkat kepatuhan