38
3.8 Analisis Data
Pengolahan dan analisis statistik dari data yang diperoleh dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan alat bantu program Statistical Package for
Social Sciences SPSS yaitu:
a. Analisis univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian Notoatmodjo, 2010. Gambaran masing-
masing variabel meliputi usia, jenis kelamin, riwayat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, riwayat hipertensi keluarga, kebiasaan merokok, regimen
pengobatan, kebiasaan minum alkohol, penyakit kronis lain yang diderita, dan jenis antihipertensi yang digunakan untuk mengetahui gambaran tentang
kepatuhan pasien dalam penggunaan obat antihipertensi. Analisis yang akan dilihat adalah berupa distribusi frekuensi dari semua variabel yang hasil
analisisnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. b.
Analisis bivariat Apabila telah dilakukan analisis univariat hasilnya akan diketahui karakteristik
atau distribusi setiap variabel dan dapat dilanjutkan analisis bivariat Notoatmodjo, 2010. Analisis ini melihat hubungan antara kedua variabel
dengan menggunakan uji chi-square, dalam uji ini ditentukan tingkat kepercayaan 90 dengan nilai =0,1. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis
secara deskriptif. Data kuantitatif akan disajikan dalam bentuk tabel sedangkan data kualitatif disajikan dalam bentuk uraian.
Universitas Sumatera Utara
39
3.9 Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : a.
Meminta surat permohonan ke Dekan Fakultas Farmasi USU untuk dapat melakukan penelitian di Rumah Sakit Haji Medan.
b. Mengirim surat permohonan izin tersebut ke Rumah Sakit Haji Medan untuk
mendapatkan izin melakukan penelitian. c.
Meminta persetujuan Komisi Etik tentang pelaksanaan penelitian bidang kesehatan ke Fakultas Kedokteran USU.
d. Mengumpulkan data berupa kuesioner dan rekam medik pasien hipertensi
rawat jalan selama bulan April 2015. e.
Menganalisis data dan informasi yang diperoleh sehingga didapatkan kesimpulan dan menyajikannya secara deskriptif dalam bentuk tabel.
Universitas Sumatera Utara
40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini telah dilakukan di Rumah Sakit Umum Haji Medan yang dimulai pada bulan April 2015 dalam jangka waktu selama 1 bulan. Data diambil
dari rekam medik pasien penderita hipertensi dan hasil kuesioner demografi pasien serta kuesioner MMAS Morisky Medication Adherence Scale untuk
menilai tingkat kepatuhan penggunaan obat antihipertensi. Jumlah pasien yang dimasukkan untuk memenuhi kriteria inklusi adalah sebanyak 100 orang. Adapun
karakteristik yang dinilai untuk mengetahui hubungannya dengan tingkat kepatuhan yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan,
penghasilan, riwayat hipertensi keluarga, regimen pengobatan yang dipakai, dan riwayat penyakit kronis lain.
4.1 Data Demografi
Data demografi pasien terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, riwayat hipertensi keluarga, kebiasaan merokok, regimen
pengobatan, kebiasaan minum alkohol, dan penyakit kronis lain yang diderita. Sebelum mengetahui hubungan antara demografi pasien hipertensi rawat jalan
dengan tingkat kepatuhannya dalam mengkonsumsi obat antihipertensi, sebaiknya mengetahui gambaran tentang demografi pasien terlebih dahulu Tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara
41
Tabel 4.1 Data demografi pasien hipertensi rawat jalan di RS Haji Medan
Demografi Pasien n orang
Persentase Usia
a. 40-50 tahun
b. 51-60 tahun
c. 61-70 tahun
d. 71-80 tahun
7 34
41 18
7 34
41 18
Total 100
100 Jenis kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
40 60
40 60
Total 100
100 Pendidikan
a. Tidak tamat SD
b. SD
c. SMP
d. SMASMKMA
e. Perguruan tinggi
medisnonmedis 2
10 21
46 21
2 10
21 46
21
Total 100
100 Pekerjaan
a. Formal
b. Nonformal
44 56
44 56
Total 100
100 Penghasilan
a. 2.000.000
b. 2.000.000-
5.000.000 c.
5.000.000 58
37
5 58
37
5 Total
100 100
Riwayat hipertensi keluarga
a. Tidak ada
b. Ada
56 44
56 44
Total 100
100 Kebiasaan merokok
a. Tidak
b. Ya
71 29
71 29
Total 100
100 Regimen pengobatan
a. Kombinasi
b. Tunggal
60 40
60 40
Total 100
100 Kebiasaan minum alkohol
a. Tidak
b. Ya
89 11
89 11
Universitas Sumatera Utara
42
Tabel 4.1 Lanjutan
Total 100
100 Penyakit kronis lain
yang diderita a.
Tidak ada b.
Ada 44
56 44
56 Total
100 100
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan frekuensi pasien hipertensi rawat jalan yang terbanyak pada kelompok usia 61-70 tahun sebanyak 41 orang 41, pasien
dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 60 orang 60, pendidikan SMASMKMA sebanyak 46 orang 46, pekerjaan nonformal sebanyak 56
orang 56, penghasilan 2.000.000 sebanyak 58 orang 58, tidak memiliki riwayat hipertensi keluarga sebanyak 56 orang 56, tidak memiliki kebiasaan
merokok sebanyak 71 orang 71, regimen pengobatan kombinasi sebanyak 60 orang 60, tidak memiliki kebiasaan minum alkohol sebanyak 89 orang 89,
dan memiliki penyakit kronis lain yang diderita sebanyak 56 orang 56. Tabel di atas dapat menggambarkan bahwa pasien yang mengalami hipertensi
lebih banyak wanita daripada laki-laki. Hal ini dikarenakan bahwa wanita lebih rentan mengalami hipertensi akibat pengaruh hormon yang dimilikinya. Pada
dasarnya, seiring dengan bertambahnya usia wanita terutama 25 tahun keatas akan mengalami peningkatan produksi hormon seksual. Namun, ketika mendekati usia
40 tahun maka kemampuan produksi hormon tersebut akan semakin berkurang. Ini disebut dengan masa menopause masa terhentinya siklus menstruasi. Wanita
dalam masa menopause memiliki tekanan darah sistolik lebih besar daripada laki- laki dengan usia yang sama. Menopause dihubungkan dengan pengurangan kadar
estradiol dan penurunan perbandingan rasio estrogen dan testosterone. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
43 mengakibatkan disfungsi endothelial dan menambah indeks masa tubuh yang
menyebabkan kenaikan pada aktivasi saraf simpatetik yang kerap kali terjadi pada wanita yang mengalami menopause. Aktivasi saraf simpatetik ini akan
mengeluarkan sekresi renin dan angiotensin II. Disfungsi endotelial ini akhirnya meningkatkan kesensitifan terhadap garam dan kenaikan endotelin. Tidak hanya
itu, kenaikan angiotensin dan endotelin dapat menyebabkan stress oksidatif yang akhirnya berujung pada hipertensi Coylewright, dkk., 2008.
Pada penelitian ini didapatkan mayoritas pasien hipertensi berusia 61-70 tahun. Resiko hipertensi semakin meningkat dengan bertambahnya usia, karena semakin
tua usia maka pembuluh darah akan berkurang elastisitasnya sehingga pembuluh darah cenderung menyempit akibatnya tekanan darah akan meningkat. Selain itu,
reflex baroreseptor mulai berkurang pada usia lanjut, dimana baroreseptor ini sangat peka terhadap peregangan atau perubahan dinding pembuluh darah akibat
perubahan tekanan arteria dan berperan dalam pengaturan tekanan darah Khomsan A, 2005 dalam Chayanee, 2014.
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas mayoritas pasien hipertensi memiliki tingkat pendidikan sedang SMASMKMA yaitu sebanyak 46 orang 46. Tingkat
pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan dan pengetahuan seseorang dalam menerapkan prilaku hidup sehat, terutama dalam mencegah terjadinya penyakit
hipertensi. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi kemampuan seseorang dalam menjaga dan mengatur pola hidupnya agar tetap sehat dan
terhindar dari penyakit. Demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan seseorang maka semakin rendah juga kemampuan seseorang dalam
menjaga dan mengatur pola hidupnya, sehingga mudah terkena penyakit.
Universitas Sumatera Utara
44
4.2 Penggunaan obat antihipertensi