Aku Ikal Tokoh dan Perwatakan

BAB IV UNSUR-UNSUR INTRINSIK NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA

HIRATA

4.1 Tokoh dan Perwatakan

Tokoh merupakan individu rekaan yang memerankan sebuah cerita dengan perwatakan yang berbeda-beda. Menurut Saad dalam Pradopo 2002:79, perwatakan dapat dianalisis dari lukisan bentuk lahir atau jasmani tokoh dan analisis watak secara langsung, lukisan jalan pikiran atau apa yang melintas dalam pikiran tokoh, reaksi terhadap peristiwa, lukisan sekitar tokoh, dan reaksi-reaksi pelaku lain terhadap tokoh. Tokoh-tokoh yang berperan dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata antara lain:

1. Aku Ikal

Tokoh Aku Ikal adalah tokoh utama dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Watak yang dimiliki tokoh Ikal antara lain: suka menolong, dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, dan jujur terhadap diri sendiri. Selain itu, Ikal digambarkan memiliki semangat yang luar biasa untuk menggapai cita-citanya dengan mengorbankan kebebasan masa mudanya. Ikal harus bekerja untuk membiayai sekolahnya supaya tidak memberatkan beban orang tuanya. Berikut ini adalah kutipan yang menggambarkan watak yang dimiliki Ikal. Pikirku kami akan menghibahkan tabungan kami untuk Mak Cik. Mengingat kesulitan Mak Cik, aku tak keberatan. SP:34. Kutipan di atas menunjukkan sifat Ikal yang suka menolong. Ketulusan hati Ikal untuk menolong Mak Cik Maryamah yang sedang mengalami kesulitan ekonomi. Ikal merelakan tabungan hasil jerih payahnya untuk diberikan kepada Mak Cik Maryamah. Universitas Sumatera Utara Ikal sebagai tokoh utama digambarkan memiliki sifat yang baik hati. Ia dapat merasakan apa yang orang lain rasakan. Ikal merasa sedih melihat sepupu jauhnya, Arai, yang telah yatim piatu. Bahkan, Arai adalah orang terakhir dari keturunannya sehingga Arai disebut sebagai Simpai Keramat. Sifat tersebut tergambar pada kutipan di bawah ini. Di perjalanan, aku tak banyak bicara karena hatiku ngilu mengenang nasib malang yang menimpa sepupu jauhku itu. SP:19. Ikal dan sahabat-sahabatnya harus bekerja sambil sekolah untuk membiayai hidup mereka sendiri. Mereka bersemangat dan menikmati pekerjaan mereka demi menggapai cita-cita, terutama Ikal. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. Aku, Arai, dan Jimbron, memilih sebuah pekerjaan yang sangat bergengsi sebagai tukang pikul ikan di dermaga. Profesi yang sangat elite itu disebut kuli ngambat. Kami dengan sengaja memilih profesi itu karena memungkinkan untuk dikerjakan sambil sekolah. SP:56- 57. Jujur terhadap diri sendiri merupakan hal yang tidak mudah bagi semua individu, namun dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata, Ikal digambarkan sebagai seseorang yang berani jujur terhadap dirinya sendiri sehingga ia mampu menyadari perbuatannya yang dapat merugikan orang lain. Kejujuran tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. Pagi-pagi sekali, aku dan Arai telah menunggu ayahku dengan harapan yang tipis dia akan datang. Kami maklum jika Ayah enggan bersusah payah, berangkat pagi buta dari Gantong menuju Magai, mengayuh sepeda sejauh 30 kilometer, melewati dua bukit dan padang sabana, hanya untuk meraup abu ke mukanya sendiri karena ulah anaknya. SP:140. Pada novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata, Ikal digambarkan memiliki sifat buruk yaitu pesimis. Sifat pesimis yang dimiliki Ikal membuat dia terpuruk dan merugikan dirinya sendiri. Ikal semakin malas belajar dan sifat pesimis yang Universitas Sumatera Utara dimiliki Ikal semakin melemahkan semangatnya. Tergambar dari kutipan di bawah ini. Kini, aku telah menjadi pribadi yang pesimistis. Malas belajar. Berangkat dan pulang sekolah, lariku tak lagi deras. Hawa positif dalam tubuhku menguap dibawa hasutan-hasutan yang melemahkan diriku. SP:134. Pesimis merupakan sikap buruk yang mampu membuat manusia menjadi picik dan mengganggap segalanya tidak akan mampu berubah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tokoh Ikal sebagai tokoh utama digambarkan memiliki kepribadian yang baik terhadap sesamanya, namun ia dapat berubah menjadi pesimis terhadap dirinya sendiri.

2. Arai