Landasan Teori KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Dari pengertian nilai dan persahabatan yang telah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai persahabatan merupakan hal-hal baik atau buruk yang cenderung dihasilkan atau ditunjukkan dalam hubungan persahabatan. Seperti yang terdapat pada artikel Wikipedia, dikatakan bahwa nilai dalam persahabatan merupakan hal-hal yang sering dihasilkan ketika seorang sahabat menunjukkannya secara konsisten, seperti kecenderungan untuk menginginkan apa yang terbaik bagi satu sama lain, simpati dan empati, kejujuran, dan saling pengertian.

2.2 Landasan Teori

Gambaran nilai persahabatan merupakan uraian, keterangan, atau penjelasan mengenai hal-hal baik atau buruk yang cenderung dihasilkan atau ditunjukkan dalam hubungan persahabatan. Nilai-nilai itu timbul ketika dua orang atau lebih telah menjalin hubungan tersebut. Penelitian difokuskan pada data yang berupa kalimat dari pernyataan-pernyataan tokoh, peristiwa, dan gambaran latar yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Dengan demikian untuk menggambarkan nilai persahabatan dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata, teori yang digunakan adalah sebagai berikut.

2.2.1 Unsur-Unsur Intrinsik

Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat naratif dan dibangun oleh unsur-unsur, salah satunya adalah unsur intrinsik. Pada umumnya, para ahli membagi unsur-unsur tersebut, antara lain: tokoh dan perwatakan; tema; alur; latar setting; sudut pandang; dan gaya bahasa. Menurut Pradopo 2002:77-78, dalam karya sastra terdapat tokoh utama dan tokoh tambahan atau pembantu. Tokoh utama terdiri dari tokoh protagonis dan antagonis. Adapun tokoh tambahan merupakan tokoh yang berfungsi untuk membantu Universitas Sumatera Utara menjelaskan masalah dan penyelesaian masalah dan konflik-konflik tokoh utama. Tokoh protagonis merupakan tokoh yang memiliki watak yang baik dan positif, sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang biasanya memiliki watak buruk dan negatif. Menurut Saad dalam Pradopo 2002:79, teknik perwatakan dapat digolongkan sebagai perwatakan analitik, yakni perwatakan yang dapat dianalisis dari lukisan bentuk lahir atau jasmani tokoh dan analisis watak secara langsung; dan perwatakan dramatik dapat dianalisis dari 1 lukisan jalan pikiran atau apa yang melintas dalam pikiran tokoh, 2 reaksi terhadap peristiwa, 3 lukisan sekitar tokoh, dan 4 reaksi- reaksi pelaku lain terhadap tokoh. Tema merupakan unsur yang mendasari karya sastra. Tema dapat dipahami dengan terlebih dahulu memahami nilai-nilai kemanusiaan karena tema merupakan pendalaman dan hasil kontemplasi pengarang berkaitan dengan masalah kemanusiaan dan masalah lain yang bersifat universal. Tema biasanya tersirat dalam karya sastra, tidak terdapat dalam satu dua kalimat, tetapi dapat tersebar di balik unsur-unsur karya sastra Brooks dalam Aminuddin, 2000:92. Alur merupakan rangkaian cerita yang dibentuk dari tahapan-tahapan peristiwa. Tahapan-tahapan peristiwa tersebut dibedakan atas pengenalan, konflik, komplikasi, klimaks, peleraian, dan penyelesaian. Tahap pengenalan merupakan tahap memperkenalkan tokoh-tokoh atau latar cerita. Kemudian, terjadi ketegangan atau pertentangan antara dua kepentingan atau kekuatan dalam cerita tersebut yang disebut konflik. Tahap komplikasi merupakan tahap di mana konflik yang terjadi semakin tajam karena berbagai sebab dan kepentingan yang berbeda. Klimaks dari sebuah cerita dapat dilihat dari puncak ketegangan, yang diikuti oleh krisis. Krisis merupakan bagian alur yang mengawali penyelesaian yang ditandai oleh perubahan alur menuju Universitas Sumatera Utara selesainya cerita. Tahap leraian merupakan tahap peristiwa yang menunjukkan perkembangan ke arah tahap akhir suatu cerita, di mana pada tahap ini semua masalah diuraikan, kesalahpahaman dijelaskan, dan rahasia dibuka Siswanto, 2008:159-160. Latar dalam karya sastra bukan hanya mengacu pada tempat, tetapi dapat juga berwujud waktu-waktu tertentu, cuaca, atau suatu periode sejarah. Latar terkadang dapat berpengaruh pada karakter-karakter dan dapat menjadi contoh representasi tema. Suasana cerita yang dimunculkan oleh latar dikenal dengan istilah ’atmosfer’, merupakan cermin yang merefleksikan suasana jiwa tokoh-tokoh atau bagian luar dari diri tokoh Stanton, 2007:35-36. Sudut pandang dalam karya sastra dibagi atas empat tipe utama. Pertama, sudut pandang ’orang pertama pelaku utama’ yaitu tokoh utama bercerita dengan kata- katanya sendiri. Kedua, ’orang pertama-sampingan’, di mana cerita dituturkan oleh satu tokoh sampingan. Ketiga, sudut pandang ’orang ketiga-terbatas’, di mana orang ketiga tersebut hanya menggambarkan apa yang dilihat, didengar, dan dipikirkan oleh satu orang tokoh saja. Terakhir, sudut pandan g ’orang ketiga-tidak terbatas’, di mana pengarang menceritakan semua tokoh dan membuat beberapa tokoh dapat melihat, mendengar, atau berpikir ketika tidak ada satu tokoh pun hadir Stanton, 2007:53-54. Unsur intrinsik perlu dibahas, terutama tokoh dan perwatakan, dalam melakukan penelitian tentang gambaran nilai persahabatan dalam novel Sang Pemimpi karena pada dasarnya, nilai berhubungan dengan prilaku manusia atau watak tokoh dalam karya fiksi. Seperti pendapat Gordon Allfort dalam Hufad dan Sauri, 2007:44 yang mengatakan bahwa nilai merupakan keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya karena tindakan dan perbuatan tersebut adalah proses psikologi, termasuk sikap, hasrat, keinginan, dan motif. Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Sosiologi Sastra

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan nilai persahabatan dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Sosiologi sastra adalah suatu telaah sosiologis terhadap suatu karya sastra. Menurut Wellek dan Warren 1989:111-112, telaah sosiologi memunyai tiga klasifikasi, sebagai berikut: a. Sosiologi pengarang yang mempermasalahkan tentang status sosial, idiologi politik, dan lain-lain yang menyangkut diri pengarang sebagai penghasil sastra; b. Sosiologi karya sastra yang mempermasalahkan tentang suatu karya sastra; yang menjadi pokok telaahan adalah tentang apa yang tersirat dalam karya sastra tersebut dan apa tujuan atau amanat yang hendak disampaikannya; c. Sosiologi pembaca yang mempermasalahkan tentang pembaca dan pengaruh sosialnya terhadap masyarakat. Penelitian yang dilakukan terhadap novel Sang Pemimpi karya Andrea, yakni gambaran nilai persahabatan dalam novel tersebut merupakan bagian dari telaah sosiologi karya sastra karena nilai persahabatan adalah salah satu amanat yang disampaikan oleh pengarang melalui karya sastra.

2.2.3 Nilai Persahabatan

Nilai dalam persahabatan cenderung ditunjukkan melalui prilaku dan interaksi. Menurut Veeger, perilaku dan interaksi sosial dianggap sebagai ciri khas objek sosiologis, yang sama sekali tidak dapat dijangkau oleh ilmu pengetahuan yang lain. Perilaku dan interaksi sosial merupakan akibat dan bagian sistem sosial yang berhubungan dengan lingkungan sosial. Perilaku dan interaksi sosial bertumpu pada kualitas konvensi dan tradisi, yang dasarnya telah tersedia dalam kenyataan sosial, Universitas Sumatera Utara yang secara tidak sadar telah dimanfaatkan dan dimapankan dalam kehidupan sehari- hari dalam Ratna, 2003:123. Persahabatan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Dalam artikel Wikipedia, dikatakan bahwa ciri-ciri dua orang atau lebih yang menjalin hubungan persahabatan dapat dilihat dari cara sahabat menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain. Selera mereka biasanya sama dan sering bertemu. Mereka menikmati kegiatan-kegiatan yang mereka suka. Mereka juga akan terlibat dalam perilaku yang saling menolong, seperti tukar-menukar nasihat dan saling menolong dalam kesulitan. Orang yang terlibat hubungan persahabatan adalah orang yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif. Ciri-ciri persahabatan menurut Kurth 1970:140-141 sebagai berikut: a. Persahabatan terjalin atas dasar kesukarelaan. b. Persahabatan merupakan hubungan yang unik. c. Persahabatan memiliki tingkat kedekatan dan keintiman yang lebih besar dibandingkan dengan pertemanan. d. Hubungan persahabatan harus dipelihara agar tetap baik. Dalam hubungan persahabatan, sesama sahabat dituntut untuk memelihara dan menjaga kelangsungan interaksi. Apabila pemeliharaan interaksi tersebut diabaikan, biasanya dapat mengganggu kelangsungan persahabatan. Orang-orang yang semula teman biasa berkembang menjadi persahabatan karena adanya nilai-nilai persahabatan yang tertanam dalam diri mereka masing-masing. Nilai-nilai dalam persahabatan menurut Yager 2006:21-29 antara lain sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1 Rasa percaya. Rasa percaya dalam persahabatan dapat membantu sesama sahabat membuka pikiran dan berbagi informasi yang dianggap rahasia. 2 Empati. Empati adalah kemampuan memahami sudut pandang seseorang, merasakan, menyayangi, dan menunjukkan simpati kepada seseorang. Empati kepada sesama sahabat tentu berakar dari dari emosi yang dalam dan merupakan kemampuan dasar mendengarkan dan benar-benar peduli apa yang dialami sahabat. 3 Kejujuran. Kejujuran berhubungan dengan bisa atau tidaknya sesama sahabat berbagi perasaan, termasuk pemikiran, opini, dan cita-cita. Harus ada suatu asumsi bahwa sesama sahabat dapat berbicara terbuka dan jujur tanpa ada rasa takut ditertawakan atau menerima akibat yang tidak diinginkan. 4 Kerahasiaan. Kemampuan menyimpan rahasia merupakan cara berbagi informasi rahasia dan pribadi, baik tentang kehidupan sahabat atau hal-hal yang tidak perlu diketahui orang lain. Mengeluarkan kerahasiaan dengan cara berbagi kepada sahabat, bisa memberikan efek melegakan yang bermanfaat. 5 Kebersamaan. Kebersamaan merupakan perasaan bahwa sesama sahabat memiliki sesuatu, pengalaman, ide, dan keyakinan yang sama. Kebersamaan akan tumbuh dan menjadi kuat melalui berbagi minat, aktivitas, dan percakapan. 6 Kecemburuan. Kecemburuan terhadap kesuksesan sahabat memang ada, namun kemampuan menguasai rasa cemburu ketika seorang sahabat berhasil merupakan wujud dari nilai persahabatan. Kecemburuan tersebut dapat mendorong individu untuk mencapai hal yang mereka irikan atau cemburui. Universitas Sumatera Utara

2.3 Tinjauan Pustaka