Sifat pesimis yang dimiliki Ikal membuat prestasi Ikal menurun dan dia dimarahi oleh Pak Mustar. Pak Mustar tidak menginginkan Ikal untuk berhenti
bercita-cita. Dia menunjukkan perhatiannya kepada prestasi Ikal yang semakin memburuk. Pak Mustar terlihat sangat menyayangkan hal tersebut karena dia
kasihan melihat Ayah Ikal. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. Dia menatapku geram. Dia memandang jauh keluar jendela. Lalu, dia
berbalik. Suaranya tertahan. ”Tahukah kau, Bujang? Sepanjang waktu aku bermimpi anakku duduk
di kursi garda depan itu” Aku terharu melihat mata Pak Mustar berkaca-kaca....
”Mengapa kau berhenti bercita-cita, Bujang? Pahamkah engkau, berhenti bercita-cita adalah tragedi terbesar dalam hidup manusia?
” Aku menunduk. Kata-kata Pak Mustar menusuk-
nusuk kalbuku.” SP:137.
5. Krisis
Krisis merupakan bagian alur yang mengawali penyelesaian yang ditandai oleh perubahan alur menuju selesainya cerita. Tahap krisis dalam novel Sang Pemimpi
karya Andrea Hirata terjadi saat Ikal merasa menyesal ketika ia melihat ayahnya datang jauh-jauh untuk mengambil rapor Arai dan Ikal dan hanya untuk
’mendudukkan’ ayahnya di kursi tujuh puluh lima dari garda depan. Berikut ini
adalah kutipan yang menunjukkan tahap krisis cerita tersebut.
Tak lagi kudengar tepuk tangan ketika nama ayahku dipanggil untuk mengambil raporku. Yang kudengar hanya orang kasak
–kusuk bertanya mengapa prestasi sekolahku sampai anjlok sangat jauh. Bagaimana
ayahku yang pendiam akan menjawab berondongan pertanyaan yang hanya akan menyakiti hatinya? Aku terpuruk dalam penyesalan. Betapa
aku ini anak tak berguna Betapa aku sampai hati kepada ayahku sendiri SP:141.
Universitas Sumatera Utara
6. Tahap Peleraian
Tahap peleraian merupakan tahap peristiwa yang menunjukkan perkembangan ke arah tahap akhir atau penyelesaian suatu cerita. Peleraian dalam novel Sang
Pemimpi karya Andrea Hirata menceritakan perjalanan Ikal, Arai, dan Jimbron setelah tamat SMA. Ikal dan Arai memutuskan untuk merantau ke pulalu Jawa dan
Jimbron memutuskan untuk tetap tinggal di Magai dan bekerja di peternakan kuda.
Berikut adalah kutipan yang menunjukkan tahap peleraian dalam cerita tersebut.
Aku, Arai, dan Jimbron telah menyelesaikan SMA. Hasil ujian akhirku amat baik sehingga aku berhasil mendudukkan kembali ayahku di
deretan bangku garda depan. Sekarang kami dihadapkan pada keputusan yang paling menentukan untuk masa depan. SP:201.
Setelah menyelesaikan SMA, Ikal dan Arai memutuskan untuk pergi ke Jawa. Saat Ikal dan Arai ingin berangkat, Jimbron memberikan dua celengan kuda
miliknya yang selama ini telah dipersiapkan untuk mereka berdua. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.
Kami kembali ke kamar kontrakan di Pasar Magai. Ketika kami berkemas-kemas untuk berangkat, Jimbron menghampiriku dan Arai....
Aku terkejut. Jimbron menyerahkan tabungan kuda Sumbawanya untukku.
”Kuda Sandel untukmu, Rai.” Kami terpana dan tak sanggup menerimanya.
”Dari dulu, tabungan itu memang kusiapkan untuk kalian.” Air muka Jimbron yang polos menjadi sembap. Dia terharu karena
dapat berbuat sesuatu untuk membantu sahabatnya. SP:204.
7. Tahap Penyelesaian