47
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian serta pembahasan mengenai hubungan pain self efficacy dengan perilaku nyeri pada pasien kanker serviks
di RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai dari tanggal 07 September 2015 s.d 01 Oktober 2015 dengan jumlah
sebanyak 37 pasien.
1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian diatas dibagi atas empat bagian yaitu data demografi responden pain self efficacy, perilaku nyeri dan hubungan pain self efficacy
dengan perilaku nyeri pada pasien kanker serviks di RSUP Haji Adam Malik Medan.
1.1 Karakteristik Demografi Responden
Responden penelitian ini adalah pasien yang menderita kanker serviks di RSUP Haji Adam Malik Medan. Usia responden dalam penelitian ini
mayoritas 81.1 berada pada rentang usia 41-60 dewasa madya, diikuti pada rentang usia diatas 60 tahun 13.5 dan sedikit responden pada
rentang usia 18-40 tahun 5.4. Usia responden berada pada rentang usia 41-60 dewasa madya dengan nilai mean= 52.05, SD=7.16, dan nilai min-
max= 35-68 . Berdasarkan status pernikahan semua responden 100 telah
menikah. Dua pertiga dari responden bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu 26 orang 70.3. Suku jawa merupakan suku yang terbanyak
Universitas Sumatera Utara
diantara responden yang terkena kanker serviks 45.9, kemudian suku batak yang kedua 37.8. Setengah responden dengan pendidikan
tertinggi adalah SD 45.9.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Presentasi Karakteristik Demografi Responden n=37
No Karakteristik Responden
Frekuensi Persentasi
1. Usia Hurlock,2001
18-40 tahun dewasa awal 2
5.4 41-60 tahun dewasa madya
30 81.1
≥ 60 tahun dewasa lanjut 5
13.5 Mean= 52.05 SD= 7.165 Min-Max=
35-68 2.
Status Pernikahan Menikah
37 100
Belum Menikah 3.
Suku Bangsa Jawa
17 45.9
Batak 14
37.9 Padang
2 5.4
Aceh 1
2.7 Melayu
2 5.4
Cina 1
2.7 4.
Pendidikan Terakhir SD
17 45.9
SMP 7
19.0 SMA
11 29.8
D3 1
2.7 S1
1 2.7
1.2 Pain Self efficacy pasien dengan kanker serviks
Pain Self efficacy pada pasien kanker serviks di RSUP Haji Adam Malik Medan diidentifikasi dengan menggunakan kuesioner dimana
setiap pernyataan yang ditanyakan langsung pada pasien. Berdasarkan hasil analisa data menunjukkan distribusi frekuensi dan presentasi
pain self efficacy pada pasien yang mengalami kanker serviks dua pertiga dari responden memiliki pain self efficacy yang tinggi
Universitas Sumatera Utara
78.4, kemudian diikut responden dengan pain self sedang 18.9, dan sedikit jumlah responden dengan pain self efficacy
rendah 2.7. Kuesioner yang digunakan untuk mengidentifikasi pain self efficacy terdiri dari sepuluh pernyataan. Pain self efficacy
pada responden rata-rata mengalami pain self efficacy yang tinggi dengan mean= 47.08, SD= 11.22, serta nilai min-max= 16-60.
Distribusi frekuensi dan presentasi self efficacy pada pasien kanker serviks dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Distribusi frekuensi dan presentasi pain self efficacy pada pasien kenker serviks
Tingkatan Frekuensi
Presentasi Pain Self efficacy rendah 0-20
1 2.7
Pain Self efficacy sedang 21-40 7
18.9 Pain Self efficacy tinggi 41-60
29 78.4
Mean = 47.08, SD= 11.22, Min- Max = 16-60
Pernyataan dengan nilai yang paling tinggi adalah pernyataan nomor tiga Saya dapat bersosialisasi dengan sahabat dan anggota
keluarga sesering yang saya mau, walaupun saya mengalami nyeri dengan mean=5.73 dan SD=0.932. Sementara pernyataan dengan nilai
terendah adalah pernyataan nomor lima Saya dapat melakukan beberapa pekerjaan termasuk digaji atau tidak digaji, walaupun saya
mengalami nyeri dengan mean=3.35 dan SD=2.383.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Nilai Mean dan Standar Deviasi pernyataan dengan jawaban tertinggi
No. Pernyataan
Mean SD
3 Saya bersosialisasi dengan sahabat dan
anggota keluarga sesering yang saya mau, walaupun mengalami nyeri.
5.73 0.93
1 Saya dapat menikmati hidup, walaupun
saya mengalami nyeri 5.70
0.84 4
Saya dapat mengatasi nyeri saya pada hampir setiap situasi
5.30 1.46
Tabel 6. Nilai Mean dan Standar Deviasi pernyataan dengan jawaban terendah
No. Pernyataan
Mean SD
2 Saya
dapat melakukan
pekerjaan rumah, walaupun saya mengalami nyeri
4.35 2.00
5 Saya
dapat melakukan
pekerjaan termasuk digaji atau tidak digaji,
walaupun saya mengalami nyeri. 3.35
2.38
7 Saya dapat mengatasi nyeri yang saya
alami tanpa pengobatan 3.46
2.66
1.3 Perilaku nyeri pada pasien kanker serviks
Perilaku nyeri pada pasien nyeri kronis di RSUP H. Adam Malik Medan diidentifikasi dengan menggunakan lembar observasi.
Berdasarkan hasil analisa data menunjukkan distribusi frekuensi dan presentasi perilaku nyeri pada pasien yang mengalami nyeri kronis
mayoritas memiliki perilaku nyeri rendah 83.8, diikuti dengan perilaku nyeri sedang 13.5 dan hanya 2.7 yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
perilaku nyeri tinggi. Perilaku nyeri pada responden rata-rata mengalami perilaku nyeri rendah dengan nilai mean= 2.32, SD=
1.51, serta nilai min-max= 1-9. Distribusi frekuensi dan presentasi perilaku nyeri pasien dengan nyeri kronis dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 7. Distribusi frekuensi dan presentasi perilaku nyeri pada pasien kanker serviks
Tingkatan Frekuensi
Presentasi Perilaku nyeri rendah 0-3
31 83.8
Perilaku nyeri sedang 4-7 5
13.5 Perilaku nyeri tinggi 8-10
1 2.7
Mean=2.32, SD=1.51, Min- Max= 1-9
Ada lima parameter perilaku nyeri meliputi: menjaga guarding, menahan nyeri bracing, meraba bagian yang nyeri rubbing, meringis
grimace dan mendesah sighing. Menjaga guarding merupakan perilaku yang sering muncul M =0.95, SD = 0.32, sementara mendesah
sighing merupakan perilaku yang jarang muncul M = 0.08, SD = 0.27. Adapun nilai mean dan standard deviasi masing-masing parameter dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8. Nilai mean, standar deviasi dan tingkat parameter perilaku nyeri
Perilaku Nyeri Actual Score
Mean SD
Level Menjaga guarding
0-2 0.95
0.32 Sedang
Menahan nyeri bracing 0-2
0.62 0.45
Rendah Meraba bagian yg nyeri
rubbing 0-2
0.43 0.55
Rendah Meringis grimacing
0-2 0.24
0.49 Rendah
Mendesah sighing 0-2
0.08 0.27
Rendah
Universitas Sumatera Utara
1.4 Hubungan Pain self efficacy dengan perilaku nyeri pada pasien
kanker serviks Sebelum menentukan uji kolerasi untuk mengidentifikasi
hubungan antara pain self efficacy dengan perilaku nyeri, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji
Kolmogrov Smirnov pada kedua variabel. Dari hasil uji, didapat bahwa pada variabel pain self efficacy tidak terdistribusi normal
dengan nilai p=0.038. Sementara pada variable perilaku nyeri tidak terdistribusi normal dengan nilai p=0.001.
Dengan hasil ini, maka uji yang dilakukan untuk menganalisa kedua variable adalah uji nonparametric spearman. Pada analisa data
hubungan pain self efficacy dengan perilaku nyeri pada pasien kanker serviks di RSUP H. Adam Malik Medan didapat nilai
koefisien korelasi spearman atau r=-0.512 dengan p= 0.01. Hal ini mengindikasi adanya hubungan dengan kekuatan korelasi sedang
antara pain self efficacy dengan perilaku nyeri yang pada pasien kanker serviks. Hubungan negatif menunjukkan adanya hubungan
yang terbalik antara kedua variabel, dimana ketika seseorang memiliki pain self efficacy yang tinggi maka perilaku nyeri yang
muncul ringan dan sebaliknya jika pain self efficacy rendah maka perilaku nyeri akan tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9. Hubungan pain self efficacy dengan perilaku nyeri pada pasien kanker serviks
Variabel Korelasi
Pain self efficacy Perilaku nyeri
Pain self efficacy -
-0.512 p=0.01 Perilaku nyeri
-0.512 p=0.01 -
2. Pembahasan