Model Jigsaw Tinjauan Pustaka

13

3. Model Jigsaw

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas Hopkins Ibrahim, dkk, 2000: 21. Pada penerapan metode pembelajaran tipe Jigsaw, siswa belajar dalam kelompok kecil secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok lain. Jigsaw dapat digunakan apabila bahan yang dipelajari berbentuk naratif tertulis dan tujuan pelajarannya lebih ditekankan pada konsep daripada ketrampilan, contohnya pada materi upaya pengendalian penyimpangan sosial. Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam kegiatan belajar mengajar, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Situasi kelas dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawmemungkinkan karena jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajara kooperatif yang dikembangkan agar dapat membangun kelas sebagai komunitas belajar yang menghargai semua kemampuan siswa. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. kelompok asal home team, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan asal dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas- tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada kelompok asal. Para anggota kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Ssetelah pembahasan selesai. Para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada commit to users 14 teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli. Selanjutnya di akhir pelajaran, siswa diberi kuis secara individu mencakup topik materi yang telah dibahas. Kunci model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini adalah interdepensi setiap siswa terhadap anggota kelompok yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan kuis dengan baik. Setelah tes, dilakukan penghitungan skor perkembangan individu dan skor kelompok. Setiap skor individu tiap kelompok memberikan sumbangan pada skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh pada kuis sebelumnya dengan skor terakhir. Prosedur skoring model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat dilihat pada Tabel 2 . Tabel 2. Prosedur skoring model kooperatif Jigsaw Skor kuis individu Skor perkembangan 1. Lebih dari 10 poin dibawah nilai awal 2. 10 poin sampai 1 poin dibawah skor awal 3. Skor awal sampi 10 poin diatasnya 4. Lebih dari 10 keatas skor awal 5. Nilai sempurna tidak berdasarkan skor awal 10 20 30 30 Ibrahim, dkk 2000: 57 Kelompok yang mendapat nilai perkembangan tinggi akan mendapat penghargaan kelompok , dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 3. Kriteria penghargaan kelompok. Kriteri Rata-rata Tim Penghargaan 15 20 25 TIM BAIK TIM HEBAT TIM SUPER Ibrahim, dkk 2000: 57 Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut Ibrahim, dkk, 2000: 22 : commit to users 15 Kelompok Asal Kelompok Ahli Gambar 1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw Selama pelaksanaan model kooperatif tipe jigsaw guru memantau kerja kelompok kelompok kecil untuk mengetahui bahwa kegiatan dengan lancarr. Dalam metode ini guru juga tidak banyak menjelaskan materi kepada siswa sebagaimana yang terjadi dalam proses belajar mengajar metode ceramah. Guru hanya perlu menyiapkan garis besar materi dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang akn menjadi petunjuk atau kerangaka diskusi bagi kelompok ahl agar diskusi dapat terfokus. Disamping itu , guru berperan sebagai fasilitator dan mediator dalam kegiatan belajar dan mengajar berlangsung. Dari uraian di atas, dapat dilihat kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yaitu: a. Memacu siswa untuk berfikir kritis. b. Memaksa siswa untuk membuat kata-kata yang tepet agar dapat menjelaskan kepada teman lain, ini akan membantu siswa mengembangkan kemampuan sosialnya. c. Diskusi yang terjadi tidak didominasi siswa tetentu, tetapi semua siswa dituntut untuk menjadi aktif. Disamping kelebihan-kelebihan di atas, model jigsaw juga mempunyai kekurangan yakni: commit to users 16 a. Kegiatan belajar mengajarnya membutuhkan lebih banyak waktu dibanding metode ceramah. b. Bagi guru metode ini membutuhkan konsentrasi dan tenaga lebih ekstra, karena setiap kelompok membutuhkan penenganan yang berbeda-beda.

4. Metode Konvensional

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsaw siswa kelas II MI Al Masthuriyah Bekasi

0 3 122

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada konsep rangka dan panca indera manusia: penelitian kuasi eksperimen di Kelas IV MI Al-Washliyah Jakarta

0 5 172

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa SMPN 3 kota Tangerang selatan

1 12 173

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN IPS Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dalam Pembelajaran IPS Materi Pranata Sosial Dalam Masyarakat Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyola

0 3 13

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN IPS Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dalam Pembelajaran IPS Materi Pranata Sosial Dalam Masyarakat Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyola

0 2 16

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

0 0 15