Penerimaan Penyimpanan Struktur Organisasi RSUP H. Adam Malik

rumah sakit. Dilaksanakan oleh kelompok kerja perbekalan. Instalasi farmasi dapat memproduksi sediaan tertentu apabila: a. Sediaan farmasi tidak tersedia di pasaran. b. Sediaan farmasi lebih murah jika diproduksi sendiri. c. Sediaan farmasi formula khusus. d. Sediaan farmasi kemasan yang lebih kecilrepacking. e. Sediaan farmasi untuk penelitian. f. Sediaan farmasi yang tidak stabil dalam penyimpananharus dibuat baru. Sarana dan fasilitas produksi harus menjamin mutu produksi yang dihasilkan. Fasilitas pengemas yang menjamin mutu dan keamanan pengguna antara lain: wadah, pembungkus, etiket dan label. 3. Sumbangandropinghibah Dilakukan permintaan, pencatatan, penerimaan, dan penggunaannya dilaporkan kepada pihak terkait.

3.3.4.4 Penerimaan

Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga tertera dalam kontrak atau surat pesanan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan: a. Harus sesuai dengan faktursurat pengantarpesanan barang SPB. b. Harus sesuai kontrak SPK. c. Periksalah kondisi fisik barang dan tanggal kadaluarsa minimal 2 tahun. d. Bahan baku harus disertai sertifikat analisa. Universitas Sumatera Utara e. Bahan berbahaya harus menyertakan Material Safety Data Sheet MSDS. Penerimaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dilaksanakan oleh panitia penerima. Didalam panitia penerima harus terlibat tenaga apoteker. Setelah penerimaan barang kontrakSPK selesai dibuat berita acara penerimaan oleh panitia penerima. Setiap penerimaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai harus di entri ke komputer SIRS.

3.3.4.5 Penyimpanan

Penyimpanan merupakan kegiatan menyimpan dan memelihara sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai. Pokja perbekalan bertanggung jawab atas penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di gudang dan melaksanakan pengendalian serta menentukan buffer stock sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai. Pokja instalasi farmasi, Depo Farmasi dan instalasi user SMF bertanggung jawab atas penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di unit kerja masing-masing dan melaksanakan pengendalian serta menentukan buffer stock sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai. Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dilakukan di gudang BPJS, gudang Floor Stock diberikan per paket, gudang umum untuk IGD, pokja apotek I dan pokja apotek II, dan gudang bahan berbahaya dan mudah terbakar. Ruang penyimpanan di gudang farmasi harus memenuhi syarat penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai. Universitas Sumatera Utara Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai harus aman dalam hal kestabilan dan terhindar dari kehilangan, suhu dimana ruangan penyimpanan 15-30ºC, dan lemari pendingin 2-8ºC dan kelembaban ruangan 59-80. Penyimpanan untuk obat berkewaspadaan tinggi High Alert diberi label atau penandaan khusus berwarna merah. Penyimpanan untuk bahan berbahaya, terpisah dari obat atau sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai lainnya. Penyimpanan obat Look Alike Sound Alike LASA diberi jarak antara satu dengan yang lainnya dan diberi tanda atau label LASA berwarna hijau. Penyimpanan narkotika dilakukan di dalam lemari khusus dengan sistem double lock dan pencatatan dengan kartu stock. Metode penyimpanan dilakukan berdasarkan: a. Jenis sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai b. Kelas terapi, LASA dan High Alert. c. Bentuk sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai Disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First In First Out FIFO dan First Expired First Out FEFO.

3.3.4.6 Pendistribusian