Metode Mengajar Model pembelajaran kooperatif

9 9 9 bidang studi lain. Fungsi matematika itu sendiri adalah melayani ilmu pengetahuan lainnya. Russefendi, 1980 : 6 Sasaran matematika adalah pola, struktur, bentuk dan hubungan. “Pola adalah suatu sistem mengenai hubungan-hubungan antara perwujudan alamiah” Herman Hudoyo, 1988: 2. Hubungan-hubungan di dalam matematika berbentuk rumus teorema, dalil dan hukum. Matematika sebagai suatu ilmu mengenai struktur dan hubungan, sehingga diperlukan simbol yang sangat membantu untuk memanipulasi operasi-operasi yang ditetapkan. Suatu simbol akan berarti jika ide yang dikandung dalam simbol dapat dipahami. Jadi yang dimaksud dengan matematika adalah ilmu tentang bilangan- bilangan, yang disusun mulai dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, sampai dengan aksioma, dan akhirnya ke dalil. Prestasi belajar matematika adalah proses belajar yang dilakukan siswa akan menghasilkan perubahan. Perubahan-perubahan ini meliputi bidang atau aspek-aspek pengetahuan, perubahan keterampilan, nilai dan sikap W.S. Winkel, 1983: 102. Adanya perubahan-perubahan tersebut dapat dilihat pada kemampuan yang dimiliki, dari tidak bisa menjadi bisa, dari belum tahu menjadi tahu. Namun perubahan yang dimaksud tidak cukup hanya dibuktikan melalui pengamatan saja. Secara konkrit perubahan dapat diketahui dengan mengadakan evaluasi atau tes. Hal ini sangat bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana perubahan atau keberhasilan siswa dalam menjalankan proses belajar mengajar.

2. Metode Mengajar

Metode adalah langkah-langkah, prosedur, proses, cara-cara untuk mencapai sesuatu. Metode berupa langkah-langkah dan tahap-tahap tindakan untuk melaksanakan atau mengerjakan sesuatu secara efisien, lancar, dan efektif, 10 10 10 mendatangkan hasil yang diharapkan. Metode biasanya dirumuskan berdasarkan pengalaman yang sudah teruji atau percobaan yang terbukti benar. Metode mengajar adalah cara-cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan atau menjelaskan materi ajar kepada siswa, agar materi ajar tersebut dipahami, dikuasai, diserap dan diingat informasi-informasi, pengetahuan, dan kecakapan baik dalam arti efisiensi dan efektif, sehingga informasi, pengetahuan dan kecakapan itu dapat dimanfaaatkan untuk kemajuan hidup dan kerja. Ada beberapa penentu pemilihan metode atau teknik yang akan dipakai untuk kelas tertentu. Sering perlu dibuat kompromi antara beberapa faktor penentu ini untuk menguji proses belajar siswa. Faktor –faktor penentu pemilihan metode mengajar : 1. Tujuan belajar dan tipe belajar 2. Kepribadian dan keyakinan diri pengajar 3. Ruang kelas dan lingkup fisik 4. Jumlah siswa . 5. Latar belakang siswa.

3. Model pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif Cooperative Learning adalah mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sama sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya Erman Suherman .dkk, 2001 : 265 Jadi pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerja sama antara siswa dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 orang yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Setelah siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil maka diarahkan 11 11 11 untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan . Tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan interaksi yang aktif diantara anggota kelompok melalui saling bekerja sama. Dalam hal ini sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa , yakni mempelajari materi pelajaran, berdiskusi untuk memecahkan masalah atau tugas. Dengan interaksi yang efektif dimungkinkan semua anggota kelompok dapat menguasai materi pada tingkat yang relatif sejajar. Sehingga proses pembelajaran belum dikatakan selesai jika ada salah satu anggota kelompok belum menguasai materi pelajaran. Menurut Roger dan David Johnson dalam Anita Lie 2004 : 31 mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok sebagai Cooperative Learning .Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran kooperatif harus diterapkan, yaitu 1 saling ketergantungan yang positif, 2 tanggungjawab perseorangan, 3 tatap muka 4 komunikasi antar anggota, 5 evaluasi proses kelompok. Menurut Stahl 1994 dalam Marpaung, dkk. 2004 : 20 ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah: 1 belajar dengan teman, 2 tatap muka antar teman, 3 mendengarkan diantara anggota, 4 belajar dari teman sendiri dalam kelompok, 5 belajar dalam kelompok kecil, 6 produktif dalam berbicara atau mengemukakan pendapat, 7 siswa membuat keputusan, dan 8 siswa aktif. Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa cici-ciri pembelajaran kooperatif adalah: a. Siswa belajar dalam kelompok, aktif mengemukakan pendapat, mendengarkan pendapat anggota yang lain, dan membuat keputusan secara bersama. b. Kelompok siswa terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. 12 12 12 c. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin maka dalam kelompokpun diupayakan terdiri dari ras, suku, budaya yang berbeda pula. Adapun tujuan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif paling tidak ada tiga hal yang hendak dicapai Marpaung, dkk. 2004: 21, yaitu:

a. Hasil belajar akademik

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, bahkan banyak ahli yang berpendapat bahwa model kooperatif unggul dalam membantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit.

b. Pengakuan adanya keragaman

Model kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. c. Pengembangan keterampilan sosial Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial dimaksudkan dalam pembelajaran kooperatif antara lain adalah : berbagai tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok. Oleh Erman Suherman, dkk. 2001 : 265 dijelaskan bahwa Cooperative Learning dalam matematika akan dapat membantu sikap positif para siswa terhadap matematika. Para siswa secara individu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah matematika, sehingga akan 13 13 13 mengurangi bahkan menghilangkan rasa cemas terhadap metematika yang banyak dialami para siswa. Dengan menonjolkan proses interaksi dalam kelompok, Cooperative Learning dapat membuat siswa menerima siswa lain yang berkemampuan dan latar belakang yang berbeda. Jika Cooperative Learning dibentuk di dalam kelas, pengaruh teman-teman sebaya itu akan dapat digunakan untuk tujuan-tujuan positif dalam pembelajaran matematika. Dorongan teman-teman untuk mencapai prestasi akademik yang baik adalah salah satu faktor penting dari Cooperative Learning . Para siswa termotivasi secara baik, siap dengan pekerjaannya, dan menjadi penuh perhatian selama jam pelajaran. Untuk mengoptimalkan manfaat Cooperative Learning keanggotaan kelompok sebaiknya heterogen, baik dari segi kemampuan maupun karakteristik lainnya. Jika para siswa mempunyai kemampuan berbeda dimasukkan dalam satu kelompok yang sama maka akan dapat memberikan keuntungan bagi para siswa yang berkemampuan rendah atau sedang. Sebaliknya apa yang diperoleh siswa yang berkemampuan tinggi? Kemampuan komunikasi verbal dalam matematika bagi siswa tersebut akan semakin meningkat. Karena untuk memberikan penjelasan tentang suatu materi matematika, seorang siswa harus memahami materi itu lebih dalam dari pada sekedar kemampuan yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah jawaban pada lembar kerja. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin 1994, adalah salah satu bentuk tipe pembelajaran kooperatif, yang tahap pelaksanaannya adalah sebagai berikut: 14 14 14

a. Tahap Penyajian Materi

Pada tahap ini materi pembelajaran dilaksanakan secara klasikal. Dengan penyajian materi secara langsung. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru pada tahap ini adalah: 1 Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai 2 Memberi motivasi kepada siswa tentang perlunya mempelajari materi 3 Menyajikan materi pokok pelajaran 4 Memantau pemahaman tentang materi pokok yang diajarkan

b. Kegiatan kelompok

Selama siswa berada dalam kegiatan kelompok, masing-masing anggota kelompok bertugas mempelajari materi yang telah disajikan oleh guru dan membantu teman sekelompok untuk menguasai materi tersebut. Guru membagi lembar kegiatan, kemudian peserta didik mengerjakan lembar kegiatan yang dibagikan. Setiap peserta didik harus mengerjakan secara mandiri dan selanjutnya saling mencocokkan dengan teman sekelompoknya. Guru harus menekankan bahwa lembar kegiatan yang dikerjakan bukan dikumpulkan kepada guru, tetapi untuk didiskusikan dalam lembar kegiatan tersebut, langkah pertama harus ditujukan kepada teman sekelompoknya baru kemudian kepada guru jika tidak terjawab. Kegiatan guru dalam tahap ini adalah : 1. Melatih kooperatif siswa 2. Menugaskan setiap kelompok untuk diskusi dan mengerjakan lembar kegiatan siswa. 3. Memonitor pelaksanaan kegiatan kelompok 4. Memberi bantuan penjelasan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. 15 15 15 Kegiatan siswa pada tahap ini adalah : 1. Bekerja sama dalam kelompok untuk mendiskusikan dan mengerjakan lembar kegiatan siswa. 2. Saling membantu teman kelompoknya untuk memahami materi pokok pelajaran dalam rangka mengerjakan lembar kegiatan siswa. 3. Menunjukkan aktivitas dalam kerja kelompok.

c. Pelaksanaan kuis individual

Pelaksanaan kuis individual bertujuan untuk mengetahui perkembangan siswa dan untuk mengetahui keberadaan seorang siswa dalam kelompok serta keberadaan suatu kelompok terhadap kelompok lainnya.

d. Penilaian perkembangan individu

Penilaian perkembangan individu bertujuan untuk memberikan hasil akhir setiap peserta didik. Nilai perkembangan individu didasarkan pada nilai awaldasar yang diperoleh dari nilai tes sebelumnya. Adapun prosedur pelaksanaan penilaian perkembangan individu adalah sebagai berikut: - Pertama : Menetapkan skor dasar Setiap Siswa diberikan skor dasar berdasarkan skor hasil kuis yang lalu. -Kedua : Menghitung skor kuis terkini Siswa memperoleh poin untuk kuis yang berkaitan dengan pelajaran terkini. -Ketiga : Menghitung skor perkembangan Siswa mendapatkan nilai perkembangan individu dengan perhitungan sebagai berikut: 16 16 16 Nilai Kuis Terkini Nilai Perkembangan - lebih 10 poin di bawah skor dasar -10 poin sampai dengan 1 di bawah skor dasar 10 - sama atau 10 poin di atas skor dasar 20 - lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 - pekerjaan sempurna tanpa memperlihatkan skor dasar 40 Marpaung, dkk. 2004:26

e. Penghargaan kelompok

Dalam Slavin, pembelajaran kooperatif mengidentifikasikan bahwa team reward dan pertanggung jawab individual adalah esensi dari pada basic achievement. Setelah melakukan penilaian perkembangan individu tahap selanjutnya memberikan penghargaan kepada masing-masiang kelompok berdasarkan perolehan rata-rata nilai perkembangan individu dalam kelompok tersebut. Berdasarkan nilai perkembangan yang diperoleh dari masing-masing kelompok ada tiga tingkatan penghargaan prestasi kelompok,yaitu : - Tim super : diberikan bagi kelompok yang memperoleh nilai rata- rata N  25. - Tim hebat : diberikan bagi kelompok yang memperoleh nilai rata- rata 20  N 25. - Tim baik : diberikan bagi kelompok yang memperoleh nilai rata- rata N  20. Marpaung, dkk. 2004:26 17 17 17

4. Metode Konvensional

Dokumen yang terkait

The Effectiveness Of Using Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Techniques in Teaching Reading

1 16 116

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI POKOK BAHASAN LINGKUNGAN

0 9 124

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA POKOK BAHASAN RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN KABUPATEN LAMANDAU

0 4 127

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL

0 2 112