25
25 sepenuhnya
dapat dikendalikan,
sumber-sumber ketidakvalidan
serta memperhitungkan sumber-sumber tersebut dalam interpretasinya.
Penelitian ini sudah memenuhi syarat dalam eksperimen yaitu adanya kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut diasumsikan
sama dalam segi yang sesuai dan hanya berbeda pada penggunaan metode dalam pembelajaran. Kelompok eksperimen dikenai model pembelajaran kooperatif
sedangkan kelompok kontrol dengan model konvensional. Pada akhir penelitian baik kelompok kontrol maupun eksperimen diukur
dengan alat ukur yang sama. Hasil pengukuran tersebut digunakan sebagai data yang kemudian diolah dan hasilnya dibandingkan dengan tabel statistik.
C. Populasi dan Sampel
Donald Ary terjemahan Arief Furchan, 1982 : 189 mengatakan bahwa : Populasi adalah semua anggota sekelompok orang, kejadian atau obyek yang telah
dirumuskan secara jelas. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri Kota Madiun tahun pelajaran 2007-2008 sebanyak 1290 siswa terbagi
ke dalam 6 SMA. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini, peneliti memilih dua
SMA secara acak dari daftar nama SMA yang terpilih itu ke dalam sampel. Penarikan sampel seperti ini disebut penarikan sampel berkelompok cluster random
sampling, Donald Ary Terjemahan Arief Furchan, 1982 : 196. Adapun langkah-langkah pengambilan sampel adalah sebagai berikut :
1. Langkah Pertama
Populasi sebanyak 1290 siswa se Kota Madiun terbagi dalam 6 SMA Negeri yaitu SMA Negeri 1 Madiun 288 siswa , SMA Negeri 2 Madiun
26
26 288 siswa , SMA Negeri 3 Madiun 125 siswa , SMA Negeri 4 Madiun
266 siswa , SMA Negeri 5 Madiun 288 siswa dan SMA Negeri 6 Madiun 160 siswa , dengan teknik cluster random sampling terpilih dua SMA yaitu
SMA Negeri 4 Madiun dan SMA Negeri 6 Madiun. 2.
Langkah Kedua
Dari SMA Negeri 4 Madiun dan SMA Negeri 6 Madiun dipilih dengan menggunakan teknik random dengan cara undian, maka terpilih SMA Negeri 4
Madiun sebanyak 126 siswa sebagai SMA eksperimen dan SMA Negeri 6 Madiun sebanyak 116 siswa sebagai SMA kontrol.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini ada dua variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu : a.
Variabel bebas 1 Model Pembelajaran
a Definisi Operasional Model Pembelajaran adalah cara-cara yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan atau menjelaskan materi ajar kepada siswa, agar materi ajar tersebut dipahami, dikuasai, diserap dan diingat informasi-
informasi, pengetahuan, dan kecakapan baik dalam arti efisiensi dan efektif, sehingga informasi, pengetahuan dan kecakapan itu dapat
dimanfaaatkan untuk kemajuan hidup dan kerja. b Skala pengukuran : nominal dengan dua kategori yaitu model
pembelajaran kooperatif dan model konvensional. c Simbol : X
1
27
27 2 Aktivitas Belajar Siswa
a Definisi Operasional Aktivitas belajar siswa adalah ciri-ciri yang tampak dan dapat diamati
serta dapat diukur oleh siapapun yang terlibat dalam pembelajaran, yaitu guru. Memahami indikator keaktifan siswa akan dapat
bermanfaat bagi guru. Adapun indikator keadaan keaktifan siswa dalam pembelajaran menurut Nana Sujana dalam Suharno, Chodijah,
Suwalni 1999 : 10 dijelaskan sebagai berikut: 1 adanya aktivitas belajar siswa secara individual untuk penerapan konsep, prinsip, dan
generalisasi. 2 adanya aktivitas belajar siswa dalam bentuk kelompok untuk memecahkan masalah problem solving. 3 adanya
partisipasi siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya. 4 adanya keberanian siswa dalam mengajukan pendapatnya. 5 adanya
aktivitas belajar menganalisis, penilaian dan kesimpulan. 6 setiap siswa dapat mengomentari dan memberi tanggapan pendapat siswa
lain. 7 adanya kesempatan bagi setiap siswa untuk menggunakan berbagai sumber belajar yang tersedia. 8 adanya upaya bagi setiap
siswa untuk menilai hasil belajar yang dicapai. 9 adanya upaya siswa untuk bertanya guru dan atau meminta pendapat siswa yang lainnya
dalam upaya kegiatan pembelajaran . b Skala pengukuran :
Data perolehan berskala interval yang kemudian ditransformasikan menjadi skala ordinal. Skala ordinal meliputi 3 kategori : rendah,
sedang dan tinggi. c Simbol : X
2
d Indikator : jumlah skor dari angket aktivitas belajar matematika
28
28 b.
Variabel Terikat Prestasi Belajar matematika
a Definisi Operasional Prestasi belajar matematika adalah skor yang diperoleh siswa setelah
menjawab beberapa soal matematika. b Indikator : Nilai tes pokok bahasan Persamaan dan Fungsi Kuadrat
c Skala pengukuran : interval. 1
Simbol : Y 2.
Teknik Pengambilan Data a. MetodeAngket
Metode angket adalah cara pengumpulan data melalui pengajuan item pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subyek penelitian, responden atau
sumber data lain dan jawabannya diberikan secara tertulis. Dalam penelitian ini, metode angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas
belajar siswa. Adapun prosedur skor untuk jawaban angket yang diberikan pada respoden adalah sebagai berikut: jawaban a diberi skor 5, b diberi skor
4, c diberi skor 3, d diberi skor 2 dan e diberi skor 1. b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan mengambil dari dokumen yang telah ada. Dalam penelitian ini metode
dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai nilai siswa yang menjadi sampel pada penelitian ini yaitu nilai ujian akhir SMPMTs mata
pelajaran matematika. Data tersebut digunakan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa yang termasuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah seimbang.
29
29 c. Metode Tes
Metode Tes adalah metode pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah item pertanyaan kepada subyek penelitian. Pada
penelitian ini metode tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai prestasi belajar matematika pada sampel setelah dikenai suatu perlakuan.
3. Pengembangan Instrumen.
a. Angket 1 Tujuan : untuk mengetahui aktivitas belajar siswa.
2 Langkah-langkah Penyusunan Angket: a. Menjabarkan komponen-komponen aktivitas belajar ke dalam indikator.
Adapun komponen-komponen aktivitas belajar tersebut adalah : 1 Aktivitas mengikuti pelajaran di ruang kelas.
2 Frekuensi belajar di rumah. 3 Aktivitas mempelajari sumber pelajaran di perpustakaan.
4 Kegiatan belajar kelompok. 5 Usaha dalam mengatasi kesulitan belajar.
6 Pengerjaan Tugas. 7 Aktivitas menghadapi tes.
8 Aktivitas mempelajari sumber belajar selain buku pelajaran. b. Menyusun tabel kisi-kisi pembuatan instrumen aktivitas belajar
matematika. c. Menjabarkan indikator ke dalam butir angket.
d. Memberikan skor pada setiap butir angket yaitu : a = 5, b = 4, c = 3, d = 2, e = 1.
30
30 Kisi kisi angket aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 6,
sedangkan angket penelitian tentang aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 7.
b. Tes Untuk mendapatkan skor prestasi belajar matematika digunakan bentuk tes
yang terdiri atas beberapa soal. Langkah langkah penyusunan perangkat tes prestasi belajar matematika
sebagai berikut : 1 Menyusun tabel kisi kisi soal yang meliputi jenis atau tipe soal yang
digunakan. 2 Menyusun butir butir soal berdasarkan kisi kisi tersebut.
Kisi kisi tes prestasi belajar matematika yang akhirnya digunakan untuk mendapatkan data penelitian dapat dilihat pada lampiran 3, sedangkan soal
tes prestasi belajar matematika pada lampiran 4. c. Uji Coba Intrumen
Soal tes prestasi belajar matematika dan angket aktivitas belajar matematika akan diujicobakan untuk mendapatkan dan memperbaiki tingkat
validitas dan reliabilitasnya. 1
Uji Validitas Suatu Intrumen disebut valid apabila instrumen tersebut dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas di sini termasuk validitas internal karena setiap bagian instrumen mendukung misi
instrumen secara keseluruhan yaitu mengungkap data dari variabel yang dimaksud. Dalam penelitian ini untuk menguji validitas instrumen
digunakan rumus korelasi moment produk Karl Pearson sebagai berikut:
31
31
xy
r =
2 2
2 2
n XY
X Y
n X
X n
Y Y
dengan :
xy
r = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X = skor butir item tertentu
Y = skor total
n = cacah subyek
Dengan keputusan Uji :
xy
r r
kritik
: item pernyataan tersebut valid 2
Uji Reliabilitas Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila hasil pengukuran
dengan alat tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada
kelompok orang yang berlainan pada waktu yang sama. Reliabilitas di sini termasuk reliabel internal karena setiap bagian instrumen
mendukung misi instrumen secara keseluruhan. Karena Skor dalam angket tidak 0 dan 1 tetapi antara 1 sampai 5 maka
untuk uji reliabilitas digunakan rumus alpha. Adapun rumus alpha yang dimaksud adalah sebagai berikut :
2 11
2 1
1 1
b
k r
k
Suharsimi Arikunto, 2005 : 109
32
32 dengan keterangan :
r
11
= reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan
2 b
= jumlah varians butir
2 1
= varians total Instrumen dikatakan reliabel jika
tabel
r r
11
. d. Tes
1 Tujuan : untuk mengukur prestasi belajar matematika pada pokok bahasan Persamaan dan Fungsi Kuadrat.
2 Penyusunan tes prestasi belajar matematika dilakukan oleh peneliti dengan berpedoman pada kurikulum yang berlaku.
3 Sistem penilaian tes prestasi belajar menggunakan Penilaian Acuan Patokan PAP, yaitu penilaian yang diacukan kepada tujuan instruksional
yang harus dikuasai siswa. Dengan demikian derajat keberhasilan siswa dibandingkan dengan tujuan yang seharusnya dicapai, bukan dibandingkan
dengan rata-rata kelompoknya. Kriteria keberhasilan siswa sebesar 70 . 4 Uji validitas instrumen :
Untuk menguji validitas instrumen tes prestasi belajar digunakan validitas kurikuler. Suatu tes dikatakan valid apabila telah disusun sesuai kurikulum
materi dan tujuannya . Dengan demikian validitas kurikuler tidak memerlukan uji coba dan analisis statistik atau dinyatakan dalam bentuk
angka-angka.
33
33 e. Analisis butir soal
Untuk instrument tes prestasi belajar matematika, selain diuji validitas butirnya dengan menggunakan rumus yang sama seperti pada angket, juga dilakukan
analisis butir soal mengenai Taraf Kesukaran dan Daya Pembedanya. 1.Taraf Kesukaran TK
Untuk menentukan Taraf Kesukaran TK digunakan rumus sebagai berikut :
TK = maks
S N
B A
. 2
Depdiknas , Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengujian
di mana, Σ A
= jumlahtotal skor untuk kelompok atas 27 dari total data Σ B
= jumlahtotal skor untuk kelompok bawah 27 dari total data N
= jumlah siswa pada kelompok atas atau kelompok bawah S
maks
= skor tertinggimaksimum yang dapat diperoleh
Interpretasipenafsiran Tingkat Kesukaran didasarkan pada tabel berikut ini.
Tabel 3.1. Interpretasi Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran TK Interpretasi atau Penafsiran TK
TK 0,30 Sukar
0,30 ≤ TK 0,70
Sedang TK
≥ 0,70 Mudah
Depdiknas , Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengujian
34
34 2. Daya Pembeda DP
Untuk menentukan Daya Pembeda DP digunakan rumus sebagai berikut : DP
=
maks
S N
B A
. 2
Depdiknas, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengujian Interpretasi atau penafsirannya dilakukan berdasarkan tabel berikut ini.
Tabel 3.2. Interpretasi Daya Pembeda
Daya Pembeda DP Interpretasi atau penafsiran DP
DP 0,20 Lemah
0,20 ≤ DP 0,30
Kurang kuat 0,30
≤ DP 0,40 Cukup kuat
DP ≥ 0,40
Kuat
Depdiknas,Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengujian
E. Teknik Analisis Data