trigeminus sehingga terjadi nyeri kepala dan gejala lain. Rangsangan trigeminal ini akan mengeluarkan neuropeptida sehingga vasodilatasi dan
aktivitas saraf perivaskular bertambah.
3,41
Hipereksitasi korteks serebri
Cortical spreading depression
Aktivasi sistem trigeminovaskular
Sterile neurogenic inflammation
Sensitisasi sentral dan perifer
Nukleus batang otak
Serangan migren
Gambar 2.1. Patofisiologi migren
. 4
2.5 Gejala klinik migren
gejala klinik yang sering dijumpai pada migren berupa nyeri kepala berulang, biasanya unilateral dengan interval bebas gejala dengan disertai minimal tiga
keluhan seperti nyeri perut, mual atau muntah, nyeri kepala berdenyut, berhubungan dengan aura visual, sensorik ataupun motorik, membaik
dengan tidur, dan adanya riwayat keluarga migren.
1
Universitas Sumatera Utara
Pada migren tanpa aura, selain keluhan diatas, dapat juga dijumpai keluhan pucat, fotofobia, fonofobia, osmofobia, dan parestesia. Sedang pada
migren dengan aura, sebelum terjadinya nyeri kepala, biasanya didahului dengan aura. Aura visual muncul dengan gejala pandangan kabur, skotoma,
fotopsia, fortification spectra, dan distorsi ireguler terhadap objek. Pada beberapa orang, terkadang disertai vertigo dan lightheadedness. Aura
sensorik muncul berupa parestesia perioral dan kebas atau mati rasa pada tangan dan kaki.
1,29
Migren dengan atau tanpa aura mempunyai patofisiologi yang sama, tergantung intensitas iskemik pada serebral yang akan menimbulkan ada
atau tidak adanya aura.
42
2.6. Diagnosis
Diagnostis migren pada anak ditegakkan berdasarkan kriteria The International Headache Society IHS.
13,28,29,43
Diagnosis klinik IHS menjadi standar baku emas migren, sebab lebih mudah dan mempunyai akurasi yang
baik.
44
Diagnosis migren menurut IHS:
28
Migren tanpa aura pada anak:
A. Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D B. Serangan nyeri kepala berlangsung 1 sampai 72 jam
C. Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara karakteristik berikut: 1. Lokasi unilateral, mungkin bilateral, frontotemporal tanpa oksipital
Universitas Sumatera Utara
2. Kualitas berdenyut 3. Intensitas nyeri sedang atau berat
4. Keadaan bertambah berat oleh aktifitas fisik atau penderita menghindari aktifitas fisik rutin seperti berjalan atau naik tangga
D. Selama nyeri kepala disertai salah satu dibawah ini : 1. Mual dan atau muntah
2. Fotofobia dan fonofobia E. Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain
Migren dengan aura pada anak:
A. Sekurang-kurangnya terjadi 2 serangan yang memenuhi kriteria B B. Adanya aura yang terdiri paling sedikit satu dari dibawah ini:
1. Gangguan visual yang reversibel termasuk: positif atau negatif seperti cahaya yang berkedip-kedip, bintik-bintik atau garis-garis
2. Gangguan sensoris yang reversibel termasuk positif seperti diuji dengan peniti dan jarum atau negatif hilang rasakebas
3. Gangguan bicara disfasia yang reversibel sempurna C. Paling sedikit dua dari dibawah ini:
1. Gejala visual homonim atau gejala sensoris unilateral 2. Paling tidak timbul satu macam aura secara gradual
≥ 5 menit atau aura yang lainnya
≥ 5 menit 3. Tiap gejala berlangsung
≥ 5 menit dan ≤ 60 menit D. Tidak berkaitan dengan kelainan lain
Universitas Sumatera Utara
2.7. Terapi Preventif