disfungsi mitokodrial yang berperan dalam patofisiologi migren.
12,13
Riboflavin merupakan prekursor dari dua koenzim, flavin mononukleotida dan flavin
adenine dinukleotida. Keduanya terlibat dalam transfer elektron pada reaksi oksidasi-reduksi. Pasien dengan ensefalopati mitokondrial, laktat asidosis
dan episode yang menyerupai stroke juga memperlihatkan pengurangan energi metabolisme metokondrial dan juga terdapat gejala nyeri kepala
menyerupai migren. Pada subjek tersebut gejala nyeri kepala berkurang dengan pemberian riboflavin.
22,34,40
Pada migren terjadi defisit pembentukan energi mitokondrial otak yang menyebabkan gangguan biokimia yang mengaktivasi sistem
trigeminovaskuler yang menyebabkan serangan migren, pemberian riboflavin pada penderita migren dengan asumsi bahwa dosis tinggi riboflavin
memperkuat aktivitas kompleks mitokondrial I dan II dan dapat memperbaiki abnormalitas klinis dan biokimia.
14,15,22
Efek samping riboflavin berupa poliuria dan diare.
20,21
Dosis diberikan dengan dosis tinggi yaitu 400 mg oral.
55,56
2.9 Parameter terapi preventif
Cara menilai keberhasilan terapi preventif migren pada anak dan remaja yaitu dengan mengukur penurunan frekuensi dan lama serangan dengan catatan
harian nyeri kepala yang digunakan untuk menilai efek tersebut. Untuk pemeriksaan disabilitas yang sensitif, dapat dipercaya dan sahih
pada anak dan remaja digunakan PedMIDAS, sebagai modifikasi MIDAS
Universitas Sumatera Utara
yang dipakai pada dewasa.
27
Waktu yang digunakan untuk menilai PedMIDAS adalah setiap 3 bulan. Kategori penilaian PedMIDAS yang dipakai
adalah skor PedMIDAS dengan menghitung seluruh jumlah hari disabilitas dan sistim derajat PedMIDAS yang mengklasifikasi PedMIDAS dengan
ringan, sedang dan beratnya serangan migren.
26,27
Dikatakan tidak ada disabilitas bila skor antara 0 sampai 10, disabilitas ringan bila skor 11 sampai
30, disabilitas sedang bila skor 31 sampai 50 dan disabilitas berat bila skor lebih dari 50.
26
Terdapat 6 pertanyaan pada PedMIDAS yang berhubungan dengan dampak migren dengan aktivitas sekolah, kegiatan harian di rumah dan
sosialisasi serta olahraga. Pertanyaan pertama didasarkan pada hari ketidakhadiran di sekolah sebab migren. Pertanyaan kedua adalah jumlah
hari anak hadir di sekolah tetapi sebab migren harus terlambat atau terpaksa pulang lebih awal. Pertanyaan ketiga berhubungan dengan jumlah hari di
sekolah dimana anak kurang berfungsi kurang dari setengah kemampuannya karena sakit kepala. Pertanyaan keempat difokuskan pada kegiatan-kegiatan
di rumah, dengan mencatat jumlah hari anak tidak mampu melaksanakan pekerjaan rumah karena sakit kepala. Dua pertanyaan terakhir berhubungan
dengan kegiatan di luar rumah seperti berMein dan olah raga. Pertanyaan kelima jumlah hari anak tidak berpartisipasi dan keenam tentang kemampuan
anak berpartisipasi tetapi kurang 50 dari kemampuan sebenarnya.
26,27
Universitas Sumatera Utara
2.10. Kerangka Konseptual
: yang diamati dalam Penelitian
Faktor predisposisi migren: • Genetik, Usia, Menstruasi,
terlambat makan, rangsangan berlebihan,
perubahan cuaca terlalu banyak kurang tidur, stres
Terapi preventifprofilaktik
Î
riboflavin
plasebo
• Frekuensi, durasi nyeri kepala • Disabilitas akibat nyeri kepala
↓ PEDMIDAS
Terapi abortif akut
Hipereksitasi korteks serebri abnormal
Cortical spreading depression
Aktivasi sistem trigeminovaskular
Sterile neurogenic inflammation
Sensitisasi sentral dan perifer
Migren
Nukleus batang otak
Aktivasi platelet Ekstravasasi plasma protein
Vasodilatasi pembuluh.darah kranial Pelepasan mediator dan neurotransmitter serotonin,
noradrenalin, asetilkolin, VIP, Substansia P, CGRP Gangguan distribusi ion intra
dan ekstraseluler
Riboflavin
Penurunan aliran darah
Universitas Sumatera Utara
BAB 3. METODELOGI