Teknik Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN

dianggap benar-benar layak untuk dijadikan sebagai tes hasil belajar siswa. Hasil uji coba produk merupakan validitas empiris dari penelitian ini. 7. Revisi Produk Langkah terakhir ini merupakan penyempurnaan dari produk setelah diuji cobakan dan dianalisis dari segi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan analisis pengecohnya. Analisis data ini bertujuan untuk mengetahui kualitas soal, sehingga peneliti dapat mengetahui soal mana yang sudah baik dan soal mana yang butuh untuk direvisi serta soal mana yang memang harus dibuang. Peneliti sendiri memiliki kriteria tertentu untuk memilih soal yang akan direvisi. Revisi produk di langkah ini akan menjadi revisi terakhir yang akan peneliti lakukan sehingga produk yang telah melalui langkah ini telah dianggap layak untuk digunakan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data. Kedua teknik tersebut adalah non-tes dan tes. Kedua teknik pengumpulan data akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Non-tes Pengumpulan data dengan menggunakan teknik non-tes pada penelitian ini ada dua, yaitu dengan wawancara dan kuesioner. Berikut penjabaran dari kedua teknik non-tes tersebut: a. Wawancara Wawancara menurut Abdurrahman 2011: 89 merupakan satu dari beberapa teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab dengan narasumber baik secara langsung maupun tidak langsung. Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini berbentuk wawancara secara langsung, yang berarti peneliti melakukan tanya jawab secara langsung tanpa menggunakan perantara dengan narasumber yang ingin dimintai keterangan. Kegiatan wawancara menurut Sudjana 2008: 194 harus ada pedoman wawancaranya. Kegiatan wawancara sendiri melibatkan empat komponen, yaitu isi pertanyaan, pewawancara, responden atau narasumber, dan situasi wawancara. Keempat komponen ketika sudah terpenuhi maka akan membuat kegiatan waancara berlangsung dengan baik. Sugiyono 2012: 138 menjelaskan bahwa wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Wawancara terstruktur merupakan wawancara yang sudah menyiapkan teks pertanyaan secara berurutan sebelum melakukan wawancara dengan narasumber. Berbeda dengan wawancara terstruktur, wawancara tidak terstruktur tidak membutuhan atau bebas tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis. Wawancara tidak terstruktur semacam ini biasanya dilakukan untuk memperoleh informasi awal. Penelitian ini menggunakan jenis wawancara tidak terstruktur dimana peneliti hanya melakukan tanya jawab secara spontan namun berkaitan dengan hal yang ingin diketahui. Wawancara tidak terstruktur tidak membutuhkan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis sehingga peneliti hanya membuat pedoman wawancara berupa kisi-kisi pertanyaan. Peneliti melakukan wawancara sebagai teknik pengumpulan data awal atau mengumpulkan informasi awal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Narasumber yang peneliti wawancarai adalah dua guru kelas V di yang masing- masing mengajar di SDK Kintelan I dan SD Karitas Nandan. b. Kuesioner Kuesioner menurut Widi 2010: 243 merupakan daftar pertanyaan secara tertulis yang harus dijawab oleh responden. Penelitian ini memakai kuesioner dengan skala likert empat pilihan. Skala likert sendiri berfungsi untuk mengukur sikap atau pendapat dan ansumsi seseorang responden berkaitan dengan fenomena sosial Sugiyono, 2011: 136. Kuesioner penelitian ini digunakan sebagai validitas isi dengan cara validasi ahli expert judgement. Data yang akan terkumpul melalui kuesioner ini dapat berupa data kualitatif maupun kuantitatif. 2. Tes Tes menurut Jihad 2012: 67 merupakan kumpulan pertanyaan yang wajib dijawab atau tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa atau orang yang akan di tes. Tujuan dari pada tes sendiri adalah untuk mengukur sejauh mana seorang siswa dapat menguasai pelajaran yang telah diberikan. Arifin 2009: 124 mengemukakan bahwa tes dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Terdapat dua jenis tes apabila dilihat dari aspek pengetahuan dan keterampilan. Kedua jenis tes tersebut adalah tes kemampuan yang tidak ada batas waktu dalam mengerjakan dan tes kecepatan yang mana aspek yang diukur adalah kecepatan siswa dalam mengerjakan tes tersebut. Arifin melanjutkan bahwa tes dapat dibagi lagi menjadi tiga jenis apabila dilihat dari bentuk jawaban siswa. Ketiga jenis tes tersebut adalah tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Tes tertulis adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban dalam bentuk tulisan, sedangkan tes lisan menuntut siswa untuk menjawab pertanyaan secara lisan, dan tes perbuatan berarti menuntut siswa untuk menjawab pertanyaan melalui perbuatan. Tes tertulis sendiri dapat dibagi menjadi dua yaitu tes uraian dan tes objektif. Tes uraian menuntut siswa untuk menjawab menggunakan kata-katanya sendiri Arifin, 2009: 125. Berbeda dengan tes uraian, tes objektif merupakan tes yang mana jawaban siswa antara benar dan salah. Hal ini berarti hanya ada satu jawaban benar untuk soal objektif, dan ketika siswa menjawab jawaban yang lain maka dapat dipastikan salah. Tes objektif sendiri dibagi menjadi empat yaitu tipe benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan jawaban singkat Arifin, 2009: 135. Tes pada penelitian ini merupakan tes tertulis yang berbentuk soal pilihan ganda. Hanya ada satu jawaban benar untuk menjawab soal yang ada dalam tes. Oleh sebab itu siswa hanya boleh memilih satu opsi jawaban dari sekian opsi jawaban yang dianggapnya benar. Tes sebelumnya sudah disusun dengan dasar pembuatan kisi-kisi tes terlebih dahulu. Materi yang di tes kan adalah materi pengukuran sudut untuk siswa kelas V SD. Soal pilihan ganda berjumlah 40 soal dan akan peneliti bagi menjadi 2 tipe soal yaitu soal A dan soal B dimana setiap tipe berjumlah 20 soal. Setiap tipe soal akan memiliki bobot soal mudah, sedang, dan sulit yang sama. Soal mudah ada 5 buah, soal sedang ada 10 buah, dan soal sulit ada 5 buah. Peneliti akan menyiapkan lembar jawab untuk siswa dalam mengerjakan tes dan memberi kertas kosong untuk menghitung.

E. Instrumen Penelitian