Jenis Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III akan membahas enam pokok bahasan. Keenam pokok bahasan yang akan dibahas adalah jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian dan pengembangan atau reseacrh and development. Borg Gall dalam Setyosari, 2013: 222 mengemukanan bahwa penelitian pengembangan merupakan suatu proses yang dipakai dengan tujuan mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Terdapat beberapa langkah di dalam penelitian ini. Langkah dari penelitian ini terdiri dari kajian tentang temuan penelitian produk yang ingin dikembangkan, lalu mengembangkan produk tersebut bedasarkan temuan tersebut, setelah itu menguji cobakan produk di lapangan sesuai dengan latar di mana produk tersebut akan dipakai, baru setelah itu dilakukan revisi terhadap hasil uji lapangan. Langkah-langkah dari proses penelitian dan pengembangan akan menunjukkan suatu siklus Sukmadinata, 2008: 165. Siklus dimulai dengan adanya kebutuhan, lalu permasalahan yang membutuhkan pemecahan yang menggunakan suatu produk tertentu. Langkah selanjutnya yaitu menentukan karakteristik yang menjadi spesifikasi dari produk yang akan dihasilkan. Materi yang dipilih harus diseuaikan dengan kondisi, latar belakang dan kemampuan guru yang akan mempelajarinya serta sumber belajar yang ada di tempat atau daerah masing-masing kota. Langkah selanjutnya produk dibuat drafnya lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dahulu atau dibuat kasarannya. Kualitas produk harus diuji terlebih dahulu sehingga produk akan terlihat tinggi rendahnya kualitas produk tersebut. Sugiyono 2012: 298 menjelaskan bahwa terdapat sepuluh langkah dalam penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg Gall. Kesepuluh langkah ini merupakan langkah yang harus dilakukan dalam penelitian pengembangan. Langkah-langkah dalam penelitian pengembangan yaitu 1 potensi dan masalah; 2 pengumpulan data; 3 desain produk; 4 validasi desain; 5 revisi desain; 6 uji coba produk; 7 revisi produk; 8 uji coba pemakaian; 9 revisi produk; dan 10 produk masal. Secara urut langkah- langkah tersebut dapat dibuat bagan seperti pada gambar 3.1 di bawah ini. Gambar 3.1 Langkah Metode Penelitian Pengembangan research and development Menurut Borg Gall Potensi dan Masalah Pengumpula n Data Desain Produk Validasi Desain Revisi Desain Uji Coba Produk Revisi Produk Uji Coba Pemakaian Revisi Produk Produk Masal Kesepuluh langkah pada gambar 3.1 saling berkaitan satu sama lain dan merupakan tahapan yang sistematis. Penjabaran langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Potensi dan Masalah Potensi dan masalah merupakan dasar dari adanya penelitian pengembangan. Potensi sendiri merupakan hal-hal yang apabila digunakan akan memiliki nilai tambah. Nilai tambah yang dimaksud adalah apabila tidak dilakukan maka tidak mengurangi apapun namun apabila dilakukan akan menguntungkan. Masalah sendiri merupakan suatu hal yang menyimpang dari apa yang diharapkan. Potensi dan masalah adalah suatu hal yang harus ditunjukkan lewat data empirik. Data dari potensi dan masalah dapat dicari melalui kegiatan wawancara, observasi dan lain-lain yang dapat mengumpulkan informasi. Pengumpulan data potensi dan masalah sendiri sebenarnya tidak harus dicari sendiri, namun dapat berasal dari laporan penelitan orang lain atau sebuah dokumentasi laporan kegiatan Sugiyono, 2012: 298-300. 2. Pengumpulan Data Sugiyono 2012: 300 memaparkan bahwa pengumpulan data atau informasi harus dilakukan setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up-to-date. Pengumpulan data ini digunakan sebagai bahan dalam proses perencanaan pembuatan suatu produk yang mana diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Mengatasi sebuah masalah membutuhkan metode penelitian dan metode apa yang akan digunakan tergantung pada permasalahan yang ditemukan. Fungsi dari pengumpulan data bagi penelitian sendiri sebagai indikator pemilihan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI metode yang akan dipilih dan penentuan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan seorang peneliti. 3. Desain Produk Penelitan research and development menghasilkan produk yang bermacam- macam. Produk dari pada penelitan pengembangan ini tergantung dari bidang apa masalah itu timbul. Demi menghasilkan suatu sistem yang baru untuk mengatasi masalah yang ditemukan, maka peneliti harus membuat rancangan kerja baru. Rancangan atau desain ini dibuat dengan berdasar pada rancangan atau desain yang lama sehingga kelemahan dari pada desain yang lama dapat diketemukan. Pembuatan desain baru ini mengharuskan peneliti mengkaji referensi yang mutakhir dan berkaitan dengan sistem kerja yang modern. Hasil akhir dari kegiatan tersebut akan menghasilan sebuah desain produk baru yang spesifikasinya lebih dari produk yang lama. Desain produk harus diwujudkan secara visual agar pencipataan atau pembuat produk yang baru dapat berjalan lancar Sugiyono, 2012: 300-301. 4. Validasi Desain Validasi desain menurut Sugiyono 2012: 302 merupakan suatu serangkaian kegiatan yang bertujuan menilai apakah rancangan produk secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Rasional yang dimaksud adalah penilaian berdasarkan pemikiran rasional semata bukan berdasarkan fakta lapangan. Kegiatan validasi dapat dilakukan dengan bantuan beberapa pakar atau seorang ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang. Nilai dari para pakar atau ahli dapat dijadikan sumber informasi baru mengenai kelemahan dan kelebihan produk baru yang dihasilkan. 5. Revisi Desain Revisi desain berhubungan dengan hasil validasi desain. Revisi sendiri dilakukan ketika ada kelemahan yang ada pada produk baru. Revisi desain diharapkan dapat memperbaiki kelemahan. Perbaikan ini tidak serta merta tanpa pertimbangan apapun, tetapi perbaikan ini harus didasari pada hasil validasi yang berupa data empiris ataupun komentar dari para pakar dan ahli. Revisi desain ini harus dilakukan oleh peneliti selaku sang pembuat desain produk yang akan dihasilkan untuk mengatasi masalah yang telah diidentifikasi Sugiyono, 2012: 302. 6. Uji Coba Produk Pengujian produk dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data berupa informasi apakah sistem kerja yang baru dapat lebih efektif digunakan dan lebih efisien dari pada sistem yang lama. Hasil uji coba produk akan dibandingkan dengan produk lama atau sistem kerja yang lama setelah itu baru diukur indikator keberhasilan dari produk baru tersebut. Uji coba produk juga dapat disebut sebagai eksperimen dimana melakukan kegiatan pembandingan dengan kelompok yang menggunakan produk lama dengan kelompok yang menggunakan produk baru Sugiyono, 2012: 302-303. 7. Revisi Produk Revisi produk pada langkah ini sebagai pembenahan dari produk yang sudah diujikan. Tentu saja revisi produk kali ini tidak akan separah dengan revisi produk sebelum apabila dipikirkan secara rasional. Namun sekali lagi dikatakan bahwa revisi sebelumnya merupakan revisi dari kekurangan sebagai pemikiran rasional dari para pakar atau ahli, sedangkan revisi kali ini berdasarkan kekurangan setelah dilakukannya uji coba lapangan Sugiyono, 2012: 310. 8. Uji Coba Pemakaian Uji coba pada langkah ini dilakukan pada lingkup luas. Hal ini dilakukan karena produk baru yang dihasilkan dirasa telah memiliki kualitas dengan adanya uji coba sebelumnya serta adanya revisi. Peneliti pada tahap ini hanya meyakinkan bahwa produknya memang layak dipergunakan sehingga khalayak luas dapat mencoba produk baru ini. Hasil dari uji coba pemakaian ini memungkinkah adanya perbaikan karena jumlah subjek yang lebih banyak dari pada uji coba sebelumnya dan memungkinkan ada suatu kendala dalam pengujian produk. 9. Revisi Produk Revisi produk pada langkah ini sebagai tahap final dari pada produk baru yang akan disebar luaskan. Tentu saja pada tahap ini perbaikan-perbaikan lah yang diutamakan pada kelemahan dan kekurangan yang masih terlihat setelah dilakukannya uji coba pemakaian pada langkah delapan. Tahap ini juga dapat dikatakan sebagai tahap penyempurnaan produk sehingga diharapkan pada langkah ini kelemahan yang terlihat pada langkah delapan dapat diatasi dan tidak akan terjadi lagi sehingga produk benar-benar siap di buat secara masal pada langkah terakhir Sugiyono, 2012: 310-311. 10. Produk Masal Produk masal adalah langkah terakhir dalam penelitian pengembangan. Langkah ini dapat dilakukan apabila memang produk yang sudah diuji cobakan telah dinyatakan efektif dan layak untuk di produksi Sugiyono, 2012: 311. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Peneliti pada langkah ini akan mendesiminasikan atau menyebarluaskan produk dengan tujuan untuk menyosialisaikan kepada seluruh subjek. Subjek dalam penelitan ini dapat berupa kabupaten, kota, atau provinsi bahkan nasional. Dalam memproduksi produk masal ini, peneliti akan melakukan pertemuan dan membuat semacam jurnal ilmiah, setelah itu dapat bekerja sama dengan penerbit apabila sosialisasi produk itu bersifat komersial. Produk yang sudah dipoduksi dan didistribusikan dapat dipakai di masing-masing sekolah yang membutuhkan Arifin, 2011: 132. Penelitian pengembangan yang baik memang harus menerapkan kesepuluh langkah menurut Sugiyono. Sebuah penelitian terkadang tidak harus menerapkan kesepuluh langkah tersebut. Faktor yang membuat sebuah penelitian pengembangan tidak menerapkan semua langkah dari Sugiyono adalah waktu. Seorang peneliti terkadang hanya diberi waktu yang terbatas dalam melakukan penelitian sehingga langkah yang dilakukan peneliti tidak sampai akhir. Langkah yang umumnya dilakukan peneliti yang memiliki masalah keterbatasan waktu biasanya hanya sampai pada langkah keenam dimana sampai pada uji coba produk. Penelitian yang tidak menerapkan kesepuluh langkah tersebut bukan berarti gagal karena sebelumnya desain produk sudah divalidasi serta diuji cobakan dan sudah ada revisi atau perbaikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Setting Penelitian