Disisi lain, penerapan peraturan tersebut juga diharapkan dapat menjamin terpeliharanya tta tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas serta dapat mendorong Pegawai
negeri Sipil untuk lebih produktif berdasarkan system karier dan system prestasi kerja. Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis mencoba melakukan penelitian mengenai
bagaimana penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 diharapkan dapat mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang handal, professional, dan bermoral sebagai
penyelenggara pemerintahan yang menerapkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik good governance.
Disisi lain, penerapan peraturan tersebut juga diharapkan dapat menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas serta dapat mendorong Pegawai
Negeri Sipil untuk lebih produktif berdasarkan system karier dan system prestasi kerja. Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis mencoba melakukan penelitian mengenai
bagaimana penerapan Disiplin kerja Pegawai Negeri sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010. Dalam hal ini, sebagai upaya untuk mempermudah dan memperlancar
penulisan, maka penulis mengambil lokasi penelitian di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah pelaksanaan penerapan disiplin
kerja bagi pegawai negeri sipil berdasarkan peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 di lingkungan kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendiskripsikan bagaimana penerapan disiplin kerja terhadap PNS di lingkungan
kantor Sekretariat Daerah kabupaten Dairi 2.
Untuk mengetahui apakah penerapan disiplin kerja pegawai negeri di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan
pemerintah Nomor 53 tahun 2010.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat: 1.
Bagi Penulis memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan keilmuan, khususnya dalam pengembangan atau peningkatan disiplin dan profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil, serta membuka cakrawala baru dalam memperkaya penelitian di bidang kebijakan politik.
2. Untuk orang lain secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
bagi pihak-pihak yang berkompeten dalam upaya meningkatkan disiplin dan kinerja Pegawai Negeri Sipil dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga
dalam menentukan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan pegawai dan organisasi, serta relevan dengan perkembangan atau dinamika lingkungan strategis organisasi
publik . 3.
Bagi Departemen Adminstrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melengkapi
Universitas Sumatera Utara
ragam penelitian baik secara teoritis maupun praktis yang telah dilakukan oleh peneliti.
1.5 Kerangka Teori
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, seorang peneliti perlu menyiapkan suatu kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti
menyoroti masalah yang dipilih. Dalam penelitian ini yang menjadi kerangka teori adalah:
1.5.1 Penerapan Disiplin 1.5.1.1. Defenisi Penerapan Disiplin
Menurut kamus besar bahasa Indonesia KBBI, pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa, penerapan
adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau
golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya. http:internetsebagaisumber belajar.blogspot.com201007pengertian-penerapan. Html
Berbicara masalah disiplin berkaitan dengan unsur perilaku, sikap dan tingkah laku seseorang. Untuk mengetahui pelaskanaan disiplin kerja pegawai yang dilaksanakan oleh
pegawai pada kantor sekretariat daerah pada kantor sekretariat daerah kabupaten Dairi maka diperlukan arah dan dasar berfikir yang jelas dalam penelitian. Oleh karena itu penulis
mengambil beberapa konsep teori atau pendapat-pendapat yang telah dirumuskan oleh para ahli yang dianggap mempunyai relevansinya tentang disiplin sesuai dengan masalah
penelitian seperti yang dikemukakan dibawah ini. Disiplin adalah sikap ketersediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan
menaati segala norma-norma yang berlaku disekitarnya, adapun yang dimaksud dengan
Universitas Sumatera Utara
disiplin ialah “ketaatan dalam menghormati dan melaksanakan suatu system yang mengharuskan orang tunduk pada keputusan, pemerintah atau peraturan yang berlaku
“Victor M. Situmorang dan Jusuf Juhir 1994:153 Sementara itu soegeng Prijodarminto dalam bukunya “Disiplin Kiat Menuju Sukses”
terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan atau ketertiban Soegeng Prijodarminto 1994:25
Disiplin tidak hanya diartikan tunduk kepada peraturan-peraturan dan ketentuan yang sudah lazim dilaksanakan. Akan tetapi disiplin dapat mendorong manusia melaksanakan
kegiatan-kegiatan secara sadar diyakini manfaatnya. Secara umum disiplin dapat diartikan sebagai kepatuhan atau ketaatan terhadap segala peraturan dan ketentuan yang berlaku atau
dapat juga diartikan sebagai kesungguhan dalam bertindak dan berperilaku. Sementara itu Sinungan Muchdarsyah mendefenisikan disiplin secara berbeda-beda.
Dari sejumlah pendapat disiplin dapat disarikan ke dalam beberapa pengertian sebagai berikut:
1. Kata disiplin dilihat dari segi terminologis berasal dari kata latin “discipline” yang
berarti pengajaran, latihan dan sebagainya berawal dari kata discipulus yaitu seorang yang belajar. Jadi secara etimologis terdapat hubungan pengertian antara discipline
dengan disciple inggris yang berarti murid, pengikut yang setia, ajaran atau larian. 2.
Latihan yang mengembangkan pengendalian diri, watak, atau ketertiban dan efisiensi.
3. Kepatuhan atau ketaatan Obedience terhadap ketentuan dan peraturan pemerintah
atau etik, norma dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat. 4.
Penghukuman punishment yang dilakukan melalui koreksi dan latihan untuk mencapai perilaku yang dikendalikan controlbehavior. Muchdarsyah, sinungan
2000:146 Disiplin yang dating dari individu sendiri adalah disiplin yang berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
atas kesadaran individu sendiri dan bersifat spontan. Disiplin ini merupakan disiplin yang sangat diharapkan oleh suatu organisasi karena disiplin ini tidak memerlukan
perintah atau teguran langsung. Sedangkan yang dimaksud dengan disiplin ini tidak memerlukan perintah yang dijalankan karena adanya sanksi atau ancaman hukuman.
Dengan demikian orang yang melaksanakan disiplin ini karena takut terkena sanksi atau hukuman, sehingga disiplin dianggap alat untuk menuntut pelaksanaan tanggung jawab.
Bertitik tolak dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa inti dari pembentukan disiplin dapat dilaksanakan melalui dua cara, yaitu melalui pengembangan disiplin pribadi atau
pengembangan disiplin yang datang dari individu serta melalui penerapan tindakan disiplin yang ketat, artinya bagi seorang pegawai yang indisipliner akan dikenai hukuman atau sanksi
sesuai dengan tingkatan kesalahan. Jadi, penerapan disiplin merupakan suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori,
metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dengan sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati segala norma-norma yang berlaku di sekitarnya.
1.5.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan disiplin
Dalam setiap organisasi atau instansi baik swasta maupun pemerintahan pada dasarnya mengharapkan pegawai-pegawai yang mempunyai disiplin yang tinggi dalam
menyelenggarkan tugas-tugas kedinasan. Dengan kedisiplinan tersebut pegawai diharapkan mempunyai kerja yang baik, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dan
efisien. Disiplin kerja merupakan suatu sikap dan perilaku. Pembentukan perilaku jika dilihat
dari formula Kurt Lewin 1992 : 17 adalah interaksi antara factor kepribadian dan factor lingkungan situasional.
Universitas Sumatera Utara
1. Faktor kepribadian
Faktor yang penting dalam kepribadian seseorang adalah sistem nilai yang dianut. Sistem nilai dalam hal ini yang berkaitan langsung dengan disiplin. Nilai-nilai yang
menjunjung disiplin yang diajarkan atau ditanamkan orang tua, guru, dan masyarakat akan digunakan sebagai kerangka acuan bagi penerapan disiplin ditempat kerja.
System nilai akan terlihat dari sikap seseorang,sikap diharapkan akan tercermin dalam perilaku.
Perubahan sikap dalam perilaku terdapat tiga tingkatan menurut Kelman Brigham, 1994 :
1. Disiplin karena kepatuhan
Kepatuhan terhadap aturan-aturan yang didasarkan atas dasar perasaan takut. Disiplin kerja dalam tingkat ini dilakukan semata untuk mendapat reaksi positif
dari pimpinan atau atasan yang memiliki wewenang. Sebaliknya, jika pengawas tidak ada ditempat disiplin kerja tidak nampak.
2. Disiplin karena identifikasi
Kepatuhan aturan yang didasarkan pada indentifikasi adalah adanya perasaan kekaguman atau penghargaan pada pimpinan. Pemimpin yang karismatik adalah
figure yang dihormati, dihargai, dan sebagai pusat indentifikasi. Karyawan ayang menunjukkan disiplin terhadap aturan-aturan organisasi bukan disebabkan karena
menghormati aturan tersebut tetapi lebih disebabkan keseganan pada atasannya. Karyawan merasa tidak enak jika tidak menaati peraturan. Penghormatan dan
penghargaan karyawan pada pemimpin dapat disebabkan karena kualitas kepribadian yang baik atau mempunyai kualiats professional yang tinggi
Universitas Sumatera Utara
dibidangnya. Jika pusat indentifikasi ini tidak ada, maka disiplin kerja akan menurun, pelanggaran meningkat frekuensinya.
3. Disiplin Karena internalisasi
Disiplin kerja dalam tingkat ini terjadi karena karyawan mempunyai nilai system pribadi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kedisplinan. Dalam taraf ini, orang
dikategorikan telah mempunyai disiplin diri. 2.
Faktor lingkungan Disiplin kerja yang tinggi tidak muncul begitu saja tetapi merupakan suatu
proses belajar yang terus menerus. Proses pembelajaran agar dapat efektif maka pemimpin yang merupakan agen pengubah perlu memperhatikan prinsip-prinsip,
konsisten, adil bersikap positif dan terbuka. Konsisten adalah memberlakukan peraturan secara konsisten dari waktu ke
waktu. Sekali aturan yang disepakati dilanggar maka rusaklah system aturan tersebut. Adil dalam hal ini adalah memperlakukan seluruh pegawai dengan tidak mebeda-
bedakan. Selain faktor kepemimpinan, gaji kesejahteraan dan system penghargaan
lainnya merupakan factor yang tidak dapat dilupakan. Pada awal program pembangunan salah satu upaya meningkatkan citra pemerintah yang bersih dan
berwibawa, adalah meningkatkan gaji dan kesejahteraan yang kurang kecil bagi pegawai negeri, maka sulit bagai pegawai negeri akan memberikan layanan yang baik
pada masyarakat
Universitas Sumatera Utara
1.5.1.3. Beberapa Pedoman dalam Pendisiplinan.
Hedjrachmandan Husnan 1994 : 261 mengemukakan bahwa dalam pendisiplinan perlu diperhatikan beberapa pedoman sebagai berikut:
1. Pendisiplinan hendaknya dilakukan secara pribadi
Tidak seharusnya memberikan teguran kepada bawahan dihadapan banyak orang , hal ini akan mempermalukan bawahan yang ditegur meskipun memang bersalah
akibatnya bisa menimbulkan rasa dendam. 2.
Pendisiplinan harus bersifat membangun Memberikan teguran hendaklah disertai dengan saran tentang bagaimana seharusnya
tidak berbuat lagi dengan kesalahan yang sama 3.
Pendisiplinan harus dilaksanakan melalui pimpinan Hal itu berarti bahwa kedisplinan dari pimpinan maka akan berpengaruh terhadap
bawahan atau sebagai contoh kepada bawahan. 4.
Pimpinan tidak seharusnya memberikan pendisiplinan pada waktu bawahan sedang absen.
5. Setelah pendisiplinan sikap pemimpin haruslah wajar
1.5.1.4 Pengertian pegawai Negeri Sipil
Pengertian mengenai pegawai negeri dapat diperoleh dari undang-undang nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian di dalam ketentuan pasal 1 yang memberikan
batasan sebagai berikut: “Pegawai negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan undang-undang yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang
berwenang dan diserahi tugas dalam sesuatu jabatan negeri atau diserahi tugas Negara lain yang dirtetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan dan digaji menurut
Universitas Sumatera Utara
peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Tidak ditemukan batasan mengenai apa yang dimaksud denga pegawai negeri sipil, undang-undang nomor 8 tahun 1974 hanya
memberikan pengelompokan bahwa pegawai negera sepadan dengan anggota ABRI. Dengan demikian baik PNS maupun ABRI mempunyai persamaan yaitu bahwa keduanya merupakan
pegawai Negara disamping itu terdapat pula kesamaan lainnya yaitu bahwa keduanya merupakan aparatur Negara, abdi Negara dan abdi masyarakarat yang berbeda hanyalah
didalam hal pembinaannya dibedakan karena mempunyai tugas yang berbeda Peraturan pemerintah nomor 53 tahun 2010 sejak tanggal diundangkan 6 juni 2010,
berdasarkan pasal1 1 undang-undang nomor 43 tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian dijelaskan bahwa “ pegawai negeri adalah setiap warga Negara Republik
Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas Negara lainnya
dan digaji berdasarkan peraturan perundang-udnangan yang berlaku”. Pegawai negeri sipil daerah adalah pegawai pegawai negeri daerah provinsikabupatenkota yang gajinya
dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja daerah dan bekerja pada pemerintah daerah atau dipekerjakan diluar instansi induknya.
1.5.1.5. Disiplin bagi pegawai negeri.
Dalam rangka untuk mencapai tujuan nasional ditemukan adanya pegawai negeri sebagai unsur aparatur Negara, abdi Negara dan abdi masyarakat yang penuh dengan ketaatan
kepada Negara yang berwibawa, berdaya guna, berhasil guna, bersih, bermutu dan sadar akan tanggung jawab untuk menyelenggarakan tugas pemerintah dan pembangunan untuk
membina negeri, maka diperlukan adanya peraturan yang memuat pokok-pokok kewajiban, larang dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati
Bagi seorang pegawai negeri sipil kedisplinan harus menjadi acuan hidupnya. Tuntutan masyarakat akan pelayanan yang semakin tinggi membutuhkan aparatur yang
Universitas Sumatera Utara
bersih, berwibawa, dan berdisiplin tinggi dalam mengerjakan tugas. Sikap dan perilaku seorang PNS dapat dijadikan panutan atau keteladanan bagi PNS dilingkungannya dan
masyarakat pada umumnya. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari mereka harus mampu mengendalikan diri sehingga irama dan suasana kerja berjalan harmonis. Namun kenyataan
yang berkembang sekarang justru jauh dari kata sempurna, masih banyak PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dengan berbagai cara.
Peraturan disiplin pegawia negeri sipil adalah peraturan ayang mengatur mengenai kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajiabn tidak ditaati atau larangan dilarang oleh
PNS peraturan disiplin pegawia negeri sipil diatur dalam peraturan pemerintah nomor 30 tahun 1980 yang telah diubah dengan peraturan pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang
disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada PNS karena melanggar peraturan disiplin pegawai negeri sipil dalma peraturan pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang peraturan
pegawai negeri sipil pada pasal 7 memuat tingkat dan hukuman disiplin
1.5.2. Peraturan Pemerintahan Nomor 53 tahun 2010 1.5.2.1. Kewajiban dan larangan bagi PNS menurut PP No 53 tahun 2010
Setiap PNS wajib 1.
Mengucapkan sumpahjanji PNS 2.
Mengucapkan sumpahjanji jabatan 3.
Setia dan taat sepenuhnya kepada pancasila,UUD 1945,Negara kesatuan, Republik Indoensia dan Pemerintahan
4. Mentaati segala ketentuan peraturan perudang-udangan
5. Melaksanaan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh
pengabdian, keadaran dan tanggung jawab 6.
Menjunjung tinggi kehormatan Negara, pemerintah dan martabat PNS
Universitas Sumatera Utara
7. Mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan sendiri, seseorang dan
atau golongan 8.
Memegang rahasia yang menurut sifatnya atau menurut perintah yang harus dirahasiakan
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan Negara
10. Melaporkan dengan segera pada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan Negara atau pemerintah terutama dibidang keamanan, keuangan dan material
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan kerja.
12. Mencapai sasaran kerja pegawia yang ditetapkan.
13. Menggunakan dan amemelihara barang-barang milik Negara dengan sebaik-baiknya
14. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat
15. Membimbing bawahan dalam melaskanakan tugas
16. Memberikan kesempatan pada bawahan dalam mengembangkan karier.
17. Menaati peraturan kedianasan yang ditetapkan oelh pejabat yang berwenang
Sedangkan larangan bagi PNS sebagaimana diatur dalam pasal 4 adalah sebagai berikut: 1.
Menyalahgunakan wewenang 2.
Menjadi perantara untuk mendapat keuntungan pribadi danatau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain
3. Tanpa ijin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk Negara lain danatau
lembaga atau organisasi internasioanl 4.
Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing
Universitas Sumatera Utara
5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan
barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik Negara secara tidak sah
6. Melakukan kegaiatan bersama dengan atasan teman sejawat, bawahan atau orang
lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, secara langsung atau tidak
langsung merugikan Negara 7.
Memberi atau menyanggupi akan memberikan sesuatu kepada siapapun baik secara langsung tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam
jabatan. 8.
Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatanatau pekerjaannya.
9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya
10. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan yang dapat menghalangi atau
mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi pihak-pihak yang dilayani
11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan
12. Memberikan dukungan kepada calon presidenwakil presiden, DPR, DPD, atau
DPRD; 13.
Memberikan dukungan kepada calon anggota DPRD atau calon kepala daerah dengan cara memberikan suatu dukungan disertai fotocopy KTP atau surat
keterangan Tanda Penduduk sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
Universitas Sumatera Utara
1.5.2.2 Hukuman Disiplin berdasarkan PP 53 tahun 2010
Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang udangan danatau
peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan PNS yang
tidak menaati kewajiban danatau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.
Bentuk Hukuman Disiplin a.
Hukuman disiplin ringan; b.
Hukuman disiplin sedang; c.
Hukuman disiplin berat; Jenis Hukuman disiplin
1. Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari:
a. Teguran lisan;
b. Teguran tertulis; dan
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
2. Jenis hukuman disiplin terdiri dari:
a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 hari satu tahun;
b. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 satu tahun; dan
c. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1satu tahun
PP 30 : a.
Penundaan KGB paling lama 1 tahun b.
Penurunan gaji 1 x KGB paling lama 1 tahun c.
Penundaan KP paling lama 1 tahun 3.
Jenis hukuman berat terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
a. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tiga tahun;
b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah;
c. Pembebasan dari jabatan
d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS
e. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
Jenis hukuman Disiplin untuk ketentuan jam kerja A.
Hukuman Disiplin Ringan 1.
Teguran lisan : tidak masuk selama 5 hari kerja 2.
Teguran Tertulis : tidak masuk selama 6 sampai dengan 10 hari kerja 3.
Pernyataan tidak puas secara tertulis : tidak masuk selama 11 sampai dengan 15 hari kerja
B. Hukuman Disiplin Sedang pasal 9
1. Penundaan KGB selama 1 satu tahun : tidak masuk selama 16 sampai dengan 20
hari kerja 2.
Penundaan kenaikan pangkat selama 1 satu tahun : tidak masuk selama 21 sampai 25 hari kerja
3. Penurunan Pangkat setingkat lebih rendah selama 1 satu tahun : tidak masuk 26
sampai 30 hari kerja. C.
Hukuman Disiplin Berat pasal 10 1.
Penurunan Pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tiga tahun : tidak masuk selama 31 sampai dengan 35 hari kerja
2. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah : tidak masuk
selama 36 sampai dengan 40 hari kerja 3.
Pembebasan dari jabatan struktural atau JFT : tidak masuk selama 41 sampai dengan 45 hari kerja
Universitas Sumatera Utara
4. Pemberhentian dengan hormat dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau
pemberhentian tidak dengan hormat : tidak masuk selama 46 hari kerja atau lebih. Keterlambatan masuk kerja danatau pulang cepat dihitung secara kumulatif dan
dikonversi 7.5 tujuh setengah jam sama dengan 1 satu hari tidak masuk kerja. Jenis Hukuman Disiplin Untuk pelanggaran kampanye
1. Ikut serta sebagai pelaskana kampanye
2. Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS
3. Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; danatau
4. Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas Negara;
Hukuman Disiplin Sedang: 1.
Memberikan dukungan kepada caprescawapres, DPR, DPD, atau DPRD, dengan menjadi pelaksanapeserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau
atribut PNS, sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; 2.
Memberikan dukungan kepada caprescawapres dengan mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi
peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepad PNS dalam lingkungan
unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat; 3.
Memberikan dukungan kepada calon anggota DPD atau calon Kepalawakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan yang disertai fotocopy
Kartu tanda penduduk atau surat keterangan tanda penduduk sesuai perundang- undangan;
4. Memberikan dukungan kepad calon Kepalawakil kepada daerah dengan cara
terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon kepala wakil kepala daerah serta mengadakan kegiatan yang mengarah kepada berpihakan terhadap
Universitas Sumatera Utara
pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang
kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat. Hukuman disiplin berat :
1. Memberikan dukungan kepada calon presidenwakil presiden, DPR,DPD
atau DPRD dengan menjadi peserta dg menggunakan fasilitas Negara; 2.
Memberikan dukungan kepada caprescawapres dengan cara membuat keputusan danatau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah
satu pasangan calon selama mas akampanye; 3.
Memberikan dukungan kepada calon kepala Daerahwakil kepala daerah dengan cara menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam
kegiatan kampanye danatau membuat keputusan danatau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye. 1.5.2.3 Pejabat yang berwenang member hukuman
A. BUPATI pasal 20 ayat 1
Menetapkan penjatuhan Hukuman Disiplin bagi PNS Daerah: 1.
Sekretaris Daerah untuk semua jenis Hukuman Disiplin tingkat ringan, sedang dan Berat
2. JFT pada jenjang Utama untuk semua jenis HD tingkat ringan, sedang dan
berat 3.
JFU pada golru IVd dan IVe semua jenis HD tingkat ringan, sedang dan berat huruf a, huruf d, dan huruf e
4. Pejabat struktural eselon II dan JFT jenjang Madya IVc dan penyelia
IIIc dan IIId untuk semua jenis HD tingkat ringan, sedang dan berat
Universitas Sumatera Utara
5. JFU golru IVa s.d IVc untuk jenis HD tingkat ringan, sedang dan berat
huruf a, huruf d dan huruf e ; 6.
Pejabat struktural eselon III kebawah dan JFT jenjang muda dan penyelia kebawah untuk semua jenis HD tingkat sedang dan berat
7. JFU golru IIId kebawah untuk jenis HD tingkat ringan, sedang dan berat
huruf a, huruf d dan huruf e; B. SEKRETARIS DAERAH pasal 20 ayat2
Menetapkan penjatuhan HD bagi PNSD 1.
Pejabat strukutural eselon II dilingkungannya, untuk jenis HD tingkat ringan; 2.
Pejabat struktural eselon II, JFT jenjang Muda IIIc dan IIId kesehatan dan penyelia IIIc dan IIId, untuk semua jenis HD ringan
3. Pejabat struktural eselon IV, JFT jenjang pertama gol IIIa atau IIIb non guru
dan pelaksana lanjutan IIIa kesehatan dan JFU golru IIc, s.d IIIb unutk jenis HD tingkat sedang huruf a dan b;
4. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan dilingkungannya yang menduduki
jabatan struktural eselon III dan JFU golru IIIc dan IIId, untuk semua jenis HD ringan
a. PEJABAT ESELON II
Menetapkan penjatuhan HD bagi PNSD 1.
Pejabat struktural eselon III, JFT jenjang Muda IIIc dan IIId kesehatan dan penyelia IIIc dan IIId, untuk jenis hukuman ringan
2. Pejabat struktural eselon IV, JFT jenjang pertama dan pelaksana lanjutan, dan JFU
golru IIc s.d IIId, untuk jenis hukuman disiplin sedang huruf dan b
Universitas Sumatera Utara
D. PEJABAT ESELON III
Menetapkan penjatuhan HD bagi PNSD 1.
Pejabat struktural eselon IV, JFT jenjang pelaksana IIa sd IId dan pelaksana lanjutan
IIIa kesehatan, dan JFU golru IIc s.d IIIb, untuk jenis hukuman disiplin ringan; dan
2. Pejabat eselon V, JFT jenjang pelaskana dan pelaksana pemula,dan JFU golru
IIa dan IIb, untuk jenis HD sedang huruf a dan huruf b; E.
PEJABAT ESELON IV Menetapkan penjatuhan HD bagi PNSD
1. Pejabat struktural eselon V, JFT jenjang pelaksana IIIa sd IId dan
pelaksana pemula IIa, dan JFU golru IIa dan IIb, untuk jenis HD ringan 2.
JFU golru Ia s.d Id, untuk hd tingkat sedang huruf a dan huruf b; Sangsi terhadap pejabat yang tidak melakukan hukuman sanski kepada PNS yang
melanggar hukuman disiplin adalah : pasal 21 1.
Atasan pejabat tersebut menjatuhkan sanski kepada PNS yang ,melanggar hukuman disiplin
2. Atasan pejabat juga wajib menjatuhkan hukuman disiplin kepada pejabat yang
berwenang menghukum. 3.
Hukuman disiplin bagi pejabat yang tidak menjatuhkan sanski = hukuman disiplin bagi PNS yang melanggar.
Apabila tidak terdapat pejabat yang berwenang menghukum, maka kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin menjadi kewenangan pejabat yang lebih
Universitas Sumatera Utara
tinggi. pasal 21. Hukuman proses pemberian sanski administrasi disiplin atau PNS yang disangka melakukan pelanggaran disiplin dapat dilakukan dengan 3 tahap yaitu:
1. Proses pemanggilan
2. Proses pemeriksaan
3. Proses penjatuhan hukuman
Setiap pelanggaran yang dilakukan terjadi karena kurangnya kesadaran akan pentingnya kedisplinan itu sendiri. Karena itulah perlu diadakan briefing atau
pertemuan setiap bulannya dimana pimpinan dapat selalu memberikan motivasi kepada para pegawainya agar mereka memiliki kedisplinan dan semangat kerja yang
tinggi. Pemberian sanski administrasi akan menimbulkan dan memberikan efek jera kepada PNS tersebut dimana akan timbul kekhawatiran adanya sanski lebih lanjut
yang lebih berat. Hal ini seperti yang tercantum dalam pasal 11 peraturan pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri sipil dimana dijelaskan bahwa
‘kepada pegawai negeri sipil yang pernah dijatuhi hukuman disiplin yang kemudian melakukan pelanggaran disiplin yang sifatnya sama, terhdapanya dijatuhi
hukuman disiplin yang lebih berat dari hukuman disiplin terakhir yang pernah dijatuhkan kepadanya”.
Sanksi administrasi disiplin PNS yang diberikan didasarkan pada teori di atas dimana dapat dijelaskan bahwa seseorang pada dasarnya harus dipaksa dan dirubah
perilakunya bahkan diberikan sanksi agar berhasil. Dengan adanya sanksi administrasi tersebut diharapkan dpat merubah perilaku pegawai yang melakukan tindakan
indispliner. Sanski yang diberikan pada akhirnya berusaha untuk mewujudkan aparatur Negara yang bersih dan berwibawa.
Universitas Sumatera Utara
1.6 Defenisi Konsep
Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang ,enjadi pusat perhatian ilmu
sosail Singarimbun, 1997 : 33. Untuk mendapatkan batasan-batasan yang jelas mengenai variable-variabel yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan defenisi dari
beberapa konsep yang digunakan, yaitu : 1.
Disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati segala norma-norma yang berlaku disekitarnya, adapun yang dimaksud dengan
disiplin ialah “ ketaatan, kepatuhan, dalam menghormati dan melaksanakan suatu system yang mengharuskan orang tunduk pada keputusan, perintah dan peraturan
yang berlaku. 2.
Penerapan disiplin merupakan suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dengan sikap kesediaan dan kerelaan
seseorang untuk mematuhi dan menaatis egala norma-norma yang berlaku disekitarnya.
3. Pegawai negeri sipil adalah warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi
syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan dalam negeri atau diserahi tugas Negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undnagan yang berlaku. 4.
Peraturan pemerintah nomor 53 tahun 2010 adalah peraturan yang mengatur mengenai kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau
larangan dilanggar oleh PNS. 5.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan disiplin adalah interaksi antara factor kepribadian dan factor lingkungan situasional.
Universitas Sumatera Utara
1.7. Sistematika Penulisan