Otot yang digunakan saat menarik napas inhalasi

c. Otot perut Otot perut tersusun oleh empat lapisan otot yang berbeda. Di ventral, otot terletak di antara kartilago kosta bawah, sternum, pubis dan rektus abdominis. Otot ini ditutup di dalam sebuah kantongan yang dibentuk oleh aponeurosis dari 3 otot. Di lateral, otot oblik terletak miring ke bawah dan ke depan diantara iga ke-delapan, puncak iliak, ligamen inguinal, linea alba medial, oblik eksternal. Permukaan dalam otot ini terletak melewati oblik internal. 28 Otot-otot abdomen diam selama pernapasan tenang. Biasanya aktivitas tonus ada di dalam otot- otot abdomen ini dengan posisi ke kanan atas. Selama inspirasi, CO2 menginduksi hiperventilasi, latihan dan ekspirasi paksa dan otot-otot ini digunakan. 28 Tabel 3. Otot-otot inspirasi dan ekspirasi 29 Otot-otot inspirasi Otot-otot ekspirasi • Skalenus • Sternokleidomastoideus • Pektoralis mayor • Trapezius • Interkostalis eksterna • Rektus abdominis • Oblikus abdominal eksternus • Oblikus abdominis internus • Transversus abdominis • Interkostalis internus

2.2.1.1. Otot yang digunakan saat menarik napas inhalasi

Inhalasi adalah proses aktif yang melibatkan kontraksi satu atau lebih dari otot-otot ini: Kontraksi diafragma meningkatkan volume rongga dada dengan menegangkan dan mendatarkannya ke bagian dasar, dan peningkatan ini menarik udara ke dalam paru-paru. Kontraksi diafragma mempengaruhi sekitar 75 dari pergerakan udara dalam pernapasan normal saat istirahat. Otot-otot interkostalis eksternal membantu inhalasi dengan meninggikan tulang rusuk. Tindakan ini memberikan kontribusi sekitar 25 dari volume udara di paru-paru. Otot aksesori, termasuk sternokleidomastoid, serratus anterior, pektoralis minor, dan otot skalenus, dapat membantu otot-otot Universita Sumatera Utara interkostal eksternal untuk mengangkat tulang rusuk. Otot-otot ini meningkatkan kecepatan dan jumlah gerakan tulang rusuk. 30 Pada pasien-pasien PPOK, sesak napas merupakan gejala utama yang membatasi latihan. Bertambahnya sesak dihubungkan dengan hiperinflasi dinamik dan restriksi mekanik seperti bertambahnya volume tidal. Hiperinflasi ini menyebabkan pemendekan diafragma sehingga kekuatan otot-otot pernapasan pun menjadi lebih rendah dan menghasilkan tekanan yang lebih kecil selama kontraksi. 6 2.2.1.2.Otot-otot yang digunakan ketika mengeluarkan napas ekshalasi Pernafasan baik pasif atau aktif, tergantung pada tingkat aktivitas pernapasan. Ketika pernafasan aktif, mungkin melibatkan satu atau lebih dari otot-otot berikut: Otot interkostal internal dan otot torasikus transversus menekan tulang rusuk dan mengurangi lebar dan kedalaman rongga dada. Otot-otot perut, termasuk otot oblik eksternal dan internal, transversus abdominis, dan otot rektus abdominis, dapat membantu otot-otot interkostal internal dalam pernafasan dengan mengkompresi perut dan memaksa diafragma ke atas. 30 Gambar 2. Otot-otot yang digunakan saat inhalasi dan ekshalasi 30 Universita Sumatera Utara Pada pasien dengan PPOK berat, kombinasi overinflasi paru dan kekurangan gizi menyebabkan kelemahan otot, sehingga mengurangi kapasitas pernapasan otot untuk menghasilkan tekanan selama pernapasan tidal. Selain itu, beban terhadap otot pernapasan meningkat karena adanya peningkatan resistensi saluran napas. Overinflasi paru menyebabkan pemendekan dan pendataran dari diafragma. Selama pernapasan tidal pada subjek normal, inspirasi dicapai oleh kontraksi dari diafragma dan ekspirasi secara pasif, dan tergantung pada elastisitas paru-paru dan dinding dada. Akibatnya, pasien dengan PPOK perlu menggunakan otot-otot tulang rusuk mereka dan otot inspirasi aksesori, seperti sternomastoid, bahkan selama pernapasan tenang. Selama latihan, terjadi gerakan paradoksal tulang rusuk. Anehnya, meskipun penyempitan jalan napas memburuk pada saat ekspirasi pada pasien-pasien PPOK, namun otot pernapasan pada saat inspirasi yang paling bermasalah. Pada pasien dengan PPOK, otot-otot pernapasan menunjukkan beberapa kelainan morfologi yang secara teoritis bisa berkontribusi pada kelemahan otot. Meskipun proporsi serat tipe I kontraksi lambat dan serat tipe II kontraksi cepat adalah sama pada subyek normal dan pada pasien dengan PPOK, namun ada beberapa perubahan, seperti penurunan diameter serat yang berbeda secara individual, variasi ukuran serat dan pemisahan serat. 25

2.2.2. Mekanisme Ventilasi pada penderita PPOK