Cara Kerja Penelitian METODE PENELITIAN

3.7. Cara Kerja Penelitian

Peserta yang dipilih untuk mengikuti penelitian ini adalah penderita-penderita yang memenuhi semua kriteria inklusi dan eksklusi. Data awal peserta dicatat berupa nama, tempattanggal lahir, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, tinggi badan, berat badan dan riwayat pemakaian obat bronkodilator. Penderita dianamnesa kembali apakah dijumpai batuk berulang dengan atau tanpa dahak, sesak napas dengan atau tanpa napas berbunyi, adanya riwayat merokok dan terpapar oleh asap rokok, debu maupun bahan kimia di tempat kerja. Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik apakah dijumpai pernapasan dengan mulut mencucu, bentuk dada seperti tong Barrel chest, sela iga melebar, ekspirasi memanjang dan mengi. Diamati juga foto toraks dengan gambaran hiperlusen, adanya pelebaran sela iga, corakan bronkovaskuler bertambah dan adanya jantung menggantung. Selanjutnya dilakukan spirometri pada pasien dengan nilai VEP 1 Setelah memastikan diagnosa pasien dengan PPOK, maka dilakukan pemeriksaan spirometri dengan manuver MVV. KVP 0,70 post bronkodilator. Cara melakukan pemeriksaan MVV: a. Jelaskan dan demonstrasikan manuver kepada pasien b. Pasien posisi duduk dan penjepit hidung sebaiknya digunakan c. Instruksikan kepada pasien untuk menempatkan mulutnya pada mouthpiece dan kemudian bernapas biasa sedikitnya tiga napas saat istirahat kemudian bernapas ke dalam dan ke luar inspirasi dan ekspirasi secara cepat dan sedalam mungkin. Lidah dan gigi harus diposisikan sehingga tidak menghalangi aliran udara. d. Teknisi harus antusias melatih subjek untuk melakukan manuver dengan baik, dan mungkin perlu menyarankan subjek untuk bernapas lebih cepat atau lebih lambat untuk mencapai tingkat ideal 90-110 napasmenit, meskipun subyek dengan penyakit tidak selalu mencapai tingkat ini dan volume tidal VT selama manuver harus lebih besar dari VT istirahat subjek. e. Instruksikan pemeriksaan dengan pengawasan selama 15 detik. Periksa apakah hasilnya dapat diterima atau tidak Manuver yang dapat diterima harus dilakukan dengan upaya maksimal tanpa bukti kebocoran, ragu- ragu atau artefak pengukuran. Universita Sumatera Utara f. Biarkan pasien istirahat minimal 5 menit sebelum mengulang manuver berikutnya g. Pasien menjalani program rehabilitasi paru sebagai berikut: 1. Latihan relaksasi 1.1.Latihan pernapasan diafragma 1.2.Pursed lips breathing 1.3.Latihan batuk 2. Latihan pernapasan 3. Terapi fisik dada 4. Latihan fisik 4.1.Endurance exercise 4.2.Resistance training Lama : 8 minggu 2 bulan4 tahap Intensitas : 2 kali seminggu Durasi : 46-51 menit persesi Waktu : sebaiknya Pagi 09 –11.00 wib Jumlah : 4 – 10 orang persesi Tahap I 2 minggu Kegiatan Durasi Modaliti Edukasi dan dukungan psikososial 15 menit -peninjauan ulang terhadap tatalaksana PPOK -informasi nutrisi Pemanasan 5 menit -latihan relaksasi -latihan pernapasan -peregangan otot Atas : leher, bahu, siku, lengan atas dan bawah Universita Sumatera Utara Bawah : lutut dan tumit Latihan sepeda ergometer 5 menit 15 putaran permenit tanpa hambatan Latihan berjalan 6 menit pasien berjalan bolak-balik selama 6 menit Pendinginan 5 menit -latihan pernapasan -peregangan otot Terapi fisik dada 15 menit -clapping -vibrasi -postural drainase Total 51 menit Tahap II 3 minggu Kegiatan Durasi Modaliti Pemanasan 5 menit -latihan relaksasi -latihan pernafasan -peregangan : atas bawah idem Bersepeda ergometri Latihan berjalan 10 menit 6 menit -tanpa hambatan dengan kecepatan sesuai dengan kemampuan pasien - pasien berjalan bolak-balik selama 6 menit Latihan beban lengan atas 5 menit -dengan 1 kg beban atau botol air mineral 500 ml Pendinginan 5 menit -latihan pernapasan -peregangan : atas bawah idem Universita Sumatera Utara Terapi fisik dada 15 menit -clapping -vibrasi -postural drainase Total 46 menit Tahap III 2 Minggu Kegiatan Durasi Modaliti Pemanasan 5 menit -latihan relaksasi -latihan pernapasan -peregangan : atas, bawah Bersepeda ergometri Latihan berjalan 10 menit 6 menit -tanpa hambatan sesuai dengan kemampuan pasien -pasien berjalan bolak-balik selama 6 menit Latuhan naik turun tangga 10 menit Ukuran standar 12 langkah per menit Pendinginan 5 menit -latihan pernapasan diafragma -peregangan : atas dan bawah Terapi fisik dada 15 menit -clapping -vibrasi -postural drainase Total 51 menit h. Setelah selesai menjalani program rehabilitasi paru, dilakukan pemeriksaan spirometri ulang dan manuver MVV untuk membandingkan hasilnya sebelum dan sesudah rehabilitasi paru. Universita Sumatera Utara Bahan dan alat kerja 1. Spirometri 2. Tensimeter tipe, stetoskop Littman 3. Pulse oksimeter 4. Tabung oksigen 5. Alat nebulizer 6. Bronkodilator β2 agonis inhaler dan nebule, deksametason 7. Formulir data dasar 8. Formulir persetujuan Identifikasi variabel Variabel bebas : rehabilitasi paru Variabel terikat : 1. VEP 1 2. MVV Maximal Voluntary Ventilation Volume Ekspirasi Paksa detik pertama 3.8.Definisi Operasional a. Tinggi badan TB : satuan dalam sentimeter cm sesuai dengan hasil pengukuran b. Berat badan BB : satuan dalam kilogram kg sesuai dengan hasil pengukuran c. PPOK penyakit paru obstruktif kronik Berdasarkan spirometri, dinyatakan obstruksi pada PPOK bila nilai VEP 1 80 nilai prediksi dan VEP 1 d. Kriteria PPOK stabil : KVP70 d.1. Tidak dalam kondisi gagal nafas akut pada gagal nafas kronik. d.2. Dahak tidak berwarna atau jernih d.3. Aktivitas terbatas tidak disertai sesak sesuai derajat berat PPOK d.4. Penggunaan bronkodilator sesuai rencana pengobatan d.5. Tidak ada penggunaan bronkodilator tambahan Universita Sumatera Utara e. Dengan menggunakan alat spirometri di poli PPOK, maka derajat PPOK terbagi menjadi : e.1. PPOK Derajat Ringan : VEP 1 KVP 70, VEP 1 disertai keluhan batuk kronik dan produksi sputum. Biasanya penderita ≥ 80 nilai prediksi, tidak sadar akan kelainan di paru-parunya. e.2. PPOK Derajat Sedang : VEP 1 KVP 70 ; 50 VEP 1 prediksi, dengan sesak napas yang terjadi saat latihan berat. Biasanya 80 nilai penderita mulai mencari pengobatan karena gangguan pernapasan kronik dan eksaserbasi PPOK. e.3. PPOK Derajat Berat : VEP 1 KVP 70 ; 30VEP 1 prediksi, sesak napas bertambah berat, penurunan kapasitas latihan, 50 nilai dan eksaserbasi yang berulang, sehingga berdampak pada kualitas hidup penderita. e.4. PPOK Derajat Sangat Berat : VEP 1 KVP 70 ; VEP 1 prediksi, atau VEP , 30 nilai 1 mengancam jiwa. ,50 penderita terganggu dan eksaserbasi dapat f. VEP 1 g. VEP : Volume ekspirasi paksa persatu detik yaitu volume udara yang dikeluarkan sebanyak- banyaknya dalam 1 detik pertama waktu ekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal 1 h. MVV adalah jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan pada periode tertentu selama pernapasan yang cepat dan kuat prediksi adalah volume ekspirasi paksa detik pertama nilai prediksi untuk menentukan ukuran derajat obstruksi dalam persen. i. Rehabilitasi paru: merupakan sebuah program yang komprehensif untuk rehabilitasi pernafasan pasien meliputi: terapi medis, program berhenti merokok, pendidikan pasien dan keluarga, latihan berupa latihan fisik dan gizi Universita Sumatera Utara

3.9. Pengolahan Data