Kebijakan Fiskal
27
A. Pengertian APBN dan APBD
Sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 Pasal 23, keuangan negara merupakan kewenangan pemerintah untuk
mengatur rencana penerimaan dan pengeluaran negara serta pengaruh-pengaruhnya terhadap perekonomian negara
tersebut. Sementara itu, APBD disusun oleh pemerintah daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk menjalankan
pemerintahan daerahnya masing-masing.
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Budget
Peran pemerintah dalam kegiatan ekonomi nasional, antara lain dengan disusunnya APBN. Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara APBN adalah suatu daftar yang memuat secara rinci tentang sumber-sumber penerimaan dan alokasi
pengeluarannya dalam jangka waktu tertentu, dalam rangka mencapai sasaran pembangunan dalam kurun waktu satu tahun.
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN didasarkan pada ketentuan Pasal 23 ayat 1 Undang-Undang
Dasar 1945 yang telah diubah menjadi Pasal 23 Ayat 1, 2 dan 3 Amandemen UUD 1945 yang berbunyi “1 Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan Negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-
undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; 2 Rancangan
undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan
Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah; 3 Apabila Dewan Perwakilan
Rakyat tidak menyetujui rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah
menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu”. APBN ditetapkan dengan Undang-Undang, berarti
penyusunannya harus dengan persetujuan DPR, sesuai dengan UUD 1945 Pasal 23.
Kalian tentu sudah mengetahui, sebagaimana ibumu di rumah, untuk menjalankan kegiatannya sehari-hari sebuah
negara juga memerlukan perencanaan keuangan guna pembelanjaan rumah tangga negara. Bahkan, perencanaannya
disusun lebih sistematis dan terperinci.
Keseluruhan hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang disebut dengan keuangan negara. Semakin baik
keuangan negara, semakin stabil pula kedudukan pemerintahan dalam negara tersebut. Namun sebaliknya, memburuknya
keuangan negara mengakibatkan kesulitan untuk mempertinggi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Perencanaan keuangan
negara merupakan wewenang pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Oleh karena itu, disebut
sebagai anggaran pendapatan dan belanja pemerintah.
Tabel 2.1 APBN-P 2006 dan APBN
2007 dalam Rp triliun
APBN-P APBN
2006 2007
Pendapatan Negara
659,12 723,1
• Penerimaan Dalam Negeri
640,06 720,4
- Perpajakan 410,23
509,5 - PNPB
229,83 210,9
Belanja Negara 699,1
763,3 • Belanja Pemerintah
478,25 504,8
Pusat • Belanja Pemerintah
220,85 258,8
Daerah
Defisit 39,98
40,5 Pembiayaan
• Pembiayaan Dalam 55,26
55,1 Negeri
• Pembiayaan Luar 15,27
14,6 Negeri Neto
Asumsi Makro
• Nominal PDB 3.119,07 3.531,1
Rp triliun • Pertumbuhan
5,8 6,3
Ekonomi • Inflasi
8 6,5
• SBI 3 Bulan 12
8,5 • Kurs Rupiah
9.300 9.300
Dollar AS
Uraian
Sumber: Departemen Keuangan
Di unduh dari : Bukupaket.com
28
Ekonomi SMA dan MA Kelas XI
Dari pengertian tersebut dikandung maksud bahwa setiap tahun pemerintah bersama dengan DPR menyusun APBN, yang
dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir tanggal 31 Desember tahun yang bersangkutan.
Siklus dan mekanisme APBN meliputi beberapa tahap, yaitu: a. tahap penyusunan RAPBN oleh pemerintah;
b. tahap pembahasan dan penetapan RAPBN menjadi APBN
dengan Dewan Perwakilan Rakyat; c. tahap pelaksanaan APBN;
d. tahap pengawasan pelaksanaan APBN oleh instansi yang berwenang antara lain Badan Pemeriksa Keuangan; dan
e. tahap pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. Siklus penyusunan APBN akan berakhir pada saat Perhitungan
Anggaran Negara PAN yang disahkan oleh DPR dua tahun kemudian.
APBN memiliki beberapa fungsi, di antaranya sebagai berikut.
a. Fungsi Alokasi Fungsi Alokasi artinya APBN berfungsi untuk
mengalokasikan faltor-faktor produksi yang tersedia di dalam masyarakat, sehingga kebutuhan masyarakat akan
public goods atau kebutuhan umum akan terpenuhi. Tanpa
prakarsa pemerintah, kecil kemungkinannya masyarakat dapat memenuhi kebutuhan mereka akan terselenggaranya
keamanan, keadilan, pendidikan, jalan-jalan, jembatan, taman, tempat ibadah, dan sarana yang lainnya.
b. Fungsi Distribusi Fungsi distribusi artinya APBN berfungsi untuk pembagian
pendapatan nasional yang adil atau pembagian dana ke berbagai sektor. Misalnya pemerintah sebagai penarik pajak
dari rakyat untuk disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pemberian tunjangan pegawai, tunjangan pensiun,
kenaikan gaji pegawai, dan sebagainya.
c. Fungsi Stabilisasi APBN mempunyai fungsi stabilisasi, artinya untuk
terpeliharanya tingkat kesempatan kerja yang tinggi, tingkat harga yang relatif stabil dan tingkat pertumbuhan ekonomi
yang cukup memadai. Di samping itu untuk mengendalikan jalannya perekonomian negara setiap tahun, sebab keadaan
perekonomian negara sering terjadi pasang surut, kadangkala terjadi inflasi atau mungkin deflasi.
1 Bila terjadi inflasi, untuk menekannya adalah dengan
mengurangi anggaran pembelanjaan negara, sehingga tingkat harga dapat menurun dan dapat menciptakan
anggaran yang surplus kelebihan.
2 Bila terjadi deflasi, maka pemerintah dapat menambah pengeluaran, jika perlu dengan menyusun defisit
anggaran di mana pengeluaran lebih besar daripada penerimaan.
Wawasan Ekonomi
Kita sering melihat suatu tulisan “Proyek ini dibangun dengan
pajak anda” seperti pem- bangunan jalan dan jembatan.
Hal tersebut menunjukkan APBN sebagai fungsi alokasi.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kebijakan Fiskal
29
3 Bila keadaan perekonomian dalam keadaan normal, maka anggaran disusun dalam rangka untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yakni dengan menggunakan anggaran yang seimbang.
Penyusunan APBN bertujuan untuk menciptakan dan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara
keseluruhan. Dan penyusunannya didasarkan atas asas berimbang dan dinamis, artinya sektor penerimaan diusahakan
selalu meningkat dan sektor pengeluaran diusahakan untuk diadakan penghematan, dan lebih diarahkan pada dana
pembangunan untuk kegiatan yang menunjang peningkatan produksi nasional, sehingga besarnya pengeluaran belanja
seimbang dengan penerimaannya.
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD