21
2. Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai- nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari
preferensi individual. 3. Special features, yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah
fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya. 4. Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap
spesifikasi yang ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. 5. Reliability, hal ini yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan
suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
6. Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang.
7. Perceived Quality, berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas.
8. Service ability, berkaitan dengan penanganan pelayanan purna jual, seperti penanganan keluhan yang ditujukan oleh pelanggan.
2.2.3 Harga
2.2.3.1 Pengertian Harga
Salah satu strategi dalam upaya peningkatan penjualan ialah dengan pendekatan harga. Namun sebelum membahas lebih mendalam tentang
pendekatan harga, sebaiknya harus diketahui terlebih dahulu tentang defnisi harga. Menurut Basu Swastha 2001:147 harga adalah jumlah uang yang
22
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang beserta pelayanannya. Sedangkan pendapat Rymond Corey dalam Hermawan Kertajaya 2007:93 harga
ialah estimasi penjual terhadap arti dari para pembeli potensial, serta menyadari opsi lain yang dimiliki pembeli atas pemenuhan kebutuhan dari produk yang bisa
memuaskannya. Menurut Buchari Alma 2002:169 mendefinisikan harga sebagai nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang.
Menurut George. E. Cressman dikutip dari tulisan Kent B. Monroe 2006:5 menyatakan “Price as the amount of money we must sacrifice to aqure
something we desire. Price as a formal ratio indicating the quantities of money needed to acquire a given quantity of goods or service.” Sementara itu, menurut
R.S.N. Pillai dan Bagavathi 2002:144 menyatakan price may be defined as exchange of good and service in terms of money. Pernyataan tersebut
didefinisikan harga sebagai pertukaran barang atau jasa kedalam satuan uang. Tokoh asing lainya memandang harga dilihat dari sudut pandang
konsumen, yaitu Kotler dan Amstrong 2008:1 “Harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atas jumlah dari nilai yang ditukar
konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut”.
2.2.3.2 Penetapan Harga
Menurut Machfoedz 2005: 136 Penentuan harga adalah proses menentukan apa yang bakal diterima sebuah syarikat sebagai pertukaran untuk
produknya. Faktor-faktor harga adalah kos pengilangan, tempat pasaran,
23
persaingan, keadaan pasaran, dan kualiti produk. Penentuan harga juga merupakan pembolehubah utama dalam teori peruntukan harga mikro ekonomi. Penentuan
harga adalah aspek dasar pemodelan kewangan dan adalah salah satu dari empat P campuran pemasaran. Tiga aspek lain adalah barangan, promosi dan tempat.
Harga merupakan satu-satunya unsur menjana hasil dalam empat P ini, yang lain adalah pusat kos.
Harga adalah proses dilakukan dengan tangan atau automatik mengunakan harga untuk membeli dan pesanan jualan, berasaskan faktor seperti: a fixed
amount, quantity break, promotion or sales campaign, specific vendor quote, price prevailing on entry, shipment or invoice date, combination of multiple
orders or lines, and many others. Automated systems require more setup and maintenance but may prevent pricing errors. The needs of the consumer can be
converted into demand only if the consumer has the willingness and capacity to buy the product. Thus pricing is very important in marketing. Dalam sejarah harga
merupakan faktor penting yang mempengaruhi pilihan pembeli. Tetapi dalam beberapa dasawarsa terakhir ini faktor non-harga menjadi semakin penting dalam
tingkah laku pembeli dalam memilih barang.
Harga adalah satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan. Harga merupakan salah satu elemen yang fleksible dibanding elemen lain, karenanya
harga dapat berubah sewaktu-waktu. Karenanya penetapan harga dan persaingan harga adalah masalah pokok bagi exekutif pemasaran, namun banyak perusahaan
24
yang penanganannya kurang baik dalam menetapkan harga. Kesalahan yang umum dilakukan adalah :
1.
Penetapan harga yang terlalu memperhatikan biaya.
2.
Harga yang tidak direvisi cukup sering sesuai perubahan pasar.
3.
Harga yang tidak memperhitungkan bauran mix pemasaran yang lain.
4.
Tidak adanya variasi harga untuk produk, segmen pasar,dan kesempatan pembelian yang berbeda.
Walaupun faktor non-harga semakin besar dalam proses pemasaran modern, namun harga tetap merupakan elemen penting dalam bauran pemasaran. Faktor-
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga adalah :
1.
Faktor internal, yang terpenting adalah sasaran pemasaran, strategi bauran pemasaran, biaya. Walaupun penetapan harga dipengaruhi juga oleh
manager produksi, manager keuangan dan akuntasi. Namun karena begitu pentingnya, persetujuan akhir penetapan harga ada pada management
puncak sesuai harga yang diusulkan.
2.
Faktor External, yang mempengaruhi keputusan penetapan harga adalah sifat pasar dan permintaan; harga dan tawaran pesaing; serta faktor lain
seperti kondisi ekonomi, kebutuhan pembeli untuk dijual kembali, serta bagaimana tindakan atau kebijakan pemerintah.
25
Persepsi konsumen terhadap harga dengan nilai produk, dapat menentukan apakah dalam menetapkan harga sudah tepat atau belum. Jika harga lebih tinggi
ketimbang dari nilai produk, maka konsumen tidak akan membeli produk tersebut.
Harga produk pesaing juga mempengaruhi konsumen dalam memilih produk yang sejenis. Kita harus cermat memantau penetapan harga dan mutu
produk semua pesaing kita. Ini sebetulnya adalah titik awal kita untuk menetapkan harga sendiri.
2.2.3.3 Pendekatan Umum Dalam Penetapan Harga