Tingkah laku membeli yang kompleks.

31 1. Motivasi motivation merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Persepsi perception merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut. 3. Pembentukan sikap attitude formation merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap sukatidak suka seseorang akan suatu hal. 4. Integrasi integration merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.

2.2.4.4 Jenis-Jenis Tingkah Laku Keputusan Pembelian

Tingkah laku keputusan konsumen pembelian sangat berbeda untuk masing-masing produk. Keputusan yang lebih kompleks biasanya melibatkan peserta pembelian dan pertimbangan pembeli yang lebih banyak. Menurut Kotler dan Amstrong 2008 : 177, tingkah laku keputusan pembelian terbagi menjadi emapat jenis, yaitu :

1. Tingkah laku membeli yang kompleks.

Konsumen menjalani tingkah-laku-membeli yang kompleks kalau mereka amat terlibat dalam pemebelian dan mempunyai perbedaan pandangan yang 32 berarti di antara merek. Konsumen mungkin amat terlibat kalau produknya mahal, beresiko, jarang dibeli, dan amat mencerminkan citra diri. Pada umumnya, banyak yang harus dipelajari konsumen mengenai kategori produk. Misalnya, seorang pembeli computer pribadi mungkin tidak mengetahui atribut apa yang harus dipertimbangkan. 2. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan. Tingkah-laku-membeli yang mengurangi ketidak cocokan terjadi ketika konsumen amat terlibat dalam pembelian barang yang mahal, jarang dibeli, dan beresiko, tetapi melihat sedikit perbedaan di antara merek. Misalnya, konsumen yang membeli karpet mungkin menghadapi keputusan dengan keterlibatan tinggi karena karpet mahal harganya dan mencerminkan citra diri. 3. Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan. Tingkah-laku-membeli yang menjadi kebiasaan terjadi di bawah kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan besar. Misalnya, garam. Konsumen sedikit dilibatkan dalam kategori produk ini mereka hanya perlu ke toko dan mengambil merek pilihannya. 4. Tingkah laku membeli yang mencari variasi. Konsumen menjalani tingkah laku membeli yang mencari variasi dalam situasi yang di tandai oleh keterlibatan konsumen rendah, tetapi perbedaan merek dianggap berarti. Dalam keadaan seperti itu, konsumen sering sekali mengganti 33 merek. Misalnya, kalau membeli kue kering, seorang konsumen mungkin mempunyai beberapa keyakinan, memilih suatu merek kue kering tanpa banyak evaluasi, kemudian mengevaluasi merek itu ketika mengkonsumsi.

2.3 Kerangka Berfikir

Dalam mempelajari, menganalisis dan memahami konsumen diperlukan suatu kerangka pemikiran yang diharapkan dapat membantu dalam penyusunan suatu strategi pemasaran yang aplikatif terhadap kondisi faktual di lapangan. Kerangka pemikiran ini didasarkan pada perpaduan model-model perilaku konsumen yang diajukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, serta berbagai teori- teori pendukung lain yang berkaitan. Adapun deskripsi kerangka pemikiran selengkapnya disajikan seperti pada gambar 2.1 berikut ini. Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

2.4 Hipotesis

1. Di duga secara simultan kualitas produk dan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli teh gopek pojok FISIP pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur. Keputusan Konsumen Y Harga X2 Kualitas Produk X1 34 2. Di duga secara parsial kualitas produk dan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli teh gopek pojok FISIP pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur. 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah menjelaskan bagaimana variable penelitian dapat diukur, sedangkan variable penelitian diukur dari pernyataan responden yang diperoleh dari kuisioner yang diedarkan, yang dapat diterangkan sebagai berikut:

1. Kualitas Produk X1

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI JILBAB RABBANI (Studi Kasus Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung)

9 42 93

UJI KOMPARASI ANTARA KOPI ABC SUSU DAN TORABIKA SUSU (STUDI KASUS MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR).

0 0 83

STRATEGI PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS (Studi Pada Inkubator Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

0 4 82

PENGARUH ATRIBUT PRODUK, HARGA, DAN DISTRIBUSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI HANDPHONE BLACKBERRY (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fisip Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur).

0 0 108

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN MAHASISWA DALAM MEMILIH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UPN ’’VETERAN” JAWA TIMUR (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

0 0 115

“VARIABEL - VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI KARTU XL” (Studi Kasus Pada Mahasiswa FISIP Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

0 0 161

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA PADA PROGDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

1 4 155

PENGARUH ATRIBUT PRODUK, HARGA, DAN DISTRIBUSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI HANDPHONE BLACKBERRY (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fisip Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur)

0 0 18

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI TEH GOPEK POJOK FISIP (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)

0 0 19

UJI KOMPARASI ANTARA KOPI ABC SUSU DAN TORABIKA SUSU (STUDI KASUS MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR)

0 0 17