Sarana dan Prasarana Sejarah Singkat Wilayah

D. Sarana dan Prasarana

1. Sarana perhubungan Dukuh Krosok, desa Ngrundul dihubungkan oleh jalan beraspal yang mempunyai panjang ± 5 Km dari Kabupaten Klaten. Sedangkan jalan yang menghubungkan antar dukuh berupa jalan aspal dan jalan beton. 2. Sarana transportasi Sarana transportasi yang terdapat di dukuh Krosok adalah angkutan pedesaan dan ojek, sedangkan sarana transportasi yang dimiliki penduduk antara lain berupa : Tabel IV.5 Sarana dan Prasarana No. Jenis Alat Transportasi Jumlah 1 2 3 4 Sepeda Sepeda motor Mobil pribadi Truk angkutan barang lain 154 256 7 2 Jumlah 419 Sumber : Data Monografi Dukuh Krosok 3. Sarana penduduk Sarana yang terdapat di dukuh Krosok adalah sarana tempat ibadah berupa Gereja dan Masjid. Selain itu terdapat juga sarana olah raga untuk kegiatan pemuda di dukuh Krosok. 4. Sarana sosial budaya Agama yang dianut di dukuh Krosok adalah kelompok mayoritas Islam dan sisanya Kristen, Katholik, Hindhu dan Budha. Sarana peribadatan yang ada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI di dukuh Krosok adalah Mesjid dan Gereja. Disamping itu juga terdapat beberapa lembaga formal seperti LMD, PKK, dan sebagainya yang bertujuan untuk meningkatkan peran suatu masyarakat dukuh dalam pembangunan. 5. Sarana komunikasi Sarana komunikasi adalah alat untuk memudahkan dalam proses pemindahan pengertian dalam bentuk getaran atau informasi dari seseorang ke orang lain. Peralatan sarana komunikasi yang terdapat di dukuh Krosok, desa Ngrundul antara lain berupa radio, pesawat televisi, dan beberapa telepon rumah dan handphone pribadi.

E. Sejarah Singkat Wilayah

Berdasarkan UU nomor 5 tahun 1979 tentang pemerintahan desa yang menyatakan bahwa sesuai dengan sifat Negara kesatuan republik Indonesia, maka kedudukan pemerintah desa sejauh mungkin diseragamkan dengan memperhatikan kondisi desa yang bermacam-macam dan adat istiadat dari masing-masing daerah yang masih berusaha dipegang teguh oleh masyarakatnya untuk memperkuat pemerintahan desa, agar makin menggerakkan masyarakatnya untuk turut andil dalam pembangunan dan penyelenggaraan administrasi yang makin luas dan efektif. Sesuai dengan undang-undang di atas, maka pemerintah desa Ngrundul menyelengarakan dan mengatur pemerintahan sendiri dengan berusaha mencari dan mengelola dana sesuai dengan keadaan dan kemampuan wilayahnya untuk kelangsungan jalannya pemerintahan. Pelaksanaan pemerintahan desa Ngrundul mengacu pada UU nomor 5 tahun 1979 tentang pemerintah desa. Pola yang diterapkan adalah pola maksimal dengan jumlah perangkat desa sebanyak 20 orang , yang terdiri dari 1 kepala desa, 1 sekretaris desa, 1 kepala urusan pemerintahan, 1 kepala urusan pembangunan, 1 kepala urusan kesejahteraan rakyat, 1 kepala urusan keuangann, 1 kepala urusan umum, 3 kepala dusun dan 10 pembantu kepala urusan. Desa Ngrundul mempunyai 9 wilayah dukuh yaitu : 1. Dukuh Ngrundul. 2. Dukuh Satriyan. 3. Dukuh Jetis. 4. Dukuh Ngriman. 5. Dukuh Ngguling. 6. Dukuh ketonggo. 7. Dukuh Jetak. 8. Dukuh Kauman. 9. Dukuh Krosok. Agar Kegiatan pemerintahan berjalan lebih teratur maka desa Ngrundul terbagi menjadi 3 daerah pemerintahan dusun yang dikepalai oleh kepala dusun dan terbagi menjadi 12 wilayah RW Adapun wilayah yang terbagi menjadi 3 dusun antara lain : 1. Kepala dusun I mempunyai wilayah yang terdiri dari a. Dukuh Ngrundul. b. Dukuh Ngriman. c. Dukuh Ngguling. 2. Kepala dusun II mempunyai wilayah yang terdiri dari a. Dukuh Jetak . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Dukuh Kauman. c. Dukuh Ketonggo. 3. Kepala dusun III mempunyai wilayah yang terdiri dari a. Dukuh Satriyan. b. Dukuh Jetis. c. Dukuh Krosok. Adapun jumlah wilayah RW desa Ngrundul terdiri dari 1. RW Ngrundul I. 2. RW Ngrundul II. 3. RW Ngrundul III. 4. RW Satriyan I. 5. RW Satriyan II. 6. RW Jetis. 7. RW Ngriman. 8. RW Ngguling. 9. RW Ketonggo. 10. RW Jetak. 11. RW Kauman. 12. RW Krosok. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Persepsi masyarakat terhadap profesi guru ditinjau dari jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan usia : studi kasus masyarakat Padukuhan Sabrang Kidul, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Propinsi D.I. Yogyakart

0 6 178

Persepsi masyarakat mengenai profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan : studi kasus masyarakat Desa Watuagung RW 02, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

0 2 136

Persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan, jenis profesi dan tingkat pendapatan studi kasus pada masyarakat perumahan Villa Bintaro Indah, kelurahan Jom

0 1 150

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

0 0 184

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

0 0 208

Persepsi masyarakat terhadap profesi guru ditinjau dari pekerjaan, tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan - USD Repository

0 0 112

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

0 0 201

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU, DAN MASA KERJA GURU

0 0 104

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI PENGALAMAN MENGAJAR, TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENJANG PENDIDIKAN

0 1 159

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PROFESI GURU DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, JENIS PEKERJAAN, DAN TINGKAT PENDAPATAN

0 0 134