28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai Prescribed Daily Dose PDD pada peresepan antibiotika untuk pasien anak rawat inap berdasarkan berat
badan. Prescribed Daily Dose PDD didefinisikan sebagai dosis rata-rata yang yang digunakan. Nilai PDD dapat bervariasi disesuaikan dengan jenis penyakit
yang diobati dan peraturan dalam menentukan terapi yang ditentukan oleh suatu negara. Misalnya, untuk anti-infeksi, PDD bervariasi disesuaikan dengan tingkat
keparahan dari jenis infeksi yang diobati. Fakta bahwa PDD mungkin berbeda dari satu negara dengan yang lainnya harus selalu dipertimbangkan ketika
membuat perbandingan internasional WHO, 2013.
A. Pola Diagnosis Penyakit dan Gejala
Salah satu syarat dapat digunakannya metode Prescribed Daily Dose PDD sebagai metode evaluasi pada anak adalah adanya indikasi. Indikasi
digunakan untuk mengetahui pola diagnosis dari penyakit yang dialami pasien dan gejala yang dijadikan sebagai indikasi diberikannya peresepan antibiotika.
Indikasi diperoleh dari data diagnosis penyakit dan gejala yang tertulis sebagai diagnosis utama oleh dokter pada lembar rekam medik pasien anak yang
menerima terapi antibiotika. Terdapat beberapa pasien anak yang mendapat lebih dari satu diagnosis penyakit dan gejala, dan ditemukan pula beberapa diagnosis
utama pada pasien anak yang hanya berupa gejala penyakit saja, contohnya febris.
Hasil penelitian menunjukkan, terdapat 34 diagnosis dan gejala yang dijadikan sebagai indikasi pemberian antibiotika pada pasien. Dari data tersebut dilihat
bahwa diagnosis pasien cukup bervariasi antarsatu pasien dengan yang lainnya. Terdapat 3 jenis penyakit dan gejala dengan frekuensi tertinggi pada pasien anak
yaitu demam tifoid, infeksi saluran kemih dan infeksi saluran napas akut.
Tabel II. Pola Diagnosis Penyakit dan Gejala Pasien Anak Rawat Inap Di Puskesmas Mlati II pada Periode Juli 2012
– Juni 2013 N=44.
No. Diagnosis
Jumlah Persentase 1.
Demam tifoid, febris, dan infeksi saluran kemih ISK
3 6,8
2 Febris
3 6,8
3. Demam tifoid
2 4,5
4. Demam tifoid disertai ISPA
2 4,5
5. Demam tifoid, ISK, disertai infeksi saluran
nafas akut 2
4,5 6.
Febris, disertai dengue fever dan demam tifoid 2
4,5 7.
Febris disertai dengue fever 2
4,5 8.
Gastroenteritis akut bacterial 2
4,5 9.
Demam tifoid, dengue fever, dengue haemorrhagic fever, dan batuk
1 2,3
10. Demam tifoid, dengue fever, dan common cold
1 2,3
11. Demam tifoid disertai hipertermi 1
2,3 12. Demam tifoid dengan infeksi saluran kemih
1 2,3
13. Febris disertai trombositopenia suspect demam tifoid
1 2,3
14. Febris suspect demam tifoid 1
2,3 15. Febris dengan parathifoid fever
1 2,3
16. Febris, dengue fever, dengue haemorrhagic fever dan infeksi saluran kemih
1 2,3
17. Febris, disertai gejala dengue fever dan dengue haemorrhagic fever
1 2,3
18. Febris dengan infection bacteri 1
2,3 19. Febris dengan infeksi saluran pernafasan akut
1 2,3
20. Asma bronchiale 1
2,3 21. Nausea dan vomiting dengan infection bacteri
1 2,3
22. Gastroenteris akut bacterial, infeksi saluran pernafasan akut dan febris
1 2,3
Lanjutan Tabel II.
23. Vomitus dan abdominal discomfort 1
2,3 24. Pneumonia
1 2,3
25. Vomitus hari ke-III dengan dehidrasi sedang-ringan
1 2,3
26. Gastroenteris akut bacterial dengan dehidrasi ringan
1 2,3
27. Stomatitis dengan infection bacterial
1 2,3
28. Infeksi saluran kemih dd Glomerulonefritis akut dan
pielonefritis akut 1
2,3 29.
Vomitus disertai infeksi saluran kemih 1
2,3 30.
Infeksi saluran pernafasan akut 1
2,3 31.
Disentri 1
2,3 32.
Diare cair akut non dehidrasi 1
2,3 33.
Gastroenteris akut 1
2,3 34.
Diare cair akut bact.amobiasis 1
2,3 Total
44 100
Pada penelitian ini terdapat beberapa penyakit infeksi yang sering ditemui pada pasien anak rawat inap Puskesmas Mlati II seperti demam tifoid,
infeksi saluran kemih dan infeksi saluran pernapasan akut yang merupakan 10 besar penyakit yang sering ditemui pada pasien anak rawat inap Dinkes D.I.
Yogyakarta, 2013. Usia 2 – 12 tahun adalah usia yang paling rawan terjangkit
penyakit demam tifoid karena pada usia tersebut kebersihan individu kurang terkontrol Widyasih, 2011. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik
yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi Butler, 2011, serta ditandai dengan adanya demam yang berlangsung cukup lama lebih dari 7 hari, gangguan
saluran pencernaan, penurunan atau gangguan kesadaran Purwodianto et al, 2014.
B. Pola Peresepan Antibiotika