Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Anak

Tepat pasien mencakup pertimbangan apakah ada kontraindikasi atau adakah kondisi-kondisi khusus yang memerlukan penyesuaian dosis secara individual. e. Waspada efek samping dan alergi obat. Waspada terhadap efek samping obat mencakup penilaian apakah ada keadaan yang merupakan faktor terjadinya efek samping obat atau alergi obat pada penderita atau tidak. Jika kemudian terjadi efek samping tertentu, bagaimana menentukan dan menanganinya. Dalam penggunaan suatu obat, harus dipertimbangkan manfaat dan resiko pemberian suatu obat.

C. Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Anak

Penggunaan terapeutik antibiotika di klinik bertujuan untuk membasmi bakteri penyebab infeksi. Penggunaan antibiotika ditentukan berdasarkan indikasi dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut Setiabudy, 2009: a. Gambaran klinik penyakit infeksi, yakni efek yang ditimbulkan oleh adanya bakteri dalam tubuh hospes. b. Efek terapi antibiotika pada penyakit infeksi diperoleh hanya sebagai akibat kerja antibiotika itu sendiri terhadap biomekanisme bakteri, dan tidak terhadap biomekanisme tubuh hospes. Berdasarkan indikasinya, penggunaan antibiotika dibedakan menjadi antibiotika untuk terapi empiris, terapi definitif dan profilaksis Roger, et al, 2010. Terapi empiris digunakan untuk penyakit infeksi yang belum diketahui jenis bakteri penyebab. Tujuan pemberian terapi empiris ini adalah menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi, sebelum diperoleh hasil pemeriksaan mikrobiologi IDAI, 2008. Terapi defininif digunakan untuk penyakit infeksi yang sudah diketahui bakteri penyebab dan pola resistensinya. Tujuan pemberian terapi definitif adalah menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi Kemenkes, 2011. Terapi profilaksis adalah terapi antibiotika yang diberikan sebagai tindakan pencegahan pada pasien yang rentan terkena infeksi. Antibiotika adalah antibiotika yang berspektrum sempit dan spesifik WHO, 2011. Prinsip pemberian antibiotik profilaksis adalah pemberian antibiotika sebelum, saat dan hingga 24 jam pascaoperasi pada kasus yang secara klinis tidak didapatkan tanda-tanda infeksi dengan tujuan untuk mencegah terjadi infeksi pada luka operasi. Diharapkan pada saat operasi antibiotika di jaringan target operasi sudah mencapai kadar optimal yang efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri Gordon, 2009. Pada pasien anak, semua usia memiliki kemungkinan terserang penyakit dalam kategorinya masing – masing. Pembagian kategori usia pada anak yaitu Suharjono et al, 2009 : 1. Infant usia anak 1 tahun 2. Toddler usia anak 1≤ umur 3 tahun 3. Pre-school usia anak 3 ≤ umur 6 tahun 4. School period usia anak 6 ≤umur ≤ 12 tahun Pada pasien anak, umur merupakan salah satu pertimbangan untuk memberikan antibiotik. Beberapa pusat pelayanan kesehatan menyarankan pemberian antibiotik empirik dalam 3 hari pertama bila pasien demam berusia kurang dari 2-3 bulan, karena pada usia tersebut, adanya fokus infeksi atau pun tanda-tanda infeksi bakterial yang berat serious bacterial infection SBI masih sulit terdeteksi, padahal risiko SBI pada usia tersebut cukup besar Farida et al, 2008. Peresepan antibiotika pada pasien anak untuk penyakit virus masih marak ~ 90, sehingga menimbulkan terhambatnya pembentukan imunitas anak, yang justru memperpanjang lamanya penyakit, membunuh bakteri yang baik dalam tubuh tanpa adanya bakteri yang jahat, efek samping antibiotika bertambah banyak, menimbulkan resistensi bakteri terhadap antibiotika yang merugikan seluruh masyarakat dan diri sendiri. Kemungkinan komplikasi lebih besar dan kembalinya anak ke dokter lebih sering karena terulang penyakitnya, serta menghabiskan biaya. Pemakaian antibiotika pada populasi anak perlu diperhatikan karena kecenderungan pemakaian yang berlebihan Darmansjah, 2008. Penggunaan antibiotika pada populasi anak perlu mendapat perhatian khusus. Penyebab pertama yaitu karena penggunaan antibiotika pada anak seringkali tidak tepat indikasi. Kedua, karena terbatasnya penggunaan antibiotika pada pasien anak. Hal itu terjadi karena tidak diperbolehkannya penggunaan beberapa jenis antibiotika untuk digunakan pada pasien anak. Contohnya yaitu penggunaan antibiotika tetrasiklin dan fluorokuinon dilarang penggunaannya pada pasien anak terkait efek samping merugikan yang dapat ditimbulkan Shea et al, 2011. Penyebab ketiga, terkait fungsi fisiologis anak yang belum bekerja secara sempurna. Pada proses absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat termasuk antibiotika pada anak, belum maksimal bekerja dikarenakan fungsi fisiologis yang belum sempurna sehingga akan berpengaruh pada profil farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotika. Hal tersebut dapat memicu efek samping yang tidak diinginkan Sutedjo, 2008. Persoalan utama dalam penggunaan antibiotik adalah penggunaan obat yang tidak rasional. Hal tersebut merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi di Indonesia. Penggunaan antibiotika yang tidak rasional telah diamati sejak lama Almasdy et al, 2013. Penelitian yang dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang 2011 menunjukkan terdapat ketidaktepatan penggunaan antibiotika sebesar 76,97 . Ketidaktepatan tersebut berkaitan dengan tidak tepat penderita, indikasi, dosis, regimen dan lama pemberian. Penggunaan antibiotika yang tidak rasional menyebabkan timbulnya resistensi. Resistensi bakteri adalah suatu keadaan dimana kehidupan bakteri itu sama sekali tidak terganggu oleh kehadiran antimikroba Stitzel Craig, 2005. Sifat bakteri tersebut menyebabkan tidak terhambatnya pertumbuhan bakteri dengan pemberian antibiotik secara sistemik dengan dosis normal yang seharusnya atau kadar hambat minimalnya. Penatalaksanaan penyakit yang disebabkan oleh infeksi adalah dengan pemberian antibiotika yang dijadikan sebagai pengobatan utama, akan tetapi apabila antibiotika tidak digunakan secara rasional akan menimbulkan dampak resistensi yaitu munculnya kuman – kuman yang yang kebal terhadap antibiotika. Hal ini tentu menjadi masalah yang sangat besar berkaitan dengan banyaknya penyakit infeksi yang ditanggulangi dengan pemberian antibiotika. Infeksi oleh kuman yang resistensi terhadap berbagai antibiotika akan menyebabkan pengobatan menjadi tidak efektif, meningkatnya angka morbiditas dan mortilitas pasien serta terjadi peningkatan biaya perawatan pasien AMRYN study group, 2005.

D. Unit Perhitungan Prescribed Daily Dose PDD

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Petugas Rawat Inap Dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012

3 93 99

Evaluasi penggunaan antibiotika berdasarkan metode PDD (Prescribed Daily Dose) dan DDD (Defined Daily Dose) pada pasien rawat inap di sebuah Rumah Sakit Pemerintah di Yogyakarta periode Januari – Juni 2014.

46 319 99

Evaluasi penggunaan antibiotika dengan motede DDD (Defined Daily Dose) pada pasien anak rawat inap di sebuah Rumah Sakit pemerintah di Yogyakarta periode Januari-Juni 2013.

0 1 25

Evaluasi penggunaan antibiotika berdasarkan metode Prescribed Daily Dose (PDD) pada pasien anak rawat inap di Bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Januari - Juni 2013.

0 3 77

Evaluasi penggunaan antibiotika dengan motede DDD (Defined Daily Dose) pada pasien anak rawat inap di sebuah Rumah Sakit pemerintah di Yogyakarta periode Januari Juni 2013

0 1 9

Evaluasi penggunaan antibiotika berdasarkan metode Prescribed Daily Dose (PDD) pada pasien anak rawat inap di Bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Januari - Juni 2013 - USD Repository

0 0 75

Evaluasi penggunaan antibiotika berdasarkan metode DDD (Defined Daily Dose) pada pasien rawat inap di Bangsal Anak Rumah Sakit Panti Nugroho pada periode Februari – Juli 2013 - USD Repository

0 0 85

Evaluasi penggunaan antibiotika dengan metode Defined Daily Dose (DDD) pada pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman Periode Juli 2012-Juni 2013 - USD Repository

0 0 88

Kajian literatur rasionalitas peresepan antibiotika berdasarkan kriteria gyssens pada pasien pediatri rawat inap Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman periode Januari-Juni 2013 - USD Repository

0 0 181

Evaluasi penggunaan antibiotika dengan metode DDD (Defined Daily Dose) pada pasien anak di Rawat Inap Bangsal Inska II RSUP DR. Sardjito Yogyakarta periode Januari - Juni 2013 - USD Repository

0 0 113