3. Kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja. Ini giliranya
bergantung pada pengguna kode dan tanda-tanda itu untuk keberadaan dan bentuknnya sendiri.
2.1.8 Pendekatan Semiotik Dalam Film – John Fiske
Menurut John Fiske 2004: 282, semiotika adalah studi tentang pertandaan dan makna dari sistem tanda; ilmu tentang tanda, tentang bagaimana
makna dibangun dalam “teks” media; atau studi tentang bagaimana tanda dari jenis karya apapun dalam masyarakat yang mengkomunikasikan makna.
Metode analisis semiotika ini menurut Fiske 1990: 189 tidak hanya dipusatkan pada transmisi pesan, melainkan pada penurunan dan pertukaran
makna. Penekanan di sini bukan pada tahapan proses, melainkan teks dan interaksinya dalam memproduksi dan menerima suatu kulturbudaya;
difokuskan pada peran komunikasi dalam memantapkan dan memelihara nilai- nilai dan bagaimana nilai-nilai tersebut memungkinkan komunikasi memiliki
makna. Di sisi lain, semiotika melihat bahwa pesan merupakan konstruksi tanda-tanda, yang pada saat bersinggungan dengan penerima akan memproduksi
makna Fiske, 1990: 2. Menurut John Fiske, dalam bukunya Cultural And Communication
Studies, disebutkan bahwa terdapat dua perspektif dalam mempelajari ilmu komunikasi. Perspektif yang pertama melihat komunikasi sebagai transmisi
pesan. Sedangkan perspektif yang kedua melihat komunikasi sebagai produksi
dan pertukaran makna. Berkaitan dengan penelitian ini, maka peneliti hanya akan menggunakan perspektif yang kedua, yaitu dari sisi produksi dan
pertukaran makna. Perspektif produksi dan pertukaran makna memfokuskan bahasanya
pada bagaimana sebuah pesan ataupun teks berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya untuk dapat menghasilkan sebuah makna. Hal ini berhubungan
dengan peranan teks tersebut dalam budaya. Perspektif ini seringkali menimbulkan kegagalan dalam berkomunikasi karena pemahaman yang
berbeda antara pengirim pesan dan penerima pesan. Meskipun demikian, yang ingin dicapai adalah signifikasinya dan bukan kejelasan sebuah pesan
disampaikan. Untuk itulah pendekatan yang berasal dari perspektif tentang teks dan budaya ini dinamakan pendekatan semiotik. Fiske, 2006 :9
Fiske Fiske, 1987 : 5. kemudian memilahnya ke dalam tiga level pengkodean tayangan di televisi, yang dalam kasus penelitian ini juga
diberlakukan pada film,antara lain: 1.
Level Pertama adalah reality realitas, kode sosialnya antara lain, appearance penampilan, dress kostum, make-up riasan,
environment lingkungan, behaviour kelakuan, speech gaya bicara, gesture gerakan, expression ekspresi, sound suara.
2. Level kedua adalah representation representasi, kode sosialnya antara
lain, camera kamera, lighting pencahayaan, editing perevisian, music musik, sound suara.
3. Level ketiga adalah ideology ideologi, kode sosialnya antara lain,
narrative narasi, conflict konflik, character karakter, action aksi, dialogue dialog, setting latar, casting pemeran. Selain itu analisis
semiotik yang dilakukan pada sinema atau film layar lebar wide screen menurut Fiske disetarakan dengan analisis film yang ditayangkan oleh
televisi. Sehingga analisis yang dilakukan pada film.
2.1.9 Kerangka Berpikir