Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data
2. Level representation Dalam level kedua ini, kode-kode yang termasuk didalamnya antara lain
berkaitan dengan kode-kode teknik, seperti camera kamera, lighting pencahayaan, music musik, dan sound suara dalam “Film Punk In Love”.
3. Level ideology Kode-kode yang termasuk dalam level ketiga yaitu narrative narasi, conflict
konflik, character karakter, action aksi, dialogue dialog, setting latar, dan casting pemeran dalam “Film Punk In Love”.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Dan Penyajian Data 4.1.1. Gambaran Umum Film Punk In Love
Film Punk In Love di produksi oleh PT Tripar Multivision Plus atau Multivision Plus .Disutradarai oleh Ody C Harahap, mencoba untuk
mengangkat kehidupan anak punk dalam film ini. Salah satu tujuannya agar masyarakat mendapat gambaran jelas tentang kehidupan anak punk yang
sebenarnya. Dengan mengambil genre film komedi romantis, Punk in Love
mengungkapkan perjalanan anak punk dari Malang yang menuju Jakarta. Perjalanan yang membuat mereka melewati beberapa kota di Jawa, seperti
Pati, Kudus, Semarang, dan Cirebon. Film ini dimainkan oleh Vino G Bastian, Andhika Pratama, Yogi Finanda, Aulia Sarah, dan Girindra Kara.
Secara garis besar, film ini bercerita tentang tokoh Arok, yang memunyai sifat tegar dalam kehidupan jalanan, namun lembek kalau bicara
masalah cinta. Karena tahu gadis yang diincarnya, Maia, akan menikah di Jakarta, maka bersama rombongan punk- nya, anak-anak itu menempuh
perjalanan jauh ke Ibu Kota.
42
Insiden demi insiden harus dihadapi oleh mereka berempat. Dari mulai kebanjiran, terus kejar kejaran maut di sepanjang jalur Pantura sampai
bertengkar dengan tukang sate dan peristiwa peristiwa konyol harus dilalui sepanjang jalan menuju Jakarta. Anak anak Punk ini harus menjaga imagenya
sebagai anak punk, tetapi hati mereka tetap saja bisa sedih. Film ini cukup menghibur dan mampu membuat penontonnya tertawa karena banyak adegan
adegan konyol sepanjang film ini. Lika-liku perjalanan anak-anak punk inilah yang kemudian menjadi cerita utama film ini.
Ody menjelaskan kisah film ini diilhami perjalanan yang dilakukan almarhum Yogi Aulia, seorang anak Punk yang juga mahasiswa fotografi di
IKJ. Bersama beberapa teman punknya, Yogi pernah menceritakan kisah lucu itu, yang menginspirasi Ody untuk menuangkannya dalam bentuk film.
Berlatar belakang sub kultur Punk, film ini dibuat dengan tujuan merubah pandangan masyarakat tentang anak Punk. Tidak semua anak punk
itu jahat atau brutal. Banyak di antara mereka yang memunyai kepedulian tinggi terhadap masalah sosial. Menurutnya, beberapa anak punk yang ia
jumpai rata-rata memiliki karakter sopan, bahkan memiliki kesadaran tinggi untuk membuang sampah pada tempatnya.