3. Level ketiga adalah ideology ideologi, kode sosialnya antara lain,
narrative narasi, conflict konflik, character karakter, action aksi, dialogue dialog, setting latar, casting pemeran. Selain itu analisis
semiotik yang dilakukan pada sinema atau film layar lebar wide screen menurut Fiske disetarakan dengan analisis film yang ditayangkan oleh
televisi. Sehingga analisis yang dilakukan pada film.
2.1.9 Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan studi semiotik, mengingat
film ini meliputi simbol-simbol yang sangat komplek, baik verbal maupun non- verbal. Menurut pendekatan semiotik John Fiske analisis isi terbagi atas tiga
level yaitu level realitas, level representasi dan level ideology. Sehingga akhirnya diperoleh hasil dari interpretasi data mengenai representasi kekerasan
film ini.
Representasi kekerasan dalam
film “Punk In Love” Teori Semiotika
John Fiske
Kekerasan fisik
Kekerasan psikologis
Kekerasan seksual
Kekerasan financial Film “Punk In Love”
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam Moelong, 2002 : 3 menyatakan
bahwa metode penelitian bahwa metode penelitian kualitatif mempunyai prosedur penelitian yang menghasilkan kata deskriptif berupa kata-kata lisan,
tulisan serta gambar dan bukan angka-angka dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara
utuh. Alasan menggunakan menggunakan metode kualiatif ini dikarenakan pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah. Apabila berhadapan
dengan kenyataan ganda selain itu metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap
pola-pola nilai yang dihadapi Moelong, 2002 : 5. Penelitian ini menggunakan deskriptif bermaksud untuk memberikan
gambaran atau penjelasan yang lebih rinci terkait dengan permasalahan yang diajukan yaitu tentang kekerasan yang terkonstruksi dalam film “Punk In Love”.
Dalam menganalisis data, peneliti menggunaka metode semiotik. Semiotik adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda Sobur,
31
2004 : 15. Dengan menggunakan metode semiotik, peneliti berusaha menggali realitas yang didapatkan memlalaui interpretasi simbol-simbol dan tanda-tanda
yang ditampilkan dalam film, selanjutnya akan menjadi corpus penelitian ini dan kemudian menggunakan metode penelitian analisis yang dikemukakan John
Fiske untuk merepresentasikan atau memaknai kekerasan dalam film “Punk In Love” melalui aktor-aktor utama.
3.2. Kerangka konseptual
3.2.1 Corpus
Didalam penelitian kualitatif diperlukan adanya suatu pembahasan masalah yang disebut corpus. Corpus adalah sekumpulan bahan terbatas yang
ditentukan pada perkembangannya oleh analisis kesewanangan. Corpus haruslah cukup luas untuk memberi harapan yang beralasan bahwa unsur-unsur akan
memelihara sebuah system kemiripan dan perbedaan yang lengkap, Corpus juga bersifat homogen mungkin, baik homogeny pada taraf waktu sinkroni.
Kurniawan, 2000 : 70. Keseluruhan scene dalam film ini adala 136 scene dan yang menjadi corpus dalam penelitian ini adalah 10 adegan selengkapnya ada
pada lampiran dan dialog yang merujuk pada
kekerasan fisik, kekerasan psikologis, kekerasan seksual kekerasan finansial ,kekerasan spiritual dan kekerasan
fungsional
dalam film “Punk In Love” yang di tonton dalam versi DVD. Corpus dalam penelitian ini sebagai berikut :