Penyajian Data Gambaran Umum Objek Dan Penyajian Data 1. Gambaran Umum Film Punk In Love

karena mengetahui kekasih hatinya, Maia Yang berada di Jakarta akan menikah lima hari kemudian. Setelah dirayu oleh Yoji, Mojo dan Almira akhirnya Arok membatalkan niatnya untuk bunuh diri. Kemudian Arok menyadari bahwa perbuatannya adalah salah dan memilih untuk mengungkapkan langsung perasaannya kepada Maia. Bermodalkan uang seadanya Arok dengan ditemani Mojo, Yoji dan Almira memutuskan untuk berangkat ke Jakarta. Selama perjalanan ke Jakarta banyak rintangan yang mereka dapatkan, dimulai dengan menumpang truk yang salah yang seharusnya dengan tujuan ke Jogjakarta tetapi mmalah menuju ke Bromo. Disana mereka berjuang untuk mencari makan dan mencari tumpangan ke Jakarta. Karena tidak menemukan solusi akhirnya mereka berempat memutuskan untuk naik bis dengan uang yang mereka punya tetapi dengan uang mereka hanya dapat mengantar sampai kota Semarang. Dikota semarang pun perjalanan mereka tidak mulus, di Semarang mereka mengalami kebanjiran. Karena tidak membawa baju, mereka harus tidur di jalan untuk menjemur pakaian mereka yang basah. Kemudian perjalanan mereka dilanjutkan dengan penumpang kereta api barang menuju Jakarta. Sesampai dijakarta mereka dihadapkan lagi dengan satu masalah, mereka tidak sengaja menggangu preman yang menguasai stasiun dan terjadilah pertengkaran. Karena pertengkaran tersebut membuat mereka berempat ditahan polisi namun bisa dikeluarkan oleh tante Yoji. Perjalanan mereka lanjutkan dan akhirnya mereka menemukan rumah maia namun di kawasan rumah maia mereka bertemu kembali dengan preman stasiun itu dan terjadi lagi pertengkaran. Namun pertengkaran kali ini di menangkan oleh mereka berempat. Tanpa diduga Maia melihat pertarungan Arok dengan preman- preman itu dan sadar apa yang dilakukan Arok adalah buktu cinta Arok. Maia pun ternyata juga mempunyai perasaan yang sama dengan Arok dan pernikahan Maia yang telah direncanakanpun batal dan diganti dengan pernikahan Maia dan Arok. Di dalam film ini tindakan kekerasan seperti kekerasan kekerasan verbal dan non verbal dihadirkan untuk membumbui jalan cerita. Kekerasan verbal seperti berupa umpatan, ancaman, hinaan terliha pada adegan pada saat ketika Yoji di ejek teman-teman nya ketika mengetahui dulunya Yoji adalah model yang bertentangan dengan idealisme punk yang anti kemapanan. Di situ Yoji terlihat kesal dengan ejekan temannya dan mengeluarkan kata-kata “taek kon kabeh..tak dungak no cangkem mu gak mbalik”. Pada umpatan tersebut di gambarkan teman-teman nya di samakan dengan kotoran yang mempunyai makna negatif. Kekerasan dalam film ini kemudian dijabarkan lagi menjadi kekerasan fungsional, kekerasan spiritual, kekerasan financial, kekerasan seksual, kekerasan psikologis dan kekerasan fisik.

4.2 ANALISIS DATA

Penggalan scene 1 Gambar 4.1 Arok merendahkan Mojo karena berpamitan saat akan pergi Level Realitas  Penampilan kostun dan make up : Menunjukkan keseharian Arok, Yojo, Mojo dan Almira dengan dandanan khas anak Punk dengan rambut mohawk, celana ketat, asesoris keeling, tato dan cat rambut.  Setting : Suasana tempat Arok, Yojo, Mojo dan Almira tinggal sehari- hari di sebuah stasiun di kota Malang. Menunjukkan sebuah bangkai kereta di belakang tempat yang biasa digunakan untuk tempat nongkrong mereka Level Representasi  Teknik kamera : Long Shot Teknik kamera long shot pada kamera scene tersebut untuk menggambakan konflik dengan memperlihatkan ekspresi Arok ketika merendahkan Mojo. Level Ideologi  Dialog : Yoji : nandi kon Jo? Mojo : kalian pada ga Pamit to? Almira : aku males ketemu ibu ku Mojo : aku kudu pamit, mak ku sendirian Arok : jancok, manja raimu Mojo : jarno mak ku dewe Analisis : Pada setting scene tersebut menunjukan keadaan tempat Arok, Yoji, Mojo dan Almira tinggal sehari-hari. Lokasi outdoor di sebuah stasiun di kota malang dan diatas bangkai kereta angkut menjadi pilihan mereka. Keadaan seperti diatas menunjukan cara hidup mereka yang sesuai dengan ideology