90 -
Membentuk tampilan bangunan yang memiliki karakter dan mengkomunikasikan kegiatan yang diwadahi.
- Menciptakan sirkulasi yang nyaman baik Internal Maupin Eksternal
- Menciptakan keselamatan bagi pengguna Stasiun
- Menjadikan Stasiun menjadi tempat yang aman dari tindak kriminalitas.
Dari fakta dan isu yang telah diungkap, terdapat benang merah yang dapat digunakan dalam proses perancangan. Yang biasa disebut dengan tema. Tema
yang diambil dari fakta dan isu tersebut adalah “Exspress”. mempunyai arti kecepatan waktu dalam melakukan aktifitas.
Aktifitas yang dimaksud adalah aktifitas pencapian, dan pelayanan penumpang untuk masuk ke dalam Kereta
Api. Aktifitas pencapaian ini sendiri dibagi ke dalam site dan ke dalam bangunan, sedangkan pada pelayanan penumpanga itu merupakan jasa yang diberikan Kereta
Api kepada penumpang. Konsep yang dipakai dalam bangunan ini merupakan ”Exspose Struktur”
dimana pengertian exspose adalah memperlihatkan, mempertunjukan bagian dari
struktur.
Penjelasan tentang konsep rancang akan dibahas lebih dalam berdasarkan penjelasan sub-bab yang berhubungan dengan tema dan konsep di bawah ini:
5.1 Konsep Sirkulasi
Konsep sirkulasi yang terjadi pada sekitar site merupakan sirkulasi linier, dimana pada sekitar site plan banyak didirikan ruko dan kegiatan penjualan
perniagaan, sehingga dampak yang terjadi justru pada lahan parkir yang sebenarnya lahan hijau digunakan untuk parkir sehingga badan jalan semakin
sempit yang berdampak pada lalu lintas di jalan tersebut. Pada kondisi ini perencanaan berusaha mengatasi masalah ini dengan mencoba system cut lahan
perencanaan yang bertujuan memisahkan sirkulasi yang masuk dan yang hanya melitasi jalan tersebut.
91
Cut lahan Cut lahan
Cut lahan Bangunan
Gambar 5.1 :.Analisa Konsep Sirkulasi sumber : analisa penulis
5.2 Konsep Pencapaian
Disimpulkan bahwa pencapaian ke dalam site dapat diakses melalui satu 1 ruas jalan, dari jalan semarang, raden saleh menuju ke pasar turi, pertimbangan ini
diambil dari tingkat kepadatan kendaraan yang terjadi di sekitar jalan semarang, dan mencegah kepadatan yang terjadi di ruas jalan maka akses akan menuju site
mengalami pemotongan badan jalan dengan tujuan akses yang akan masuk dapat menepi, mengurangi kecepatan kendaraan, dan masuk kedalam site tanpa
menggangu akses jalan menuju PGS Pusat Grosir Surabaya. Dibawah ini adalah gambaran tentang aksesibilitas pencapaian kedalam site secara makro.
penempatan Entrace dan Outrace dalam area perancangan harus
mempertimbangkan:
a. Ruang yang memiliki potensi sebagai titik pandang pengamat untuk
mengenali obyek. b.
Kecepatan arus lalu lintas yang ada. c.
Kenyamanan pengunjung dalam melihat bangunan dan akses menuju bangunan.
Jalan utama pada area ini terletak pada jln. Semarang yang memiliki kepadatan yang cukup padat, salah satu jalan yang bercabang 4, arah jln.
Semarang, jln. Raden Saleh, dan jln. Lamongan, dan Arah menuju ke PGS. Karena pada perempatan, maka entrace berjarak 20 meter dari jalan lamongan
Entrace dan Outrace di ambil dari 1 tepi jalan dengan jarak 20
Meter
92 guna memberi kesempatan yang masuk ke site untuk menepi dan mengurangai
kecepatan.
Gambar 5.2 :.Analisa Pencapaian sumber : analisa penulis
5.3 Konsep Pola Tatanan