92 guna memberi kesempatan yang masuk ke site untuk menepi dan mengurangai
kecepatan.
Gambar 5.2 :.Analisa Pencapaian sumber : analisa penulis
5.3 Konsep Pola Tatanan
Melihat keadaan sekitar site yang banyak digunakan untuk perniagaan dan perdagangan, dengan bentukan yang didominasi oleh bentuk kotak, dan persegi
panjang, hanya pada sekitar PGS Pusat Grosir Surabaya yang mempunyai bentukan arstistik. Pada site bentukan ini lebih mengedepankan kepada kebutuhan
akan fasilitas yang selama ini belum bisa dimaksimalkan untuk penumpang. Bentukan yang terjadi persegi panjang, karena perancang mencoba menangkap
asumsi setipa gerbong 22 meter, maka setiap pintu keluar gerbong sebisa mungkin dapat melihat bangunan yang berbentuk panjang menyesuikan dengan Kereta Api.
Penyesuaian bentuk persegi panjang juga menyesuiakan dengan kondisi lahan sekitar.
20 20
Sirkulasi Linier
93
1 2
3
GRIYA KARYA GRIYA KARYA
Masjid
Jln. Babat
Jln. Lamongan Jl
n. L amo
nga n
Gambar 5.3 :.Konsep Pola Tatanan sumber : analisa penulis
5.4 Bentuk bangunan
Tema yang diambil dari fakta dan isu tersebut adalah “Express”.
mempunyai arti kecepatan waktu dalam melakukan aktifitas. Aktifitas yang
dimaksud adalah aktifitas pencapaian, dan pelayanan penumpang untuk masuk ke dalam Kereta Api. Aktifitas pencapaian ini sendiri dibagi ke dalam site dan ke
dalam bangunan, sedangkan pada pelayanan penumpang itu merupakan jasa yang diberikan Kereta Api kepada penumpang.
Ide awal berasal dari membandingkan dari badan, kepala, dan lokomotif
maka bangunan nantinya akan banyak memperlihat struktur sesuai dengan gagasan semula. Afetr fire Accidence di sini mencoba membuat sesuatu yang
baru dari stasiun yang lama, mencoba membuat jalur kereta di atas tanah dan banyak menggunakan sesuatu yang melayang guna memperlihatkan perbedaan
yang ada dengan yang lama.
Ruko Ruko Perdagangan Polsek
Bubutan
Bangunan Sekitar Mempengaruhi
Bentukan bangunan
94 Gambar 5.4 :.Konsep Bentuk Bangunan
sumber : analisa penulis
5. 5 Konsep Tampilan Bangunan
Pada tampilan bangunan akan didominasi oleh pemakain material kaca dengan tujuan exspose structural dari dalam bangunan, dan pada atap akan
didominasi oleh high zincallum dengan kontruksi rangka batang guna memperlihatkan bangunan ini telah berubah dengan bangunan yang telah hancur
akibat bencana. Guna menghindari tampilan atap lengkung yang monoton, maka pada
bagian fasad Stasiun di buat permainan atap yang membedakan antara kegiatan yang diwadahi di dalam Stasiun, dimana permainan tinggi rendah dan perbedaan
bentukan membuat atap terkesan dinamis karena bangunan ini sangat berbeda dengan yang terdahulu.
Gambar 5.5 :.Konsep Tampilan Bangunan sumber : analisa penulis
Gerbong penumpang Lokomotif Opersional
administrasi Bagasi Opersinal Teknis
Atap lengkung Atap lengkung
Layering kaca 4 bentukan atap lengkung,
menjadikan bangunan terasa dinamis
Atap lengkung
95
5. 6 Konsep Struktur
Konsep Struktur pada perencanaan ini di bagi menjadi 2, yaitu: Konsep Struktur bangunan, konsep struktur bangunan ini merupakan
struktural komposit dimana konsep struktur utama di bungkus dengan beton. Sedangkan dimensi kolom pada area bangunan ruang tunggu d = 90 cm dengan
tujuan ekspose struktur, sedangakan pada area ruang operasional teknis, dan administrasi sedikit diperkecil dengan diameter = 60cm.
Konsep Struktur rangka menggunakan rangka batang, dengan menyesuikan model berdasarkan modul, sambungan antara joint di las.
Gambar 5.6 :.Konsep Struktur sumber : analisa penulis
5. 7 Konsep Sirkulasi dalam Bangunan
Sirkulasi Makro sirkulasi ruang luar
Mengacu dari tema Exspress maka sirkulasi yang akan diaplikasikan tidaklah semata-mata cepat langsung menuju ke bangunan, melainkan harus
tertata karena area perencanaan merupakan publik space sirkulasi di atur secara linier. Dari main entarace penumpang akan dipisah baik yang hanya parkir
ataupun yang akan drop out di lantai atas khusus eksekutif, dan parkir turun melintasi flay over dan parkir di bawah. Untuk penumpang ekonomi bisa drop out
96 di lantai dasar, parkir bisa langsung menuju area parkir. Pada pengguna trasportasi
umum berada berdekatan dengan kargo.
Gambar 5.7 Konsep sirkulasi makro sumber : analisa penulis
Sirkulasi Mikro sirkulasi ruang dalam
Pola sirkulasi ruang dalam yang akan digunakan pada perancangan ini adalah pola sirkulasi linear, baik lantai 1, 2, dan lantai 3. Penggunaan
sirkulasi ini bertujuan untuk kemudahan dalam akses internal dan eksternal, calon penumpang masuk ke stasiun kemudian peron, dan
keberangkatan, untuk
kelas eksekutif juga sama
Gambar 5.8 Konsep sirkulasi mikro sumber : analisa penulis
Peron R. Tunggu
Operasional Administrasi
Operasional Teknis
Pegawai Penumpang
eksekutif ekonomi Kendaraan umum dan kargo
97
5.8 Konsep Suasana Ruang Dalam
Konsep suasana ruang dalam pada perencanaan Stasiun Kereta Api ini mengutamakan kenyamana sebelum bangunan yang ada pada sebelumnya, terlihat
dari luasan, penempatan perabot interior sebagai elemen pelengkap juga harus diperhatikan demi perencanaan yang baru.
• Ruang Tunggu Ekonomi Ruang Tunggu Ekonomi yang pada sebelumnya tidak terdapat tempat
duduk bagi penumpang, dalam desain harus memberikan fasilitas ini meskipun jumlahnya sedikit. Fasilitas penunjang lainnya seperti coffe shop, kios,
minimarket, travel agent, rumah makan, food court dan shop pengunjung harus didesain dan diletakkan pada tempatnya.
• Ruang Tunggu Eksekutif Pada ruang ini memiliki fasilitas dan kelebihan yang lebih lengkap dari
pada ruang tunggu ekonomi, dan mempunyai lounge untuk ruang tunggu eksekutif tetapi tidak semua boleh menggunakannya karena harus mempunyai
kartu gold untuk bisa masuk ke dalam. Tidak jauh berbeda dengan ruang tunggu ekonomi mempunyai fasilitas yang lebih bagus.
• Peron Ekonomi Karena peron merupakan tempat menunggu penumpang untuk naik ke
kereta, maka keadaan peron ekonomi memiliki banyak tanaman yang digunakan sebagai filter dari lokomotif, disamping kondisi tanah yang masih luas fasilitas
foodcourt pada bagian kanan dan kiri bangunan yang memudahkan para calon penumpang memilih jenis makanan yang lebih disukai.
• Peron Eksekutif Pada Stasiun Kereta Api ini terletek pada ketinggian 11 meter yang
menjadikan structural kereta naik, dan kesan berbeda terlihat pada bagian ini karena exspose struktur atap sangat terlihat dari peron eksekutif. Disamping
beberapa makanan siap saji fast food yang terletak di beberapa bagian peron menjadikan desain ini semakin arstistik.
98 • Zona Administrasi Operasional
Pada daerah ini terletak beberapa ruang yang kerap berhubungan dengan administrasi kereta api dan sebagai kepala bagian bertanggung jawab penuh
kepada kereta api yang akan diberangkatkan. • Zona Operasional Teknis
Pada ruang ini lebih banyak yang berhubungan dengan bagian lapangan dan pemberangkatan kereta secara teknis bagian ini terdiri dari PPKA, R.Wesel,
dan beberapa bagian lainnya yang akan terlihat pada denah perancangan nantinya.
Gambar 5.9 Konsep Suasana Ruang Dalam Ekonomi sumber : analisa penulis
Gambar 5.10 Konsep Suasana Ruang Dalam Eksekutif sumber : analisa penulis
Gambar 5.11 Konsep Suasana Peron Eksekutif
sumber : analisa penulis
R. Tunggu Ekonomi
Peron Ekonomi Operasional
Administrasi Operasional
Teknis
Fasilitas penunjang
Operasional Administrasi
Operasional Teknis
R. Tunggu Eksekutif
Fasilitas penunjang
Peron Eksekutif
99
BAB VI APLIKASI KONSEP RANCANGAN
Aplikasi konsep rancang yang tercipta berdasarkan analisis dan pertimbangan penempatan ruang, baik ruang dalam dan luar, sehingga
menghasilkan desain yang lebih baik dari desain yang pernah ada untuk mengganti stasiun yang lama dengan efektifitas bentuk. Penerapan tema
“Exspres” pada perancangan stasiun kereta api ini mencoba memberikan kecepatan waktu yang ditempuh dari awal mula masuk ke dalam site menuju ke
bangunan. Runtutan sirkulasi yang menunjukan siquen dari entrance sampai outrace memberikan kemudahan dalam penerapannya nanti.
6.1 Aplikasi Sirkulasi
Konsep sirkulasi menggunakan linier, ini merupakan pemilihan yang dianggap pas karena pemanfaatan 1 ruas jalan digunakan sebagai area transisi
dimana kendaraan dengan kecepatan tinggi melambat pada zona ini untuk masuk ke dalam site. Tidak pada Entrace, Outrace juga menggunakan pola yang sama
guna menghindari kemacetan yang terjadi di jam-jam padat.
Gambar 6.1 Aplikasi Konsep Sirkulasi
sumber : berkas tugas akhir