STASIUN KERETA API PASAR TURI SURABAYA ( After Fire Accidence ).

(1)

TUGAS AKHIR

STASIUN KERETA API PASAR TURI di SURABAYA

( After Fire Accidence )

Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh

Gelar Sarjana Teknik (S-1)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

Diajukan oleh: NOPI TRI PRASETIYO

06510110018

FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERANCANGAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”

JAWA TIMUR

2010


(2)

TUGAS AKHIR

STASIUN KERETA API PASAR TURI SURABAYA

( After Fire Accidence )

Dipersiapkan dan disusun oleh :

NOPI TRI PRASETIYO

NPM : 0651010018

Telah dipertahankan didepan tim penguji Pada tanggal : 15 Oktober 2010

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana (S-1)

Tanggal :

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Dr. Ir. Edi Mulyadi, SU NIP. 19551231 198503 1 00 2 Pembimbing Utama

Ir. Sri Suryani Yuprapti Winasih, MT NIP. 030 223 070

Pembimbing Pendamping

Ir. Erwin Djuni Winarto, MT NPTY. 3 6506 99 0166 1

Penguji

Ir. Syaifuddin Zuhri, MT NIP. 19621019 199403 1 00 1

Ir. Eva Elviana, MT NPTY. 3 6604 94 0032 1

Moh Pranoto, ST MT NPTY. 3 7312 06 0215 1


(3)

vi

STASIUN KERETA API DI PASAR TURI SURABAYA

( After Fire Accidence )

ABSTRAKSI

Stasiun kereta api di pasar turi Surabaya pada tugas akhir ini dibuat dengan dasar pemfasilitasan bahwa setelah terjadi bencana kebakaran stasiun akan semakin memiliki kekurangan. Stasiun kereta api memiliki peranan yang penting dalam kaitannya dengan mobilitas masyarakat. Namun pada kenyataannya, stasiun kereta api sering kurang memiliki fasilitas yang memadai seperti kurang besarnya ruang tunggu, kurangnya tempat duduk untuk istirahat para penumpang, dan kurangnya fasilitas penunjang lainnya. Stasiun kereta api pasar turi merupakan salah satu stasiun kelas 1 yang ada di Surabaya. Keberadaannya saat membantu dalam transportasi antar daerah dalam propinsi maupun antar propinsi. Pada nantinya perancangan stasiun ini memperbaiki stasiun yang lama (After Fire Accidence) dengan menggali fakta dan issu yang terjadi di lapangan sehingga menjadikan ke-2 faktor tersebut sebagai dasar pemikiran perancangan. Tema "Express" yang digunakan pada stasiun ini bertujuan untuk kecepatan pencapaian dari luar site dan dari dalam menuju ke bangunan. Konsep "Exspose Struktur" bertujuan untuk memperlihatkan bangunan stasiun ini sebagai lambang transportasi massal yang banyak mencoba menunjukan bagian dalam bangunan ke luar bangunan, sehingga bangunan ini akan berbeda dengan bangunan stasiun yang pernah ada sebelumnya.


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini.

Untuk menyelesaikan studi di UPN “ Veteran ” Jawa Timur, setiap mahasiswa diwajibkan memenuhi persyaratan kurikulum, dimana salah satunya adalah Tugas Akhir. Mahasiswa yang akan mengambil Tugas Akhir diwajibkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan penyusun usulan judul sebelum menyusun proposal, konsep perancangan dan rancangannya sendiri .

Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memberi gambaran secara garis besar mengenai lingkup proyek yang akan dikerjakan baik keluasan maupun kedalamanya. Adapun judul yang dapat diusulkan oleh penyusun adalah :

“Stasiun Kereta Api Pasar Turi Surabaya” yang kelak akan dipergunakan dalam proses perancangan tugas akhir. Pemilihan judul ini didasarkan pada kenyataan bahwa sebuah tempat pemberhentian kereta yaitu, stasiun kereta api, yang mengalami bencana kebakaran menyebabkan bangunan tersebut rusak parah mencoba pembangunan kembali ( After Fire Accidence ) dengan memperbaiki sarana dan prasarana yang lebih baik, guna menarik minat masyarakat untuk kembali menggunakan jasa transportasi massal ini.

Menyadari tulisan ini masih banyak kekurangan, penulis membuka diri untuk kritik serta saran yang membangun dari pembaca guna adanya perbaikan yang berarti, yang pasti nantinya akan dapat membantu penulis dalam pengerjaan Tugas Akhir selanjutnya.

Surabaya, 4 November 2010

Penulis


(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala puji syukur ditujukan kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmat dan ridho-Nya, sehingga penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “STASIUN KERETA API PASAR TURI SURABAYA” ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik ( S-1 ) Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur di Surabaya.

Bersama ini penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Ir. Edy Mulyadi, SU. Selaku Dekan Fakultas Tekni Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Jawa Timur.

2. Ir. Syaifuddin Zuhri, MT. selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Tekni Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Jawa Timur.

3. Ir. Sri Suryani Y W, MT. selaku Ketua Lab Studio Tugas Akhir dan Pembimbing Utama, terima kasih atas bimbingannya.

4. Ir. Erwin Djuni Winarto, MT Selaku Dosen Pembimbing Pendamping, terimakasih banyak atas bimbingannya.

5. Ir. Syaifuddin Zuhri.,MT, Ir. Eva Elviana, MT, dan Moh. Pranoto, ST, MT Selaku Dosen Penguji. Terima Kasih atas Semua kritik dan sarannya.

6. Ir. Lily Syahrial, MT , Ir. Eva Elviana, dan Nugroho Utomo, ST atas waktunya konsultasi struktur

7. Ir. H. Suwandhie, MT Selaku Dosen Pembimbing Seminar

8. Kedua Orang Tuaku, Bpk Kayun dan Ibu Suminem, yang selalu mendukung aku dengan kesabaran, terimah kasih atas semuanya, kasihmu tak kan kulupakan.

9. Kel Akhadin, terimah kasih semua foto stasiun gambinya, aku usahakan main ke Jakarta mas.

10. Keluarga Bpk. Mulyono yang memberiku tempat istirahat, dan mengganggap sebagai anak sendiri

11. Calon Istri-ku Rani Cahyaning M, terima kasih sudah sabar menunggu-ku dan memberikan suport serta fasilitas-fasilitas untuk pendukung Studi-ku.


(6)

v

12. Kel Bpk Supardi yang memberikan tempat untuk pembuatan maket.

13. Kel dek Linda di Jogja, terima kasih untuk tempat istrirahat kami melakukan survey di sana. Dan kepada Jayanti, Filsafat UGM, Thaks yach udah jadi pemanduku selama di sana.

14. Agung Susanto, ST thaks sudah meluangkan waktu bantuin render 3d interior

15. Desanta (mbambe), Nur Huda (Jontor), Kerabum Nirwah (Hawin) thaks support kalian, kalian memang teman terbaik.

16. Kelompok “WongTuex’s”, Romey, Jujuk, Huda, Ojik Terima kasih atas semua dukungan dan bantuannya.

17. Teman Viper-Net, Denny, Ronny, Antok dan Mintul terima kasih atas bantuannya 18. Romey, terima kasih sudah jadi notulen.

19. Teman-teman ruangan “TA”.

20. Teman-teman angkatan 2005, 2006.

21. Dan semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.

Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih dan mohon maaf sebesar-besarnya jika terdapat banyak kesalahan baik yang disengaja maupun tidak dalam penyusunan proposal tugas akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi semua pihak, dan bisa mendapatkan hasil yang maksimal nantinya.

Surabaya, 4 November 2010


(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman Judul...i

Lembar Pengesahan ...ii

Kata Pengantar ...iii

Halaman Persembahan ...iv

Abstraksi ...vi

Daftar Isi ...vii

Daftar Gambar...x

Daftar Tabel ...xiii

Daftar Diagram ...xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Maksud dan Tujuan ...4

1.3 Lingkup Perancangan ...5

1.4 Batasan dan Asumsi ...6

1.5 Metode Perancangan ...7

1.6 Sistematika Laporan ...8

BAB II TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum ...10

2.1.1 Pengertian Judul Proyek...10

2.1.2 Studi Literatur ...12

2.1.3 Studi Kasus Obyek ...15

2.1.4 Analisa Hasil Studi ...28

2.2 Tinjauan Khusus Perancangan ...29

2.2.1 Lingkup Pelayanan ...29

2.2.2 Aktifitas dan Kebutuhan Ruang ...29

2.2.3 Perhitungan Luas Ruang ...31

2.2.4 Pengelompokan Ruang ...52

BAB III PENINJAUAN LOKASI PERANCANGAN 3.1 Latar Belakang Pemilihan Lokasi ...59


(8)

viii

3.2 Penetapan Lokasi ...60

3.3 Kondidsi Fisik Lokasi ...62

3.3.1 Existing Site ...62

3.3.2 Aksebilitas ...66

3.3.3 Potensi Lingkungan ...68

3.3.4 Infrastruktur Kota ...69

3.3.5 Peraturan Bangunan Setempat ...74

BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4.1 Analisa Ruang ...75

4.1.1 Organisasi Ruang ...75

4.1.2 Hubungan Ruang dan Sirkulasi ...77

4.1.3 Diagram Abstrak ...78

4.2 Analisa Site ...80

4.2.1 Analisa Aksebilitas ...80

4.2.2 Analisa Iklim...80

4.2.3 Analisa Lingkungan Sekitar ...82

4.2.4 Analisa Zoning. ...83

4.3 Analisa Bentuk dan Tampilan...84

4.3.1 Analisa Bentuk ...84

4.3.2 Analisa Tampilan ...88

BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Sirkulasi ...89

5.2 Konsep Pencapaian ...91

5.3 Konsep Pola Tatanan ...92

5.4 Konsep Bentuk Bangunan...93

5.5 Konsep Tampilan Bangunan ...94

5.6 Konsep Struktur ...95

5.7 Konsep Sirkulasi dalam Bangunan ...95


(9)

ix

BAB VI APLIKASI KONSEP PERANCANGAN

6.1 Aplikasi Sirkulasi ...99

6.2 Aplikasi Pencapaian ...100

6.3 Aplikasi Pola Tatanan ...100

6.4 Aplikasi Bentuk Bangunan ...101

6.5 Aplikasi Tampilan Bangunan ...102

6.6 Aplikasi Struktur ...102

6.7 Aplikasi Sirkulasi dalam Bangunan ...103

6.8 Aplikasi Suasana Ruang Dalam ...104

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tampilan Tapak ...15

Gambar 2.2 Pusat Informasi & Hotel Stasiun Gambir ...16

Gambar 2.3 Taxi Service Stasiun Gambir ...16

Gambar 2.4 Bel Bantuan Pelayanan ...17

Gambar 2.5 Toilet untuk Cacat Tubuh ...17

Gambar 2.6 Penghubung Tiap Lantai (Tangga & Eskalator). ...18

Gambar 2.7 Fasad Bangunan Stasiun Gambir ...19

Gambar 2.8 Pedestrian Bagi Pejalan Kaki ...19

Gambar 2.9 Perspektif View ...19

Gambar 2.10 Autorium Stasiun Gambir ...20

Gambar 2.11 Peron Stasiun Gambir ...20

Gambar 2.12 Exsterior Stasiun Gubeng Baru ...21

Gambar 2.13 Exsterior Stasiun Gubeng Lama ...22

Gambar 2.14 Exterior Exsekutif Lounge ...23

Gambar 2.15 Stage di Area Peron Sebelah Timur ...23

Gambar 2.16 Area Makanan Tradisional ...24

Gambar 2.17 Canopy Pada Sisi Utara Luar. ...24

Gambar 2.18 Pintu Masuk Bangunan Sebelah Timur ...25

Gambar 2.19 Peron Sebelah Timur ...25

Gambar 2.20 Transportasi Vertikal Tangga ...25

Gambar 2.21 Bentang Tengah Peron ...26

Gambar 2.22 Baja Pada Tepi Stasiun ...25

Gambar 2.23 Ruang Tunggu Eksekutif ...27

Gambar 2.24 Ruang di dalam Stasiun...27

Gambar 2.25 Ruang di Tata Usaha ...28

Gambar 2.26 Standart Pergerakan Manusia dan Barang ...34

Gambar 2.27 Ruang untuk Berbagai Macam Posisi Tubuh...35


(11)

xi

Gambar 3.1 Peta Garis Kecamatan Bubutan ...59

Gambar 3.2 Peta Garis Perencanaan ...60

Gambar 3.3 Peta Real Google Earth ...60

Gambar 3.4 Guna Lahan Existing...61

Gambar 3.5 Ukuran Lahan Stasiun Pasar Turi ...62

Gambar 3.6 Batas Sebelah Utara ...63

Gambar 3.7 Batas Sebelah Timur ...63

Gambar 3.8 Batas Sebelah Selatan...64

Gambar 3.9 Batas Sebelah Barat...64

Gambar 3.10 Analisa Aksesbilitas ...65

Gambar 3.11 Jalan Semarang Surabaya...66

Gambar 3.12 Jalan Raden Salaeh...66

Gambar 3.13 Potensi Lingkungan Sekitar Site ...67

Gambar 3.14 Peta Garis Sebaran Fasilitas Surabaya Pusat...69

Gambar 3.15 Existing Sebaran Fasilitas Surabaya Pusat ...69

Gambar 3.16 Sebaran Fasilitas Sekitar Lokasi Perencanaan ...70

Gambar 3.17 Sebaran Fasilitas Umum Surabaya Pusat ...71

Gambar 3.18 Existing Fasilitas Umum Surabaya Pusat...71

Gambar 3.19 Sebaran Fasilitas Umum Surabaya Pusat ...72

Gambar 4.1 Tatanan Sebelu Kebakaran ...77

Gambar 4.2 Diagram Abstrak Horizontal ...77

Gambar 4.3 Diagram Abstrak Vertikal (LT 2)...78

Gambar 4.4 Diagram Abstrak Vertikal (LT 3)...78

Gambar 4.5 Analisa Aksesbilitas ...79

Gambar 4.6 Orientasi Matahari...79

Gambar 4.7 Pembayangan Bangunan ...80

Gambar 4.8 Pergerakan Udara ...80

Gambar 4.9 Pemanasan Lingkungan...81

Gambar 4.10 Analisa Lingkungan Sekitar ...81

Gambar 4.11 Pembagian Zoning LT 1...82


(12)

xii

Gambar 4.13 Pembagian Zoning LT 3 ...83

Gambar 4.14 Analisa Bentuk ...84

Gambar 4.15 Sktech Bangunan Stasiun Pasar Turi ...84

Gambar 4.16 Existing Ruang Tunggu Ekonomi Sebelum Kebakaran ...85

Gambar 4.17 Existing Ruang Tunggu Eksekutif Sebelum Kebakaran ...85

Gambar 4.18 Existing Ruang Pengelola Sebelum Kebakaran ...85

Gambar 4.19 Existing Tiket Eksekutif...86

Gambar 4.20 Existing Tiket Peron Eksekutif ...86

Gambar 4.21 Existing Tiket Ekonomi ...86

Gambar 4.22 Analisa Tampak Stasiun...87

Gambar 5.1 Analisa Konsep Sirkulasi ...89

Gambar 5.2 Analisa Pencapaian ...90

Gambar 5.3 Konsep Pola Tatanan...91

Gambar 5.4 Konsep Bentuk Bangunan...92

Gambar 5.5 Konsep Tampilan Bangunan ...92

Gambar 5.6 Konsep Struktur...93

Gambar 5.7 Konsep Sirkulasi Makro...94

Gambar 5.8 Konsep Sirkulasi Mikro ...94

Gambar 6.1 Aplikasi Sirkulasi ...97

Gambar 6.2 Aplikasi Pencapaian ...98

Gambar 6.3 Aplikasi Pola Tatanan ...99

Gambar 6.4 Aplikasi Bentuk Bangunan ...99

Gambar 6.5 Aplikasi Tampilan Bangunan...100

Gambar 6.6 Aplikasi Struktur ...100

Gambar 6.7 Aplikasi Sirkulasi Makro ...101

Gambar 6.8 Aplikasi Ruang Tunggu Ekonomi...102

Gambar 6.9 Aplikasi Ruang Tunggu Penjemput ...102


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Volume Penumpang Dari Tahun 2002 s.d Tahun 2008 ...1

Tabel 1.2 Volume Penumpang Dari Tahun 2002 s.d Tahun 2008 ...2

Tabel 2.1 Perbedaan Studi Kasus ...28

Tabel 2.1 Aktifitas dan Kebutuhan Ruang ...31

Tabel 2.3 Aktifitas dan Kebutuhan Ruang Penumpang ...32

Tabel 2.4 Aktifitas dan Kebuatuhan Ruang Pengunjung ...33


(14)

xiv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1 Tahapan Perancangan... 8

Diagram 4.1 Pengelompokan Berdasarkan Kegiatan ...77

Diagram 4.2 Struktur Organisasi Ruang Pengelola ...78

Diagram 4.3 Struktur Organisasi Ruang Pengunjung ...78


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sarana transportasi dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dalam jumlah pelayanan kepada masyarakat, terutama tranportasi darat. Dengan pertambahan penduduk kota Surabaya dari tahun ke tahun yang terus meningkat membuat pelayanan masyarakat meningkat pula. Kereta api merupakan transportasi darat yang dapat mengangkut jumlah penumpang yang banyak dalam sekali perjalanan.

Semakin banyak masyarakat yang menggunakan Kereta Api, maka sarana dan prasarana perlu mengalami peningkatan, guna mewadahi semakin banyaknya masyarakat yang berada di Stasiun Kereta Api tersebut. Perlu dilakukan sebuah upaya peningkatan sarana Stasiun Kereta Api mengenai kebutuhan ruang maupun fasilitas dan kwalitas pelayanannya, maka dari pihak PERUMKA (Perusahaan Umum Kereta Api) khususnya perhubungan Kereta Api mempunyai gagasan untuk mengembangkan stasiun-stasiun yang ada di Indonesia, dimana artinya dapat meningkatkan kwalitas saranan dan prasarana sehingga dapat menunjang kelancaran transportasi di kota-kota besar. Oleh sebab itu maka sarana perkeretaapian perlu mendapatkan perhatian khusus agar dapat memenuhi sasaran yang telah ditetapkan.

Tabel 1.1 Data volume penumpang dari tahun 2002 ke tahun 2008 TAHUN

NO JENIS KERETA

API 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

1 EKSEKUTIF 9248 9192 9122 9839 10245 12268 14352 2 BISNIS 42948 42669 42350 45672 47556 56949 66621 3 EKONOMI JARAK

JAUH

86756 86233 85590 92302 96110 115094 134641 4 EK0NOMI LOKAL 589569 586010 585164 627254 653134 782146 914979 5 KOMUTER 252357 250834 248963 268487 279565 334787 391644

JUMLAH 982.668 967.737 970194 1.045.480 1.088.616 1.303.647 1.525.048 Sumber : PT. Perusahaan Umum Kereta Api Daop VIII Surabaya


(16)

2

0 200000 400000 600000 800000 1000000

TAHUN

VO

LU

M

E

PEN

UM

P

A

N

G

EKSEKUTIF BISNIS

EKONOMI JARAK JAUH EK0NOMI LOKAL

KOMUTER

Tabel 1.2 Volume penumpang dari tahun 2002 ke tahun 2008

Sumber : Analisa Pribadi Berdasarkan data Volume Penumpang

Terjadi peningkatan dari tahun ke tahun untuk penumpang kereta api secara keseluruhan, jumlah penumpang Kereta Api mulai tanggal 22 Desember 2008 sampai 4 Januari 2009 mencapai 426.678 orang, jumlah ini naik 10 % dibandingkan tahun lalu, yaitu 388.914 orang, jumlah keseluruhan dari penumpang Kereta Api Ekonomi, Eksekutif dan Bisnis. sumber : data DAOP VIII Surabaya

Ditinjau dari segi pelayanan angkutan Kereta Api dapat dibedakan menutut jenis angkutannya menjadi dua, yaitu:

1. Penumpang : disebut Stasiun Kereta Api penumpang 2. Barang : disebut Stasiun Kereta Api Barang

Sedangakan fungsi stasiun sebagai wadah kegiatan pelayanan kepada penumpang, serta bongkar muat barang dimana fungsinya sebagai wadah pelayanan, maka dengan kebersamaan sistem angkutan yang lain diusahakan selancar mungkin, oleh sebab itu tidak dapat dipisahkan dengan sistem angkutan umum yang lainnya. Letak lokasi Stasiun Pasar Turi dekat dengan pusat kota, pusat perdagangan dan juga perumahan yang mendukung keberadaan dari Stasiun Pasar Turi, bila dilihat dari jalur-jalur transportasi umum di Kota Surabaya, maka hampir semuanya dari tepi kota yang melewati pusat kota. Perkembangan Kota Surabaya yang nantinya adalah ke arah barat dan dengan adanya jalur lingkar (ring road) dari Surabaya Selatan ke Surabaya Utara yang melewati di


(17)

3

dekat lokasi Stasiun Pasar Turi, maka pencapaiannya ke Stasiun Pasar Turi akan lebih mudah dan cepat.

Bangunan Stasiun Pasar Turi saat ini dapat dikatakan sebagai Stasiun yang memperlukan pengembangan maupun pembaharuan baik dari fisik bangunan maupun sarana dan fasilltas yang ada. Dalam langkah kedepannya perancangan Stasiun Pasar Turi setidaknya dapat menampilkan bentuk fisik yang dapat mengikuti perkembangan zaman dimana masih memperhatikan faktor-faktor maupun unsur-unsur yang ada di kawasan maupun wilayah tersebut. Bagaimana mewujudkan sebuah stasiun yang dapat memberikan palayanan, sarana dan prasarana maupun bentuk fisik bangunan dengan sebaik – baiknya kepada masyarakat pemakai jasa angkutan Kereta Api. Mengutip dari Baskoro (2003:4) ”Stasiun Kereta Api Pasar Turi memiliki permasalahan dimana Stasiun Pasar Turi sangat kurang layak atau tidak memadai lagi sebagai stasiun yang memiliki kelas stasiun besar, dimana setidaknya Stasiun Kereta Api yang memiliki jenis kelas stasiun besar seharusnya dapat mewujudkan dari adanya bentuk atau fisik dari bangunan stasiun dan fasilitas maupun kwalitas itu sendiri sehingga nantinya dapat dikatakan sebagai stasiun yang dapat memberikan pelayanan sarana dan prasarana sebaiknya-baiknya kepada masyarakat pemakai jasa angkutan Kereta Api”. permasalahan-permalahan yang ada dalam kenyamanan pengguna jasa yakni

- Sarana yang ada sekarang kurang memiliki persyaratan kwalitas yang tidak sesuai dengan kelas stasiun besar, selain itu juga dari adanya fasilitas sebagai wadah kegiatan bagi pengunjung khususnya penumpang Kereta Api.

- Jalur pedestrian bagi para pejalan kaki yang kurang diutamakan, sehingga para pejalan kaki berjalan dijalur kendaraan bermotor baik yang menuju ke stasiun maupun keluar dari stasiun.

- Pintu keluar hanya ada satu dan kecil yang mengakibatkan penumpang yang akan keluar dari stasiun mendapatkan hambatan (terutama pada waktu kedatangan Kereta Api)

- Bentuk fisik dari bangunan itu sendiri yang sudah tidak sesuai dengan jenis stasiun kelas besar secara kwalitas maupun kwalitas.


(18)

4

- Fasilitas – fasilitas yang ada dalam mengani kelas ekonomi, kelas bisnis, kelas eksekutif dan pendukung – pendukung lain, seperti retail retail, kafe, dll.

1.2 Tujuan dan Sasaran Perancangan Tujuan

Memudahkan masyarakat dalam kebutuhan trasportasi, jumlah pertumbuhan penduduk yang terus bertambah membutuhkan sarana penunjang sebagai kebutuhan aksesbilitas. Membuat sebuah kenyamanan tersendiri, guna menghindari dengan kelas yang lain dalm satu area. Meningkatkan kelancaran

perjalanan para. pemakai jasa angkutan K ereta Api dalam mencapai tujuan dengan mudah aman dan nyaman sehubungan dengan:

- Peningkatan kapasitas Kereta Api - Penyesuaian ruang lingkup pelayanan

- Pengembangan atau penambahan fasilitas maupun sarana yang ada.

- Meningkatkan serta memantapkan bangunan sebagai salah satu aset dari sumber keuangan negara.

Sasaran Perancangan

Perancangan stasiun tersebut diharapkan nantinya dapat

mengganti stasiun yang lama agar terjadi sistem atau bentuk yang lebih megah

dan menarik yang sesuai dengan fungsi dari pada stasiun sendiri sehingga para

pengunjung lebih terasa nyaman dan leluasa, selain itu setidaknya Stasiun Kereta

Api dapat menampilkan keserasian yang baik dengan lingkungan, dan dapat

memenuhi kebutuhan pengunjung dan pengolala.

Menumbuhkan rasa keinginan untuk memakai angkutan Kereta Api sebagai aksesbilitas sehari – hari, dimana masyarakat luas dapat menggunakan sarana angkutan Kereta Api dengan kebutuhan. Masyarakat kecil dan menengah sebagai pengguna jasa Kereta Api akan mendapatkan sebuah kenyaman tersendiri terhadap kelas dari Stasiun Kereta Api.


(19)

5

Dalam merencanakan dan merancang sebuah bangunan Stasiun setidaknya fasilitas yang ada nantinya dapat memenuhi kebutuhan akan kemajuan dan moderanisasi sistem transportasi dengan alat angkut Kereta Api yang sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk merangsang minat masyarakat untuk memanfaatkan jasa angkutan Kereta Api sebagai alat angkutan masyarakat umum.

1.3 Lingkup Perancangan

Dilihat dari jumlah pemakai jasa Angkutan Kereta Api dapat ditemui kecenderungan peningkatan jumlah pemakai jasa tiap tahunnya dan dapat dikatakan memiliki prospek yang cerah. Hal ini didukung oleh luas lahan yang dimiliki dan letak yang cukup stategis di tengah kota diantara lingkungan perkotaan serta beberapa kantor dan pasar. Pencapaian ke pusat kota relatif mudah, untuk melakukan kegiatan cukup dekat, prasarana jalan dan angkutan sudah memadai, dengan melihat dari kenyataan yang ada dapat dijelaskan untuk merancang proyek Stasiun Pasar Turi.

Stasiun ini menekankan pada penyelesain masalah yang berhubungan dengan penyediaan wadah berupa ruang – ruang didalam memberikan fasilitas maupun sarana dan prasarana yang di perlukan untuk menampung aktifitas – aktifitas pengunjung dan pengelola dari stasiun sendiri, khususnya penumpang.

Disamping itu juga dipikirkan penyediaan fasilitas penumpang baik dari kelas ekonomi, kelas bisnis, dan kelas eksekutif sehingga dapat mendukung tercapainya kenyamanan pemakai fasilitas (penggunaan jasa stasiun) yang tersedia di Stasiun Pasar Turi.

1.4 Batasan dan Asumsi

Perancangan Stasiun Kereta api Pasar Turi pada tugas akhir ini difokuskan pada :

- Menekankan pada penyelesaian masalah yang berhubungan dengan penyediaan wadah berupa ruang-ruang yang diperlukan untuk menampung aktifitas - aktifitas pengunjung dan pengelola khususnya penumpang.


(20)

6

- Tampilan atau bentuk fisik dari bangunan Kereta Api lebih ditekankan yang disesuaikan dengan penggunaan langgam Arsitektur Modern

- Penyediaan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya yang lebih memadai dan dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna jasa Kereta Api.

Pada perencanaan perancangan Stasiun Pasar Turi tersebut setidaknya harus mampu menampung kebutuhan dari adanya aktifitas-aktifitas yang ada, dan setidaknya pelaksanaannya dapat berjalan pada tahun 2009 dan seterusnya. Stasiun Pasar Turi menurut letaknya termasuk stasiun akhiran dan awalan juga stasiun antara (bagi kereta barang), berdasarkan kelasnya Stasiun Pasar Turi dikategorikan sebagai sebagai stasiun besar, hal ini sesuai dengan pembagian kelas yang dikeluarkan oleh pihak PERUMKA.

Lokasi site yang sudah ada diasumsikan untuk pengembangan area transportasi (Kereta Api) merupakan lahan kosong karena bangunan lama mengalami bencana jadi pembangunan ini merupakan pembangunan baru dari nol karena bangunan lama hanya puing-puing bangunan yang ada. Kepemilikan dari proyek Stasiun Kereta Api di Pasar Turi Surabaya ini merupakan proyek pemerintah, dikarenakan fasilitas umum dan semua sarana fasilitas yang masih menghasilkan sebuah dana untuk pembangunan pemeerintah dikarenakan pajak, maka biaya untuk rehabilitasi ditangggung pemerintah.

1. 5 Metode Perancangan

Cara pendekatan yang digunakan dalam penyelesaian masalah pengumpulan data Stasiun Pasar Turi diperlukan data dan realita lapangan, agar dapat menciptakan keselarasan antara ide dengan realita yang ada. Data yang diperoleh dari:

- Study literatur

Penjelasan masalah – masalah yang terjadi dan digunakan sebagai acuan kilas balik dalam perancangan. Literatur yang membahas tentang standarisasi Kereta Api

1. Ernest Neuferts Standar. Jilid 1 dan 2, versi Bahasa Indonesia


(21)

7

- Study banding

Studi yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengenal lebih dalam pada bangunan sejenis untuk mendapatkan gambaran – gambaran tentang arsitektural dimana hal tersebut dijadikan pertimbangan menuju arah perencanaan yang berhubungan dengan proyek yang direncanakan

- Wawancara / interview

Melakukan pertanyaan dengan pihak – pihak yang berkompeten pada perencanaan perkembangan pembangunan maupun rancangan untuk mendapatkan masukan yang berguna di dalam penyusunan proposal maupun Tugas Akhir.

- Study Kasus

Dari studi kasus pada stasiun gambir jakarta dan gubeng, dapat digunakan sebagai data perancangan di mana studi kasus ini nantinya akan membandingkan dan mencari sebuah refrensi tentang perancangan yang akan dilaksanakan.

- Pengolahan dan Penyusunan Data

Data – data yang sudah terkumpul untuk kemudian diolah dan diproses guna mendapatkan pedoman dalam perencanaan dalam pengerjaan Stasiun Kereta Api Eksekutif Surabaya.


(22)

8

- Uraian

1.6 Sistematika Laporan

Dari data – data yang diperoleh di atas maka tahapan berikutnya yaitu Sistematika Laporan yaitu bab dan sub bab yang di dalamnya membahas tentang: BAB I : Pendahuluan, menjabarkan tentang latar belakang permasalahan,

maksud dan tujuan, lingkup perancangan, batasan dan asumsi, metode perancangan dan sistematika laporan

BAB II: Tinjauan obyek perancangan menjabarkan tentang tinjauan umum meliputi pengertian judul, studi literatur, studi kasus, dan analisa hasil studi. Tinjauaan Khusus meliputi lingkup pelayanan, aktifitas dan kebutuhan ruang, perhitungan luasan ruang, dan program ruang. BAB III: Tinjauan lokasi perancangan menjabarkan tentang latar belakang pemilihan lokasi, penetapan lokasi, kondisi fisik lokasi meliputi

Pendekatan Rancangan

Interpretasi Judul

Studi obyek

Analisa dan Kompilasi

Standart

Diagram 1.1 Tahapan Perancangana sumber : MK Azas Metode Perancangan

Pengumpulan Data

Refrensi

Azas dan Metode Perancangan

Penyusunan dan Tema Gagasan Ide

Konsep Rancang Pengembangan Ide


(23)

9

existing site, aksebilitas, potensi lingkungan, infrastruktur kota dan peraturan bangunan setempat.

BAB IV: Analisa perancangan menjabarkan tentang analisa ruang meliputi organisasi ruang, hubungan ruang dan sirkulasi dan diagram abstrak. Analisa site meliputi akses aksesibilitas, analisa iklim analisa lingkungan sekitar, dan analisa zoning. Analisa bentuk dan Tampilan meliputi analisa bentuk, analisa tampilan.

BAB V: Konsep perancangan menjabarkan tentang fakta dan issu, konsep sirkulasi, konsep pencapaian, konsep pola tatanan, konsep bentuk bangunan, konsep tampak bangunan, konsep struktur, konsep sirkulasi dalam bangunan dan konsep suasana ruang dalam.

BAB VI: Aplikasi konsep rancangan menjababarkan tentang aplikasi sirkulasi, aplikasi pencapaian, aplikasi pola tatanan, aplikasi bentuk bangunan, aplikasi tampak bangunan, aplikasi struktur, aplikasi sirkulasi dalam bangunan dan aplikasi suasana ruang dalam.


(24)

10

BAB II

TINJAUAN OBYEK RANCANGAN

2.1. Tijuana Umum 2.1.1. Pengertian Judul

Pengertian Stasiun

Kata stasiun berasal dari kata “stationary” yang berarti diam tak bergerak, merupakan tempat bagi pemberhentian Kereta Api, di stasiun itu karyawan Kereta Api turun untuk beristirahat dan digantikan oleh karyawan lain, juga untuk Kereta Api dibersihkan, diperiksa dan diperbaiki serta diisi bahan bakar.

sumber: wikipedia.com

Rumah perhentian kereta api , trem,” Muhammad ali n.d

Selain itu juga stasiun digunakan sebagai tempat menurunkan dan menaikkan muatan baik berupa manusia atau barang, tempat menyimpan barang angkutan dan juga tempat untuk penumpang Kereta Api. Pada frekuensi kedatangan dan keberangkatan yang rendah, bercampur baurnya semua tersebut diatas bukan merupakan masalah, akan tetapi dalam perkembangannya stasiun menampung kedatangan dan keberangkatan Kereta Api yang semakin banyak, akibatnya jumlah maupun jenis karyawan, penumpang, barang angkutan yang dilayani makin banyak.

Timbul masalah mengenai pengaturan sirkulasi Kereta Api sendiri, pemecahan masalah yang dilanjutkan sampai saat ini berupa pemisahan kegiatan antara stasiun penumpang (menampung kegiatan penumpang serta barang bawaannya), stasiun khusus barang (stasiun minyak, stasiun hasil produksi), dan dipolomotid (tempat pemeriksaan dan barang lokomotif. Sumber: Perusahaan Umum Kereta Api, 1997


(25)

11 Pengertian Kereta Api

Kereta Api adalah kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak dijalan rel.

Kereta Api ialah kendaraan penarik yang dijalankan dalam urusan perjalanan Kereta Api, membawa rangkaian atau tidak.

Kereta ialah kendaraan yang seluruhnya atau sebagiannya dipergunakan untuk mengangkut penumpang, bagasi dan kiriman pos.

Kereta Api Kerja ialah kendaraan penarik yang membawa rangkaian atau tidak yang berjalan sebagai Kereta Api dalam waktu luar kerja. Sumber : Manajemen operasi, Masduki Achmad. Jakarta, Oktober 2002

Kereta ialah kendaraan yang seluruhnya atau sebagiannya dipergunakan untuk mengangkut penumpang, bagasi dan kiriman pos. Sedangkan kereta api adalah kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak dijalan rel.

sumber : wikipedia.com

Pengertian Pasar Turi

Nama salah satu pusat perdagangan di Surabaya yang melayani masyarakat secara regional.( sumber : digilib. Petra.ac.id)

Pengertian Surabaya

Surabaya adalah sebuah kota di Indonesia yang terletak di 7º 12’-7º21’ LS dan 112º36’ 112º52 BT merupakan dataran rendah 3 – 6 meter di atas permukaan laut yang luasnya 326,36 km², nama dari ibu kota propinsi Jawa Timur. Daerah ini merupakan Kotamadya Tingkat II sumber: Poerwadarminta, 2001

Surabaya merupakan nama kota di propinsi Jawa Timur, pusat wilayah

pembangunan utama C, pusat perwilayahan regional Gerbang kertosusila Surabaya kota, 1995

Pengertian Stasiun Kereta Api di Pasar Turi Surabaya

Dari pengertian di atas maka disimpulkan “ Stasiun Kereta Api Pasar Turi Surabaya” adalah suatu tempat pemberhentian teratur dari kereta api yang merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif


(26)

12

(kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya), yang terletak di pusat perdagangan Surabaya

2.1.2 Studi Literatur Status Stasiun

Status stasiun yang ditentukan oleh kedudukannya pada lintasan jalur baja atau rail yang mana terbagi menjadi ;

- Stasiun Awalan atau Akhir / Buntu

Kedudukannya berada pada akhir atau awal dari lintasan jalur rail. - Stasiun Antara

Kedudukannya berada diantara lintasan jalur rail - Stasiun Persimpangan

Kedudukannya berada pada persimpangan yang membagi atau mengumpulkan dua jalur lintasan rail.

Klasifikasi Stasiun Terbagi menjadi 4 kelas, yaitu: - Stasiun Besar

Tipe A

Pengertian Stasiun Besar Tipe A adalah Stasiun besar dengan pendapatan yang besar dan mempunyai jalur sepur yang banyak.

Contoh : Pasar Turi dan Sidotopo Tipe B

Pengertian Stasiun Besar Tipe B adalah Stasiun besar dengan pendapatan cukup besar dan mempunyai jalur sepur yang cukup banyak juga.

Contoh: Gubeng - Stasiun Kelas I

Tipe A

Pengertian Stasiun Kelas I A adalah Stasiun yang berada di bawah tingkat Stasiun Besar Tipe B, merupakan stasiun kecil dengan tingkat pendapatan yang cukup, biasanya mempunyai jalur sepur sebanyak 4 sepur.


(27)

13 Contoh : Wonokromo

Tipe B

Pengertian Stasiun Kelas I B adalah Stasiun yang berada di bawah tingkat Stasiun Besar Tipe A, merupakan stasiun kecil dengan tingkat pendapatan yang sedikit, biasanya mempunyai jalur sepur sebanyak 2-3 sepur.

Contoh : Mojokerto, Blitar, dan Mbangil - Stasiun Kelas II

Pengertian Stasiun Kelas II adalah Stasiun yang berada di bawah tingkat Stasiun Kelas I, merupakan stasiun kecil dengan tingkat pendapatan yang sedikit, biasanya mempunyai jalur sepur sebanyak 2 sepur.

- Stasiun Kelas III

Pengertian Stasiun Kelas III adalah Stasiun yang berada di bawah tingkat Stasiun Kelas II, merupakan stasiun kecil dengan tingkat pendapatan yang cukup sedikit, biasanya mempunyai jalur sepur sebanyak 1-2 sepur.

sumber : wawancara Kepala Stasiun Bpk. Aryawan Gatot

Cara penentuan klasifikasi Stasiun Kereta Api adalah dengan melihat beberapa faktor, yaitu ;

- Faktor jumlah penumpang. - Angkutan barang.

- Kedudukan pemerintah daerah. - Kedudukan inspeksi dan eksplotasi. - Kedudukan depo.

Klasifikasi stasiun menurut kedudukannya bila ditinjau dari letak stasiun terhadap lintas jalur Kereta Api, Stasiun Surabaya Pasar Turi adalah stasiun awal dan akhir yaitu sebagai tempat awal pembarangkatan dan akhir dari atau ke Stasiun Pasar Turi.

Bila ditinjau dari bentuk stasiunnya, maka Stasiun Pasar Turi dikatagorikan sebagai stasiun pararel, dimana letak bangunan stasiunnya dapat dikatakan sejajar dengan jalur Kereta Api. Sedangkan klasifikasi Stasiun Surabaya Pasar Turi sebagai stasiun besar. Sumber : Manajemen operasi, Masduki Achmad. Jakarta, Oktober 2002


(28)

14 Menurut Segi Fasilitas yang Dimiliki - Stasiun jarak dekat (commuter station)

Stasiun yang melayani perjalanan bolak - balik dalam jarak dekat antar kota. Fasilitas yang dimiliki cukup sederhana serta pelayanan penumpang diberikan secara cepat, mengingat frekuensi perjalanan yang relatif rendah

- Stasiun jarak sedang (medium distance stasiun)

Stasiun yang melayani angkutan jarak sedang di sekitar luar kota yang menghubungkan pusat - pusat kota dengan wilayah sub-urban. Fasilitas yang dimiliki lebih lengkap dan ruang tunggu yang lebih luas, mengingat frekuensi perjalanan yang cukup tinggi.

- Stasiun jarak jauh (long distance stasiun)

Stasiun yang melayani angkutan jarak jauh antar kota atau propinsi. Fasilitas yang dimilikinya sangat lengkap, termasuk bongkar - muat barang gudang, serta dilengkapi dengan ruang tidur.

Manajemen operasi, Masduki Achmad. Jakarta, Oktober 2002. Menurut Letak Kontruksi Bangunan

- Ground Level Station

Stasiun yang mana letak bangunan stsiunnya dan peronnya terletak pada satu level di atas tanah

- Over Track Station

Stasiun yang mana letak bangunan stasiunnya berada di atas peron

- Under Track Station

Stasiun yang mana letak bangunan stasiunnya berada di bawah peron.

2.1.3 Studi Kasus Obyek

A. Stasiun Kereta Api Gambir di Jakarta

Lokasi Stasiun Gambir : Jln. Medan Merdeka Timur no 27 Jakarta Pusat Meskipun Stasiun Gambir di bawah pengawasan Stasiun Kota, tetapi memiliki kelebihan dan keindahan manapun kemegahan dibandingkan stasiun-stasiun yang lainnya. Contohnya pada tampilan tampak, penggunaan warna


(29)

15

stasiun Gambir lebih dominan menggunakan wama hijau sebagai ciri dari stasiun itu sendiri. Pada tampilan terlihat adanya pilar-pilar / kolom-kolom muncul secara penuh, sehingga terlihat megah dan kokoh (Seperti terlihat pada gambar 2.1). Tingkat kepadatan pada Stasiun Gambir pada hari biasa bisa mencapai 7000 orang, sedangkan pada hari Lebaran atau libur besar bisa mencapai angka kenaikan sebesar 40 % pada hari biasa. Sumber : Wakil kepala Stasiun M Basyir

Fasilitas yang dimiliki

Stasiun Gambir menyediakan stand penitipan barang dan penukaran mata uang bagi penumpang. Selain itu, ada pula stand pemesanan beberapa hotel di seluruh Indonesia. Dan jika khawatir bingung mengenai angkutan umum menuju tempat tujuan di Jakarta, maka cukup datangi loket pemesanan taksi perusahaan Blue Bird Grup yang disediakan di pintu keluar. Fasilitas lainnya yang disediakan Stasiun Gambir ialah para porter atau kuli angkut. Para porter itu memakai seragam berwarna merah dengan tulisan “Gambir”, sebagai tanda porter resmi di stasiun ini. Ada pula para petugas keamanan, baik di loket maupun peron yang akan menjamin para penumpang dari tindakan kriminalitas.

Gambar 2.1. Tampilan Tapak sumber : .profil PT KAI. Th 2005


(30)

16

Sedangkan pada bagian dalam ruangan dengan adanya aktifitas-aktifitas dari para pengunjung dan beraneka perbedaan kondisi manusia, pada Stasiun Gambir sarana untuk tuna netra maupun cacat tubuh (lumpuh), yaitu dengan memberikan fasilitas untuk cacat tubuh, mungkin sarana ini juga diberikan pada stasiun-stasiun yang lainnya tetapi tidak sepenuhnya berfungsi. Perbedaan yang ada contohnya; adalah jasa yang menangani para cacat tubuh bila sangant diperlukan, dengan memberikan sinyal (bantuan pelayanan) menekan bel yang telah tersedia.

Gambar 2.3. Taxi Serviec Stasiun Gambir sumber : profil PT.KAI Th 2005

Gambar 2.2. Pusat Informasi & Hotel Satsiun Gambir sumber : profil PT.KAI Th 2005


(31)

17

Selain itu juga adanya kemungkinan yang lain untuk para cacat tubuh ataupun tuna netra dengan adanya lift dari lantai dasar sampai pada lantai tiga sebagai penurunan dan keberangkatan penumpang Kereta Api. Sebenarnya masih banyak lagi seperti pada sarana toilet sendiri yang juga adanya penanganan bagi para cacat tubuh. Sedangan untuk tuna netra agar dapat mendapatkan petunjuk- petunjuk yang ada pada Stasiun gambir dengan adanya tulisan braile yang mana terdapat pada setiap fasilitas yang diberikan pada Stasiun Gambir, seperti halnya bila akan naik maupun turun tangga, memasuki toilet dan lain lain.

Gambar 2.4. Bel Bantuan Pelayanan sumber : Baskoro (2003:12 )

Gambar 2.5. Toilet untuk cacat tubuh sumber : Baskoro (2003:13 )


(32)

18 Pola Sirkulasi

Sarana penghubung antar lantai dimana selain lift untuk para cacat tubuh, juga adanya tangga dan escalator. Selain fasilitas yang ada diatas yang membedakan dengan stasiun-stasiun yang lainnya yang mana pada Stasiun Gambir disini sangat memperhatikan fasilitas maupun kebutuhan yang diperlukan dalam mendirikan bangunan Stasiun Kereta Api, wajar saja bila perancang maupun desainnya mengambil dari ahli perkereta apian yang ada di Jepang. Pada Stasiun Gambir ini terdapat tiga tempat loket sebagai pembelian karcis, empat tempat yang digunakan sebagai toilet, pintu masuk-keluar untuk tamu VIP (para pejabat tinggi / mentri dan lain-lain), terdapat lima pintu keluar-masuk yang terletak dari segala penjuru, dan lain-lain.

Tampilan Bangunan

Tampilan bangunan pada Stasiun Gambir ini merupakan Arsitektur Modern dapat dilihat bentukan yang terjadi merupakan bentukan persegi dengan atap tradisional jawa yaitu joglo, pada fasad depan stasiun terdapat kolom struktur yang sengaja di ekspos untuk memperlihatkan kesan monumental dari bangunan Stasiun ini.

Gambar 2.6. Penghubung Tiap Lantai (Tangga & Eskalator) sumber : Baskoro (2003:15)


(33)

19

Gambar 2.7. Fasad Bangunan Stasiun Gambir sumber : Profil PT KAI Th 2005

Gambar 2.8. Pedestrian Bagi Pejalan Kaki sumber : Baskoro (2003:16 )

Gambar 2.9. Perspektif view sumber : Profil PT.KAI Th 2005


(34)

20 Pola Struktur

Struktur pada Stasiun Gambir di dominasi oleh beton bertulang, pada area atrium kolom dengan dimensi 70 cm berada di sekitar area tersebut, yang menghasilkan void sebagai view ke lantai di bawahnya, pada stasiun gambir bentukan bangunan sendiri merupakan persegi panjang, sedangkan struktur bangunan lingkaran.

Pada Struktur bagian peron Stasiun Gambir di dominasi dengan pemakaian baja dengan bentang lebar, dimana pada bagian tengah tersebut digunakan untuk lalu lintas kereta api dan aktifitas dari penumpang stasiun kereta api.

Gambar 2.10. Autorium Stasiun Gambir sumber : Profil PT.KAI Th 2005

Gambar 2.11. Peron Stasiun Gambir sumber : Profil PT.KAI 2005


(35)

21 Utilitas Bangunan

Untuk pencahayaan pada Stasiun Gambir ini menggunakan pencahayaan alami dimana terdapat penutup atap yang di desain transparant, guna memanfaatkan pencahayaan alami masuk ke dalam stasiun, pada ruang-ruang seperti ruang pengelola dan ruang staff terdapat pencahayaan buatan. Untuk penghawaan yang banyak menggunakan penghawaan alami, beberapa ruang kepala stasiun dan wakil kepala stasiun menggunakan penghawaan buatan.

B. Studi Kasus Stasiun Gubeng di Surabaya

Stasiun Gubeng berada pada Jln. Gubeng Masjid Surabaya Timur / Gubeng, dengan Luas ± 11.262 m2

Batas Sebelah Utara : Gardu PLN Batas Sebelah Timur : Stasiun Gubeng

Batas Sebelah Selatan : Jln. Stasiun Gubeng & Gubeng Pojok Batas Sebelah Barat : Gubeng Pojok

Tampilan

Stasiun Kereta Api Gubeng (pada tampilan tampak) terlihat menggunakan atap perisai, lain halnya yang terdapat pada Stasiun Gambir maupun Stasiun Pasar Turi, yang menggunakan atap joglo sebagai kaidah adap Jawa. Penggunaan warna pada Stasiun Gubeng ini menyamakan dari adanya warna yang dipergunakan pada gedung Perusahaan Air minum, yang berada Stasiun Gubeng itu sendiri

Gambar 2.12. Exterior Stasiun Gubeng Baru sumber : hasil pengamatan lapangan ( 2009)


(36)

22

Pada Stasiun Gubeng lama masih teteap digunakan sebagai stasiun ekonomi dan tidak mengalami pemugaran, stasiun lama masih memperlihatkan bangunan kolonial belanda dimana dilihat dari pintu, bentukan bangunan sendiri, dan detail kontruksi bangunan belanda.

Fasilitas yang dimiliki - Terdapatnya Penitipan Barang - R. Eksekutif Lounge

- R. VIP

- R. Ekonomi pada sebelah barat (bangunan Stasiun Gubeng Lama) - Mushola

- Area Makanan Siap Saji - Holand Bakery

- L.A. Chickend - Donkin Donout - Fresh Cafe

- Brownies Amanda

- Area Makanan Tradisional pada bangunan sebelah barat dan timur - Hiburan Area Peron

Pada area penitipan barang berada pada bangunan sebelah barat, dengan tarif Rp 7.000,- untuk penitipan di dalam lemari, sedangkan pada luar lemari yang

Gambar 2.13. Exterior Stasiun Gubeng Lama sumber : hasil pengamatan lapangan (2009)


(37)

23

mempunyai kapasitas yang lebih besar Rp 8.000,-. Pada area Exsekutif lounge terdiri dari 2 lantai, area lantai 1 digunakan sebagai kegitan publik, lantai 2 digunakan sebagai tempat santai dan area makan.

Pada area peron sebelah timur terdapat area panggung kecil di tengah-tengah area peron yang berdekatan dengan pintu masuk, area ini digunakan sebagai penghibur kepada para penumpang dan pada beberapa saat terdapat penumpang yang ingin menyumbangkan lagu dapat menyayikan di panggung ini.

Gambar 2.14. Exterior Exsekutif Lounge sumber : hasil pengamatan lapangan (2009)

Gambar 2.15. Stage di Area Peron sebelah Timur sumber : hasil pengamatan lapangan (2009)


(38)

24

Area makan tradisional yang berada beradapan pada bangunan sebelah barat dan timur ini menjual berbagai macam makanan yang sesuai dengan lidah .

Pada sisi luar bagian utara terdapat canopy bagi pejalan kaki yang mengarahkan ke bangunan, dan area jadwal kereta api, para pejalan kaki dapat langsung menuju ke bangunan, dan dapat terhindar dari sirkulasi kendaraan pribadi

Pola Sirkulasi

Pada Stasiun Gubeng Sirkulasi banyak bersifat horizontal dimana artinya penumpang banyak dari pintu masuk menuju ke area peron, menunggu kereta berangkat, pada area peron di Stasiun Gubeng gabung dengan area peron

Gambar 2.16. Area makanan tradisional sumber : hasil pengamatan lapangan (2009)

Gambar 2.17. Canopy pada Sisi Utara Luar sumber : hasil pengamatan lapangan (2009)


(39)

25

bangunan lama, sebagian panumpang ada yang menuju ke lantai 2 dengan menggunakan akses dari ruang tunggu VIP, dan ruang tunggu Eksekutif.

Gambar 2.18. Pintu Masuk Bangunan Sebelah Timur sumber : hasil pengamatan lapangan (2009)

Gambar 2.19. Peron Sebelah Timur sumber : hasil pengamatan lapangan (2009)

Gambar 2.20. Transpotasi Vertikal Tangga sumber : hasil pengamatan lapangan (2009)


(40)

26 Pola Struktur

Struktur pada Stasiun Gubeng ini didominasi oleh beton bertulang, dimana pada bangunan baru kolom struktur berbentuk lingkaran pada area peron sebelah timur, yang berada tepat di sekitar area stage juga hampir sama, sedangkan pada area stasiun kontruksi menggunakan baja dengan bentang lebar dan bagian kiri dan kanan berbentuk seperti payung.

Utilitas

Pada Stasiun Kereta Api Gubeng ini pencahayaan mengggunakan pencahayaan alami, hanya beberapa ruang yang menggunakan pencahayaan buatan seperti kantor pengelola dll, penghawaan juga banyak menggunakan penghawaan buatan, pada ruang-ruang tertentu menggunakan AC seperti ruang Kepala Stasiun dan Wakil Kepala Stasiun.

Gambar 2.22. Baja pada tepi stasiun sumber : hasil pengamatan lapangan (2009)

Gambar 2.21. Bentang Tengah Peron sumber : hasil pengamatan lapangan (2009)


(41)

27 Interior

Sedangkan pada bagian dalam ruangan dengan adanya aktifitas-aktifitas dari para pengunjung dan beraneka perbedaan kondisi manusia, disini Gubeng terdapat sarana yang disebut ruang Eksekutif, tetapi sangat berbeda sekali dengan yang ada pada Stasiun Pasar Turi dimana luasan yang diberikan lebih kecil dan hannya memiliki kapasitas 60 orang (pada lantai 1), meskipun ruangan tersebut berada pada lantai satu dan dua tetapi tetap saja kurang efisien, apalagi yang terdapat pada lantai dua jarang dipergunakan dan diperuntukkan untuk umum.

Selain itu juga adanya ruang tunggu eksekutif biasa bagi para penumpang Kereta Api Bisnis maupun ekonomi, yang terdapat pada pinggir lintasan Kereta Api dan kapasitas maupun luasan ruang sangat memadai sampai ± 800 orang yang duduk dikursi, dan terdapat dua jenis ruang tunggu biasa, dimana ada yang terdapat pada bagianan dalam dan ada yang dipinggir lintasan

Gambar 2.23. Ruang Tunggu Eksekutif sumber : Baskoro (2003:16 )

Gambar 2.24. Ruang di dalam Stasiun sumber : Baskoro (2003:16 )


(42)

28

Juga terdapat ruang lain yang terdapat pada Stasiun Gubeng yaitu ruang tata usaha yang dipergunakan oleh dua karyawan pekerja Stasiun Gubeng.

2.1.4 Analisa Hasil Studi

Perbedaan antar studi kasus sejenis

Tabel 2.1 Perbedaan Studi Kasus

KETERANGAN STASIUN GAMBIR STASIUN GUBENG

Banyak Massa dan Gubahan Massa Banguan

Massa tunggal dengan gubahan dan tampilan massa yang modern

Dua Massa dengan memperhatikan

tampilan dan gubahan massa yang ditonjokan dengan konsep atau tema tertentu.

Persamaan Studi Kasus Sejenis - Fasilitas yang dimiliki

Kedua Studi kasus mempunyai persamaan di dalam fasilitas yang disuguhkan kepada penumpang, hanya pada stasiun gambir di lakukan di lantai 2, dan pada Stasiun Gubeng banyak dilakuakn di lantai 1.

- Pola Sirkulasi

Sama-sama menggunakan transportasi vertikal berupa tangga untuk akses pencapaian ruang-ruang tertentu, hanya saja paga stasiun gambir banyak

Gambar 2.25. Ruang di Tata Usaha ( sumber : Baskoro (2003:16 )


(43)

29

kegiatan yang melewati transportasi vertikal ini, pada Stasiun Gubeng hanya sedikit banyak yang secara horizontal.

- Tampilan Bangunan Stasiun

Sama – sama menampilkan Arsitektur Modern, dengan menggunakan atap miring baik perisai atap joglo yang menandakan bangunan ini beradaptasi dengan iklim di mana bangunan ini berada.

- Sistem Utilitas

Kedua Stasiun menggunakan pencahayaan dan penghawaan alami, hanya beberapa ruang yang menggunakan buatan karena beberapa faktor lokasi dan kebutuhan akan energi buatan yang dilakukan pada ruangan tersebut.

- Pola Struktur

Pada kedua studi kasus bangunan mempunyai bentukan persegi dan kolom struktur yang ditonjolkan berupa lingkaran, untuk peron selalu menggunakan baja dikarenakan bentang lebar, akan mwwadahi kegiatan yang berada di bawah tersebut berupa jalan kereta api dan penumpang stasiun kereta api.

Dari hasil analisa diatas bisa disimpulkan bahwa baik dari tempat yang skalanya kecil maupun yang skalanya besar, keduanya memiliki visi misi atau tujuan yang sama yaitu menghadirkan tempat yang dapat mewadahi kegiatan penumpang kereta api yang bertujuan untuk mengembangkan sebuah bangunan stasiun dan ruang tunggu penumpang yang respentatif. Dari tujuan yang sama tersebut maka ketiganya menghadirkan sebuah unsur yang mendukung visi misi yang dijalankan, seperti dari segi fasilitas, kegiatan yang dilakukan, dan suasana tampilan yang dihadirkan sama sesuai dengan ciri dan identitasnya untuk mendukung tercapainya tujuan.


(44)

30 2.2 Tinjauan Khusus Perancangan 2.2.1 Lingkup Pelayanan

Konfigurasi Stasiun

A. Komponen Stasiun Kereta Api dikelompokkan menjadi 4 area, yaitu ; 1. Area Emplasement

Area ini meliputi fasilitas kegiatan - Masuk - keluarnya Kereta Api. - Pergerakan Kereta Api.

- Parkir atau berhentinya Kereta Api.

- Menaikkan dan menuninkan penumpang atau barang. - Pelayanan teknis Kereta Api.

2. Area Pelayanan Umum

Area ini meliputi fasilitas kegiatan pelayanan kepada masyarakat pemakai jasa angkutan Kereta Api, antara lain ;

- Pelayanan sebelum dan sesudah perjalanan dengan jasa Kereta Api. - Memberikan pelayanan informasi seputar Kereta Api.

- Pelayanan processing penumpang dan barang.

- Pelayanan penunjang untuk kebutuhan pengguna jasa Kereta Api. 3. Area Kontrol dan Komunikasi

Area ini meliputi fasilitas kegiatan : Pengawasan, Pengamanan, Pengaturan perjalanan Kereta Api dan kegiatan komunikasi antara stasiun dengan Kereta Api, yang berupa ;

- Pengaturan sinyal dan wesel - Pengaturan jadwal perjalanan. - Pengaturan jalur perjalanan. - Komunikasi antar stasiun - Komunikasi dengan Kereta Api. 4. Area Management dan Administrasi

- Administrasi sehari –hari pada stasiun - Administrasi perjalanan kereta api


(45)

31 B. Emplasement stasiun Kereta Api

Merupakan bagian utama dari Stasiun Kereta Api yang mana menentukan konfigurasi Stasiun Kereta Api karena lintasannya. Konfigurasi emplasement mempengaruhi pengaturan tata letak : Langsiran, Parkir Kereta Api, Pergerakan Kereta Api, maupun keluar - masuknya Kereta Api.

Variasi pengaturan emplasement dapat dikembangkan sesuai dengan faktor - faktor pengaruh, sebagai berikut ;

- Panjang rangkaian Kereta Api maksimal. - Frekuwensi penumpang terpadat.

- Frekuwensi Kereta Api yang lewat. - Kedudukan Stasiun itu sendiri.

Dimana dari faktor –faktor tersebut diatas dapat menentukan panjang, jumlah dan tata letak emplasement.

2.2.2 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang 1. Fasilitas Pengelola

Tabel 2.2 Aktifitas dan Kebutuhan Ruang Pengelola

OBYEK AKTIFITAS KEBUTUHAN RUANG

Kepala Stasiun KA Memimpin dan mengkordinadi

seluruh kegiatan di wilayah stasiun

- Ruang Kerja

- Ruang Tamu

- Ruang Rapat Pimpinan

- KM / WC

Wakil Kepala Stasiun Kordibator Harian - Ruang Kerja

- Ruang Tamu

- KM / WC

Kepala Tata Usaha Mengepalai dan mengatur seluruh

administrasi stasiun

- Ruang Kerja

- Ruang staff tata usaha

Kepala

Perbendaharaan (PBD)

Mengatur dan mengkordinasi segala urusan keuangan stasiun

- Ruang Kerja

Kepala Penjualan Karcis KA

Mengatur dan mengawasi masalah distribusi karcis dan keuangan dari hasil karci

- Ruang Kerja

Petugas Penerima Setoran

Menerima keuangan hasil penjualan kaarcis dan jasa pengeiriman barang

- Ruang Kerja

Juru Bayar Berkuasa mengeluarkan uang

perusahaan guna keperluan kegiatan operasional stasiun

- Ruang Kerja

Pimpinan Perjalanan KA (PPKA)

Memimpin & mengatur perjalanan KA baik yang tiba maupun yang berangkat termasuk pengamanan


(46)

32

perjalanan KA

Juru Rumah Sinyal Menyiapkan jalur-jalur beserta

weselnya dalam lingkungan stasiun, mengatur sirkulasi KA didalam stasiun dengan memperhatikan gerak langsiran

- R. Rumah Sinyal

Kepala Kantor Kawat Menerima dan mengirim telegram

baik yang bersifat dinas maupun umum serta memberi tahu kepada stasiun terdekat yang akan dilalui KA

- R. KKW

- R. Operator

dari stasiunnya agar siap menerima KA tsb, begitu sebaliknya

Pengawas

Emplacemen ( EB)

Mencatat dan mengawasi KA yang masuk dan keluar stasiun

- R. EB

Polisi Khusus KA (POLUSKA)

Mengawasi atau menjaga keamanan & ketertiban stasiun baik penumpang dan pengunjung maupun terhadap KA

- R. POLUSKA

- R. Intrograsi

Kondektur Kondektur, memeriksa karcis

penumpang di dalam KA dan mengatur serta mengawasi penumpang selama perjalanan berlangsung di dalam KA

- R. Kondektur

Masinis Mainis, menjalankan KA sampai

tujuan

- R. Masinis

Juru Gerbang (PORTIR)

Mengatur dan memeriksa karcis penumpang yang masuk maupun keluar stasiun

- R. PORTIR

Karyawan lapangan / pekarya stasiun (PKST)

Membantu di dalam kegiatan pekerjaan lapangan pada stasiun KA

- R. PKST

Bagian penerimaan & pengiriman barang penumpang KA

Melayani jasa penerimaan / pengiriman baik barang hantaran maupun barang gerobakan dalam KA

- R. Penerima Barang

Bagian Emplement Mengatur tata letak : langsiran,

parker KA, pergerakan KA maupun masuk keluarnya KA

- R. Emplacement

FASILITAS UMUM

OBYEK AKTIFITAS KEBUTUHAN RUANG

Pengelola Mengadakan rapat - R. Rapat

Pengelola Buang air besar atau kecil - Kamar Mandi / WC

Pengelola Menyimpan segala keperluan pribadi

pengelola

- R. loker pengelola

Pengelola Menyimpan arsip - R. Arsip

Pengelola Menerima tamu - Lobby

Pengelola Membuat aktivitas membuat makanan

dan minuman


(47)

33 2. Fasilitas Penumpang

Tabel 2.3 Aktifitas dan Kebutuhan Ruang Penumpang

OBYEK AKTIFITAS KEBUTUHAN RUANG

Pengunjung Sebagai area penerima penumpang

KA, pengantar dan penjemputan

- R. hall atau lobby

Penumpang Menunggu keberangkatan /

OBYEK AKTIFITAS KEBUTUHAN RUANG

kedatangan - R. Tunggu Eksekutif

- R. Tunggu VIP

Penumpang Menampung turun / naiknya

penumpang KA dan pengantar baik itu keberangkatan atau kedatangan.

- Peron atau R. Tunggu KA

Penumpang Pembelian tiket, membeli tiket

perjalanan KA kepada petugas

- Area antrian tiket KA

Penumpang Memberikan dan meminta informasi

yang berhibungan dengan kegiatan stasiun yang mana ditunjukan kepada para penggguna jasa angkut KA

- R. Informasi

Pengelola dan Pengunjung

Buang air kecil atau besar Cuci tangan atau muka

- KM / WC

Juru Parkir Mengatur parkir kendaraan para

pengguna jasa KA atau pengunjung stasiun KA

- Area parkir mobil atau

motor

2. Fasilitas Penunjang

Tabel 2.4 Aktifitas dan Kebutuhan Ruang Pengunjung

OBYEK AKTIFITAS KEBUTUHAN RUANG

Kantin atau restorant Berdagang makanan dan minuman - R. Pengelola

- R. Penyajian

- Dapur kotor

- Kasir

Toko Berdagang aneka cinderamata dan

kebutuhan para pengguna jasa angkut KA

- R. Toko

Kantor biro Memberikan jasa pelayanan lanjutan

kepada penumpang KA baik itu jasa akomodasi lanjutan maupun peninapan

- Kantor biro

- Perjalanan berkelanjutan

(Travel)

- Penginapan

Wartel Memberikan jasa pelayanan

komunikasi

- R. Bilik telepon


(48)

34 3. Fasilitas Service

Tabel 2.5 Aktifitas dan Kebutuhan Ruang Service

OBYEK AKTIFITAS KEBUTUHAN RUANG

Pengunjung,

karyawan atau pengelola

Sholat dan Wudhu - Mushola dan tempat wudhu

Pengunjung,

karyawan, atau pengelola

BAB dan BAK - Toilet

Karyawan, staff Absen - Tempat absent

Karyawan, staff Mengganti baju - Locker

- Istirahat

- Ganti baju

Teknisi Memeriksa dan memperbaiki - R. Mesin AC

- R. Panil

- R. Treatment

- R. Pompa

- R. Genset

- Gardu

- Panel Listrik

- Ruang Tandon

Satpam Menjaga dan mengawasi keamanan - R. Satpam

2.2.3 Perhitungan Luas Ruang

Untuk menentukan besaran ruang biasanya digunakan dari adanya standart ukuran yang telah ditetapkan berdasarkan pengamatan terhadap fungsi dan kebutuhannya. Sedangkan bagi yang ruang-ruangnya tidak ada atau terdapat di standart bangunan dapat dilakukan dengan peninjauan terhadap hal-hal seperti:

 Lamanya pengggunan ruang

 Sifat aktifitas yang di lakukan

 Jumlah personil


(49)

35

Gambar 2.26. Standart Pergerakan Manusia dan Barang sumber : ernst neufert jilid 1 Th edisi 33 (1996)

Gambar 2.27. Ruang untuk berbagai macam posisi tubuh sumber : Matric Handbook (1970)


(50)

36 NAMA

RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²)

BESARAN RUANG

LUASAN RUANG

TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA

RUANG KEPALA STASIUN

Set meja kantor

1 2.23 m2 / set

(NAD)

1 x 2.23 - 2,23

Kursi 1 0.55 m2 / kursi 1 x 0.55 - 0,55

Lemari arsip 1 0.25 m2/lemari

(NAD)

1 x 0.25 - 0,25

Jumlah 1 ruang

Ruang kerja

Luas total 3,03

Set sofa 2 11,52 m2 / set

sofa

1 x 11,52 - 22,04

Kursi 3 0.55 m2/kursi 2 x 0.55 - 1,65

Meja 1 1,08 m2 / meja

(NAD)

1 x 1,08 - 1,08

Kepala Stasiun 1 org 2m2 / orang

(NAD)

1x 2 - 2

Tamu 5 org 2m2 / orang

(NAD)

2 x 5 - 10

Jumlah 1 ruang

Ruang Tamu

Luas total 36

Meja 1 10 m2 / meja 1 x 10 - 10

Kursi 10 0,55 m2 / kursi

(NAD)

10 x 0,55 - 55

Kepala Stasiun 1 org 2 m2 / orang

(NAD)

1 x 2 - 2

Ruang Rapat Pimpinan

Kepala Bagian 9 2 m2 / orang 9 x 2 - 18

Gambar 2.28. Ruang Bebas, Ruang Gerak, dan Ruang Muat sumber : Imam Subarkah Th 1981


(51)

37

(NAD)

Jumlah 1 ruang Luas total 85

Lemari Ganti 1 2 m2 / lemari

(NAD)

1 x 2 - 2

Ruang Ganti

Kepala Stasiun 1 2 m2 / orang

(NAD)

1 x 2 - 2

1 Unit KM / WC

1 3,19 m2

(NAD)

1 x 3,19 - 3,19

KM / WC

Wastafel 1 0,35 m2 /

wastafel

1 x 0,35 - 0,35

Jumlah 1 ruang Luas total 3,54 Luas Total Ruang Kepala Stasiun 127.07

Sirkulasi 30 % 38,121 TOTAL 165,2

NAMA RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA

RUANG WAKIL KEPALA STASIUN

Set meja kantor

1 2.23 m2 / set

(NAD)

1 x 2.23 - 2,23

Kursi 1 0.55 m2 / kursi 1 x 0.55 - 0,55

Lemari arsip 1 0.25 m2/lemari

(NAD)

1 x 0.25 - 0,25

Jumlah 1 ruang

Ruang kerja

Luas total 3,03

Set sofa 1 11,52 m2 / set

sofa

1 x 11,52 - 11,52

Kursi 2 0.55 m2/kursi 2 x 0.55 - 1,1

Meja 1 1,08 m2 / meja

(NAD)

1 x 1,08 - 1,08

Kepala Stasiun 1 org 2m2 / orang

(NAD)

1x 2 - 2

Tamu 2 org 2m2 / orang

(NAD)

2 x 2 - 4

Jumlah 1 ruang

Ruang Tamu

Luas total 19,7

1 Unit KM / WC

1 3,19 m2

(NAD)

1 x 3,19 - 3,19

KM / WC

Wastafel 1 0,35 m2 /

wastafel

1 x 0,35 - 0,35

Jumlah 1 ruang Luas total 3,54 Luas Total Ruang Wakil Kepala Stasiun 26,27

Sirkulasi 30 % 7,881 TOTAL 34,151


(52)

38 NAMA

RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA

RUANG TATA USAHA

Set Meja Kantor

5 2.23 m2 / set

(NAD)

5 x 2.23 - 11,15

Kursi 10 0.55 m2/kursi

(NAD)

10 x 0,55 - 5,5

Lemari Arsip 5 0.25 m2/

lemari (NAD)

5 x 0,25 - 1,25

Rak Buku 5 0.2 m2/ rak

(NAD)

5 x 0,2 - 1

Meja 1 1,08 m2 / meja

(NAD)

1 x 1,08 - 1,08

Jumlah 1 ruang

Ruang Kerja

Luas total 19,98

Karyawan 5 org 6,7 m2 / orang

(NAD)

5 x 6,7 - 33,5

Tamu 5 org 3 m2 / orang

(NAD)

5 x 3 - 15

Jumlah 1 ruang Luas total 48,5

Set Meja Kantor

12 2.23 m2 / set

(NAD)

12 x 2.23 - 26,76

Kursi 12 0.55 m2/kursi

(NAD)

12 x 0,55 - 6,6

Lemari Arsip 12 0.25 m2/

lemari (NAD)

12 x 0,25 - 3

Ruang Staff

Karyawan 12 org 3,7 m2 / orang

(NAD)

12 x 3,7 - 44,4

Jumlah 1 ruang Luas total 80,27 Luas Total Ruang Tata Usaha 148,75

Sirkulasi 30 % 44,625 TOTAL 193,375

NAMA RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA

RUANG PERBENDAHARAAN (PBD)

Set Meja Kantor

1 2.23 m2 / set

(NAD)

1 x 2.23 - 2,23

Kursi 3 0.55 m2/kursi

(NAD)

3 x 0,55 - 1,65

Lemari Arsip 2 0.25 m2/

lemari (NAD)

2 x 0,25 - 0,5

Rak Buku 2 0.2 m2/ rak

(NAD)

2 x 0,2 - 0,4

Set sofa 1 11,52 m2 / set

sofa

1 x 11,52 - 11,52

Kepala PBD 1 org 6,7 m2 / orang 1 x 6,7 - 6,7

Jumlah 1 ruang

Ruang Kerja

Luas total 23


(53)

39

Kursi 20 0,55 m2 / kursi

(NAD)

20 x 0,55 - 11

Kepala Stasiun 1 org 2 m2 / orang

(NAD)

1 x 2 - 2

Kepala Bagian 19 org 2 m2 / orang

(NAD)

19 x 2 - 38

Jumlah 1 ruang

Rapat

Luas total 61

Luas Total Perbendaharaan (PBD) 84 Sirkulasi 30 % 25,2

TOTAL 109,2

NAMA RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA

RUANG PENJUALAN KARCIS KA

Set Meja Kantor

1 2.23 m2 / set

(NAD)

1 x 2.23 - 2,23

Kursi 3 0.55 m2/kursi

(NAD)

3 x 0,55 - 1,65

Lemari Arsip 2 0.25 m2/

lemari (NAD)

2 x 0,25 - 0,5

Rak Buku 2 0.2 m2/ rak

(NAD)

2 x 0,2 - 0,4

Kepala Penjualan Karcis

1 org 6,7 m2 / orang 1 x 6,7 - 6,7

Jumlah 1 ruang

Ruang Kerja

Luas total 11,48

Set Meja Kantor

3 2.23 m2 / set

(NAD)

3 x 2.23 - 6,69

Kursi 3 0.55 m2/kursi

(NAD)

3 x 0,55 - 1,65

Lemari Arsip 3 0.25 m2/

lemari (NAD)

3 x 0,25 - 0,75

Rak Buku 2 0.2 m2/ rak

(NAD)

2 x 0,2 - 0,4

Jumlah 1 ruang

Marketing

Luas total 9,49

Luas Total Perbendaharaan 20,97 Sirkulasi 30 % 6,29

TOTAL 27,26

NAMA RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA

RUANG PETUGAS PENERIMA SETORAN

Set Meja Kantor

1 2.23 m2 / set

(NAD)

1 x 2.23 - 2,23

Ruang Kerja


(54)

40

(NAD)

Lemari Arsip 2 0.25 m2/

lemari (NAD)

2 x 0,25 - 0,5

Rak Buku 2 0.2 m2/ rak

(NAD)

2 x 0,2 - 0,4

Kepala Penerima Setoran

1 org 6,7 m2 / orang 1 x 6,7 - 6,7

Jumlah 1 ruang

Luas total 11,48

Kursi 5 0.55 m2/kursi

(NAD)

5 x 0,55 - 5,5

Tamu 5 org 3 m2 / orang

(NAD)

5 x 3 - 15

Jumlah 1 ruang

Luas total 20,5

Luas Total R. Petugas Penerima Setoran 31,98 Sirkulasi 30 % 9,594

TOTAL 41,574

NAMA RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA

RUANG JURU BAYAR

Set Meja Kantor

1 2.23 m2 / set

(NAD)

1 x 2.23 - 2,23

Kursi 3 0.55 m2/kursi

(NAD)

3 x 0,55 - 1,65

Lemari Arsip 2 0.25 m2/

lemari (NAD)

2 x 0,25 - 0,5

Rak Buku 2 0.2 m2/ rak

(NAD)

2 x 0,2 - 0,4

Kepala Juru Bayar

1 org 6,7 m2 / orang 1 x 6,7 - 6,7

Jumlah 1 ruang

Luas total 11,48

Luas Total R. Juru Bayar 11,48 Sirkulasi 30 % 3,444

Ruang Kerja

TOTAL 14,924

NAMA RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA

MASINIS dan KONDEKTUR

Set Meja Kantor

1 2.23 m2 / set

(NAD)

1 x 2.23 - 2,23

Kursi 3 0.55 m2/kursi

(NAD)

3 x 0,55 - 1,65

Lemari Arsip 2 0.25 m2/

lemari (NAD)

2 x 0,25 - 0,5

Rak Buku 2 0.2 m2/ rak

(NAD)

2 x 0,2 - 0,4

Ruang Kerja


(55)

41

Kondektur

Jumlah 1 ruang

Luas total 18,18

3 x 54,54 Luas Total R. Juru Bayar 54,54 Sirkulasi 30 % 16,362

TOTAL 70,902

NAMA RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA

RUANG STAFF

Kursi 5 0.55 m2/kursi

(NAD)

3 x 0,55 - 1,65

Lemari Arsip 5 0.25 m2/

lemari (NAD)

2 x 0,25 - 0,5

Meja 5 1,6 m2 / meja 6 x 1,6 - 9,6

Jumlah 1 ruang

Luas total 11,75

Luas Total R. Juru Bayar 11,75 Sirkulasi 30 % 3,525

Ruang Kerja

TOTAL 15,275

NAMA RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA

RUANG ATM

Mesin ATM 4 2,25 m2/ ruang

( SB)

4 x 2,25 - 10

Jumlah 1 ruang

Luas total 10

2x 20 Luas Total R. Juru Bayar 20

Sirkulasi 30 % 6

Ruang ATM

TOTAL 26

NAMA RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA

RUANG COSTOMER SERVICE

Kursi 5 0.55 m2/kursi

(NAD)

3 x 0,55 - 1,65

Lemari Arsip 5 0.25 m2/

lemari (NAD)

2 x 0,25 - 0,5

Meja 5 1,6 m2 / meja 6 x 1,6 - 9,6

Jumlah 1 ruang

Luas total 11,75

Ruang Kerja


(56)

42

Sirkulasi 30 % 3,525 TOTAL 15,275

NAMA RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENDUKUNG Ruang KM / WC

KM / WC 9 2.25 m2 / set

(asumsi)

9 x 2.25 - 20,25

Gudang Gudang 2 9 m2 / set

(asumsi)

2 x 9 - 18

Pantry Pantry 2 9 m2 / set

(asumsi)

2 x 9 - 18

Loker Loker 2 18 m2 / set

(asumsi)

2 x 18 - 36

Generator - 2 13,5 m2 /

ruang (asumsi)

2 x 13,5 - 27

Jumlah 1 ruang

Luas total 119,25

Luas Total Fasilitas Pendukung 119,25 Sirkulasi 30 % 35,775

TOTAL 155,025

NAMA RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA

RUANG PIMPINAN PERJALANAN KA (PPKA)

Set Meja Kantor

1 2.23 m2 / set

(NAD)

1 x 2.23 - 2,23

Kursi 3 0.55 m2/kursi

(NAD)

3 x 0,55 - 1,65

Lemari Arsip 2 0.25 m2/

lemari (NAD)

2 x 0,25 - 0,5

Mesin Wesel 1 1 m2/ mesin

(SB)

1 x 1 - 1

Ruang Kerja

Karyawan 3 2 m2 / orang

(NAD)

3 x 2 - 6

Jumlah 1 ruang

Luas total 11,38

2x 22,76 Luas Total R. Pimpinan Perjalanan Kereta Api (PPKA) 22,76 Sirkulasi 30 % 6,828


(57)

43 NAMA

RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA

RUANG JURU RUMAH SINYAL

Set Meja Kantor

3 2.23 m2 / set

(NAD)

3 x 2.23 - 6,69

Kursi 3 0.55 m2/kursi

(NAD)

3 x 0,55 - 1,65

Lemari Arsip 3 0.25 m2/

lemari (NAD)

3 x 0,25 - 0,75

Rak Buku 3 0.2 m2/ rak

(NAD)

3 x 0,2 - 0,6

Mesin Sinyal 1 4 m2/ mesin

(SB)

1 x 4 - 4

Ruang Kerja

Karyawan 3 2 m2 / orang

(NAD)

3 x 2 - 6

Jumlah 1 ruang

Luas total 19,69

2x 36,38 Luas Total R. Juru Rumah Sinyal 36,38

Sirkulasi 30 % 10,914 TOTAL 47,294

NAMA RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA

RUANG KEPALA KANTOR KAWAT

Set Meja Kantor

3 2.23 m2 / set

(NAD)

3 x 2.23 - 6,69

Kursi 3 0.55 m2/kursi

(NAD)

3 x 0,55 - 1,65

Lemari Arsip 3 0.25 m2/

lemari (NAD)

3 x 0,25 - 0,75

Ruang Kerja

Karyawan 3 2 m2 / orang

(NAD)

3 x 2 - 6

Jumlah 1 ruang

Luas total 15,09

2 Ruang 30,18 Luas Total R. Kantor Kawat 30,18 Sirkulasi 30 % 9,054

TOTAL 39,234

NAMA RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA

RUANG PENGAWAS EMPLASEMEN

Set Meja Kantor

2 2.23 m2 / set

(NAD)

2 x 2.23 - 4,46

Kursi 2 0.55 m2/kursi

(NAD)

2 x 0,55 - 1,1

Lemari Arsip 2 0.25 m2/

lemari (NAD)

2 x 0,25 - 0,5

Ruang Kerja


(58)

44

(NAD)

Jumlah 1 ruang

Luas total 10,06

2 x Ruang 20,12 Luas Total R. Pengawas Emplasement 20,12 Sirkulasi 30 % 6,036

TOTAL 26,156

NAMA RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA RUANG POLUSKA Set Meja Kantor

2 2.23 m2 / set

(NAD)

2 x 2.23 - 4,46

Kursi 2 0.55 m2/kursi

(NAD)

2 x 0,55 - 1,1

Lemari Arsip 2 0.25 m2/

lemari (NAD)

2 x 0,25 - 0,5

Ruang Kerja

Karyawan 4 2 m2 / orang

(NAD)

2 x 2 - 4

Kursi 8 0.55 m2/kursi

(NAD)

8 x 0,55 - 4,4

Meja 1 1,08 m2 / meja

(NAD)

1 x 1,08 - 1,08

Jumlah 1 ruang

Luas total 16,08

Ruang Intrograsi

2 x Ruang 32,16 Luas Total R. POLUSKA 32,16 Sirkulasi 30 % 9,648

TOTAL 41,808

NAMA RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA

RUANG Juru Gerbang

Meja 2 1,08 m2 / meja

(NAD)

2 x 1,08 - 2,16

Kursi 2 0.55 m2/kursi

(NAD)

2 x 0,55 - 1,1

Karyawan 2 2 m2 / orang

(NAD)

2 x 2 - 4

Jumlah 1 ruang

Luas total 7,26

2 x Ruang 14,52 Luas Total R. Juru Gerbang 14,52 Sirkulasi 30 % 4,352

Ruang PORTIR


(59)

45 NAMA

RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA RUANG PKST

Meja 2 1,08 m2 / meja

(NAD)

2 x 1,08 - 2,16

Kursi 2 0.55 m2/kursi

(NAD)

2 x 0,55 - 1,1

Karyawan 2 2 m2 / orang

(NAD)

2 x 2 - 4

Jumlah 1 ruang

Luas total 7,26

2 x Ruang 14,54 Luas Total R. PKST 14,54 Sirkulasi 30 % 4,352

Ruang PKST

TOTAL 18,876

NAMA RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA RUANG Portir

Meja 2 1,08 m2 / meja

(NAD)

2 x 1,08 - 2,16

Kursi 2 0.55 m2/kursi

(NAD)

2 x 0,55 - 1,1

Karyawan 2 2 m2 / orang

(NAD)

2 x 2 - 4

Jumlah 1 ruang

Luas total 7,26

2 x Ruang 14,52 Luas Total R. Juru Gerbang 14,52 Sirkulasi 30 % 4,352

Ruang PORTIR

TOTAL 18,876

NAMA RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA RUANG DKS

Meja 4 1,08 m2 / meja

(NAD)

4 x 1,08 - 4,32

Kursi 4 0.55 m2/kursi

(NAD)

4 x 0,55 - 2,2

Karyawan 4 2 m2 / orang

(NAD)

4 x 2 - 8

Jumlah 1 ruang

Luas total 14,52

2 x Ruang 29,04

Ruang DKS


(60)

46

Sirkulasi 30 % 8,712 TOTAL 37,752

NAMA RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA

RUANG KANTOR BAGASI

Meja 4 1,08 m2 / meja

(NAD)

4 x 1,08 - 4,32

Kursi 4 0.55 m2/kursi

(NAD)

4 x 0,55 - 2,2

Ruang Kerja Bagasi

Karyawan 4 2 m2 / orang

(NAD)

4 x 2 - 8

Bagasi - 1 37,125 m2/

ruang (asumsi)

1 x 37,125 - 37,125

Jumlah 1 ruang

Luas total 51,445

2 x Ruang 102,89 Luas Total R. Bagasi 102,89 Sirkulasi 30 % 30,867

TOTAL 133,757

NAMA RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA

RUANG POS SECURITY

Meja 4 1,08 m2 / meja

(NAD)

4 x 1,08 - 4,32

Kursi 4 0.55 m2/kursi

(NAD)

4 x 0,55 - 2,2

Ruang Kerja

Karyawan 4 2 m2 / orang

(NAD)

4 x 2 - 8

Jumlah 1 ruang

Luas total 14,32

2 x Ruang 28,64 Luas Total Pos Security 28,64 Sirkulasi 30 % 8,592


(61)

47 NAMA

RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENGELOLA

KM / WC Jumlah

Seluruh Karyawan 59 Pria = 39 Wanita = 20

2 unit 3 wastafel

2 urinoir

3,19 m2

(NAD)

0,35 m2 /

wastafel (NAD)

0,16 m2 /

uronoir (NAD)

2 x 3,19 2 x 0,35

2 x 0,16

- - - 3,19 0,7 0,32

Jumlah 1 ruang

Luas total 4,21

Kompor 1 0,36 m2 /

kompor (NAD)

1 x 0,36 - 0,36

Cuci Piring 1 0,9 m2 / cuci

piring (NAD)

1 x 0,9 - 0,9

Pantry / dapur

Area Peletakan 1 0,54 m2 / area

(NAD)

1 x 0,54 - 0,54

Jumlah 1 ruang

Luas total 1,8

Loker Lemari Loker 59 0,16 m2 / area

(NAD)

59 x 0,16 - 9,44

Jumlah 1 ruang

Luas total 9,44

Luas Total FASILITAS PENGELOLA 15,45 Sirkulasi 30 % 4,635


(62)

48 NAMA

RUANG

FASILITAS KAPASITAS STANDART (M²) BESARAN RUANG LUASAN RUANG TOTAL (M²) FASILITAS PENUMPANG

RUANG PELAYANAN UMUM

Kursi 96 0.55 m2/kursi

(NAD)

96 x 0,55 - 52,8

Ruang Tunggu

Ekonomi Penumpang 1255 org

ekonomi

2 m2 / orang

(NAD)

1255 x 2 - 2510

Jumlah 1 ruang

Luas total 2562,8

Kursi 64 0.55 m2/kursi

(NAD)

64 x 0,55 - 35.2

Penumpang 810 org

eksekutif

2 m2 / orang

(NAD)

810 x 2 - 1620

Jumlah 1 ruang

Ruang Tunggu Eksekutif

Luas total 1655,2

Kursi 104 0.55 m2/kursi

(NAD)

104 x 0,55 - 57,2

Penumpang 669 2 m2 / orang

(NAD)

669 x 2 - 1338

Peron Ekonomi

Jumlah 1 ruang Luas total 1395,2

Kursi 92 0.55 m2/kursi

(NAD)

92 x 0,55 - 50,6

Peron Eksekutif

Penumpang 669 2 m2 / orang

(NAD)

669 x 2 - 1338

Jumlah 1 Ruang Luas total 1338,6

Ekonomi 10 1,44 m2/ loket

(SB)

10 x 1,44 - 14,4

Ruang Loket

Eksekutif 6 1,44 m2/ loket

(SB)

6 x 1,44 - 8,64

Jumlah 2 ruang

Luas total 23,04

Kursi 3 0.55 m2/kursi

(NAD)

3 x 0,55 - 1,65

Meja 1 1,08 m2 / meja

(NAD)

1 x 1,08 - 1,08

Ruang Informasi

Pengguna 3 Org 3,7 m2 / org

(AJ METRIK)

3 x 3,7 - 11,1

Jumlah 1 ruang

Luas total 13,83

2 x Ruang 27,66 Sirkulasi 30% 8,298 TOTAL 35,958

KM / WC Ekomomi

Jumlah Seluruh Penumpang 1255 orang Pria = 627

4 Klosed (Setiap 40 orang bth 1 klosed) (SBT)

5 Urinoir (Setiap 75 orang butuh

Klosed 0,35

m2 (Matrik)

0,28 m2 /

uronoir (Matrik)

0,24 m2 /

Wastafel

4 x 0,35 5 x 0,28 2 x 0,24

- - -1,4 1,4 0,48


(1)

105 Peron Ekonomi

Karena peron merupakan tempat menunggu penumpang untuk naik ke kereta, maka keadaan peron ekonomi memiliki banyak tanaman yang digunakan sebagai fiter dari lokomotif, disamping kondisi tanah yang masih luas fasilitas foodcourt pada bagian kanan dan kiri bangunan yang memudahkan para calon penumpang memilih jenis makanan yang lebih disukai.

Gambar 6.10 R. Peron Ekonomi sumber : berkas tugas akhir


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Neufert, Ernst, and Peter Neufert. Neufert Architec Data. UK : Blackwell Science, 2000 D.K Ching, Francis. Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan, edisi kedua, Erlangga 2000 Honing J ir, Ilmu Bangunan Jalan Kereta Api, Pradanya Paramita

Subarkah Imam ir, Jalan Kereta Api, Idea Dharma Bandung Utomo Tri Suryo Hapsoro ir Ph.D, Jalan Rel, Beta Offset Alamsyah Alik Ansyori, Rekayasa Jalan Rel, UMM

Poerbo Hartono ir M.Arch, Utilitas Bangunan, Penerbit Djambatan Juwana S Jimmy, Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Penerbit Erlangga Schodek Daniel L, Struktur, PT Refika Aditama, Bandung 1998

Badan Perencanaan Kota Kota Surabaya

PT. KERETA API (PERSERO). Daerah Operasi VIII Surabaya, 2009 Majalah KA (Kereta Api) / Indonesia Railways Magazine

Littlefield David, Matric Handbook, Architectural Press, UK, 1970 Baskoro, 2003

MK Azas Metode Perancangan Muhammad ali n.d

www.google.com www.wikipedia.com


(3)

PERSPEKTIF 1


(4)

BIRD VIEW 1


(5)

PERSPEKTIF 3


(6)

PERSPEKTIF 5