12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pengembangan Profesionalitas Guru
a. Pengertian Guru
Menurut kamus umum bahasa indonesia Purwadarminta, 1991: 322 guru adalah orang yang kerjanya mengajar. Mengajar
merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moril yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa
sangat bergantung pada pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan tugas dan peranannya.
Dalam pelaksanaan tugasnya, guru memiliki kewajiban sebagai berikut Suyanto, 2013: 35.
1 Merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran
yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, serta melaksanakan pembelajaranperbaikan dan pengayaan.
2 Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik
dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
3 Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas pertimbangan
jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu,
latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
4 Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum,
dan kode etik Guru, serta nilai agama dan etika. 5
Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
b. Profesionalitas Guru
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para anggotanya. Artinya, ia tidak bisa dilakukan
oleh sembarangan orang yang tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Keahlian diperoleh
melalui apa yang disebut profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu pendidikanlatihan pra-
jabatan. Di luar pengertian ini, ada beberapa ciri profesi khususnya yang berkaitan dengan profesi kependidikan, salah
satunya profesionalitas Sanusi, 1991: 19. Profesionalitas mengacu kepada sikap para anggota profesi
terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya. Dalam UU
Guru dan Dosen pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa profesionalitas adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu
profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-
tugasnya. Dengan demikian, sebutan profesionalitas lebih menggambarkan suatu keadaan derajat keprofesian seseorang
dilihat dari sikap, pengetahuan, dan keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya. Dalam hal ini, guru diharapkan
memiliki profesionalitas keguruan yang memadai sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara efektif.
c. Kompetensi Guru
Menurut Suyanto 2013: 40 ada tiga jenis kompetensi guru, berikut ini penjelasannya.
1 Kompetensi profesional, yaitu memiliki pengetahuan yang
luas pada bidang studi yang diajarkan, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam proses
belajar mengajar yang diselenggarakan. 2
Kompetensi kemasyarakatan, yaitu mampu berkomunikasi dengan siswa, sesama guru, dan masyarakat luas dalam
konteks sosial. 3
Kompetensi personal, yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut diteladani. Dengan demikian, seorang
guru akan mampu menjadi seorang pemimpin yang menjalankan peran: ing ngarso sung tulada, ing madya
mangun karsa, tut wuri handayani.
Dalam perspektif
kebijakan pendidikan
nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru
sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu:
1 Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru meliputi: a
Memahami siswa secara mendalam, dengan indikator: memahami siswa dengan memanfaatkan prinsip-
prinsip perkembangan kognitif; memahami siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian;
dan mengidentifikasi bekal-ajar awal siswa. b
Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran,
dengan indikator: memahami landasan kependidikan; menerapkan
teori belajar
dan pembelajaran,
menentukan strategi
pembelajaran berdasarkan
karakteristik siswa; menetapkan kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun
rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
c Melaksanakan
pembelajaran, dengan
indikator: menata
latar pembelajaran
dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif.
d Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran,
dengan indikator: merancang dan melaksanakan evaluasi
proses dan
hasil belajar
secara berkesinambungan
dengan berbagai
metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar
untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar; dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk
perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
e Mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan
berbagai potensinya, dengan indikator: memfasilitasi siswa
untuk pengembangan
berbagai potensi
akademik; dan
memfasilitasi siswa
untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik.
2 Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian
bagi guru
merupakan kemampuan personal yang mencerminkan:
a Kepribadian yang mantap dan stabil, dengan
indikator: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai
guru yang profesional; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma yang berlaku
dalam kehidupan.
b Kepribadian
yang dewasa,
dengan indikator:
menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja yang tinggi.
c Kepribadian
yang arif,
dengan indikator:
menampilkan tindakan didasarkan pada kemanfaatan siswa, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan
keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. d
Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan, dengan indikator: bertindak sesuai dengan norma agama,
iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka menolong, dan memiliki perilaku yang pantas diteladani siswa.
e Kepribadian yang berwibawa, dengan indikator:
memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap siswa dan memiliki perilaku yang disegani.
3 Kompetensi sosial
Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru meliputi: a
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, dengan indikator: berkomunikasi secara
efektif dengan siswa; guru bisa memahami keinginan dan harapan siswa.
b Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan,
misalnya berdiskusi tentang masalah-masalah yang dihadapi siswa serta solusinya.
c Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan orangtuawali siswa dan masyarakat sekitar. Contohnya guru bisa memberikan informasi tentang
bakat, minat, dan kemampuan siswa kepada orangtua siswa.
4 Kompetensi profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang harus
dikuasai guru mencakup: a
Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi. Hal ini berarti guru harus memahami
materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan
yang menaungi dan koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antarmata-pelajaran
terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam proses belajar-mengajar.
b Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki
implikasi bahwa guru harus menguasai langkah- langkah penelitian dan kajian unuk memperdalam
pengetahuanmateri bidang studi.
d. Indikator Guru Profesional
Sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat pendidik sebagai guru profesional, diharapkan minimal memiliki tujuh
indikator yang harus melekat dan terus menerus dibangun guru dalam rangka mengembang kualitasnya Priatna, 2013: 64-72.
1 Keterampilan Mengajar Teaching Skill
Guru yang mempunyai kompetensi pedagogik tinggi adalah guru yang senantiasa memilih strategi, metode, dan
model pembelajaran yang tepat, guru lebih jauh diharapkan mampu mengelola kelas sehingga suasana
pembelajaran kualitas pembelajaran baik dan tujuan pembelajaran yang diterapkan akan tercapai.
2 Kompetensi Profesional
Guru hendaknya secara terus menerus mengembangkan dirinya
dengan meningkatkan
penguasaan konten
pengetahuan secara terus menerus sehingga pengetahuan yang dimilikinya akan senantiasa berkembang dan terkini.
Kompetensi dapat diperoleh melalui: a
Kualifikasi Akademik, sesuai dengan UU Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005 dan PP No.19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa kualifikasi pendidikan untuk guru minimal S1.
b Pendidikan dan Latihan, Short Courses, dan
kursus. c
Researh Based Learning dari hasil penelitian dan P2M serta hasil publikasi dan situasi jurnal terbaru.
d Tutorial
and Exercise
merupakan wahana
pengembangan profesionalisme guru melalui KKG, MGMP, dan MKKS.
3 Dinamis Terhadap Perubahan Kurikulum Dynamic
Curriculum Kurikulum dapat berubah sesuai dengan kebutuhan
pengguna lulusan dan masukan dari para pakar. 4
Penggunaan Alat PembelajaranMedia Pembelajaran yang Baik Good Using Learning EquipmentMedia
Pengembangan alatmedia pembelajaran dapat berbasis kompetensi lokal maupun modern dan berbasis ICT ICT
based learning. 5
Penguasaan Teknologi Penguasaan teknologi mutlak diperlukan oleh guru.
Komunikasi interpersonal
berhubungan dengan
kemampuan guru dalam menjalin komunikasi dengan peserta didik, sehingga guru akan benar-benar memahami
karakteristik dan mengetahui kebutuhannya. Selain kemampuan berkomunikasi dengan seluruh unsur sekolah
dan orang tua siswa. Melalui berbagai jenis komunikasi ini guru diharapkan mampu memainkan peran pentingnya
dalam mencetak lulusan yang unggul. 6
Sikap Profesional Professional Attitude Guru adalah agen pembelajaran dan sekaligus sebagai
agen pembentuk karakter bangsa. Pendidikan karakter mempunyai makna yang tinggi, karena pendidikan
karakter dalam pembelajaran mampu menanamkan kebiasaan tentang hal yang baik, sehingga peserta didik
menjadi paham tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan nilai yang baik dan mau melakukannya.
Sebagaimana dalam pembentukan karakter pribadi seorang muslim, mempunyai beberapa indikator yang
hanya dapat dicapai dengan benar, wawasannya luascerdas berkompeten, tertata segala urusan Tertib
dalam penjadwalan, administrasidokumentasi, database, efisien dalam memanfaatkan waktu, kuat jasmaninya dan
bermanfaat bagi orang lain. 7
Teladan Best Practices Keberhasilan tipe keteladanan seorang guru, seperti
keilmuan, kepemimpinan,
keikhlasan, penampilan
performance, tingkah laku, tutur kata, kedisiplinan,
keuletan dalam mempelajari ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
e. Strategi Pengembangan atau Peningkatan Profesionalitas Guru
Menurut Balitbang Diknas 2001 pada Data Standardisasi Kompetensi
Guru untuk
peningkatan kompetensi
guru dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk pendidikan
dan pelatihan diklat dan bukan diklat, antara lain seperti berikut ini:
1 Pendidikan dan Pelatihan
a In House Training IHT
Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan secara internal di KKGMGMP, sekolah
atau tempat
lain yang
ditetapkan untuk
menyelenggarakan pelatihan. Strategi pembinaan melalui IHT dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa
sebagian kemampuan
dalam meningkatkan
kompetensi dan karir guru tidak harus dilakukan secara eksternal, tetapi dapat dilakukan oleh guru
yang memiliki kompetensi kepada guru lain yang belum memiliki kompetensi. Dengan strategi ini
diharapkan dapat lebih menghemat waktu dan biaya.
b Program Magang
Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan di institusiindustri yang relevan dalam rangka
meningkatkan kompetensi professional guru. Program magang ini terutama diperuntukkan bagi guru
kejuruan dan dapat dilakukan selama priode tertentu, misalnya, magang di industri otomotif dan yang
sejenisnya. Program magang dipilih sebagai alternatif pembinaan dengan alasan bahwa keterampilan
tertentu khususnya bagi guru-guru sekolah kejuruan memerlukan pengalaman nyata.
c Kemitraan Sekolah
Pelatihan melalui
kemitraan sekolah
dapat dilaksanakan bekerjasama dengan institusi pemerintah
atau swasta dalam keahlian tertentu. Pelaksanaannya dapat dilakukan di sekolah atau di tempat mitra
sekolah. Pembinaan melalui mitra sekolah diperlukan dengan alasan bahwa beberapa keunikan atau
kelebihan yang dimiliki mitra dapat dimanfaatkan oleh
guru yang
mengikuti pelatihan
untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya.
d Belajar Jarak Jauh
Pelatihan melalui
belajar jarak
jauh dapat
dilaksanakan tanpa menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu,
melainkan dengan sistem pelatihan melalui internet dan sejenisnya. Pembinaan melalui belajar jarak jauh
dilakukan dengan pertimbangan bahwa tidak semua guru terutama di daerah terpencil dapat mengikuti
pelatihan di tempat-tempat pembinaan yang ditunjuk seperti di ibu kota kabupaten atau di propinsi.
e Pelatihan Berjenjang dan Pelatihan Khusus
Pelatihan jenis ini dilaksanakan di P4TK dan atau LPMP dan lembaga lain yang diberi wewenang, di
mana program pelatihan disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar, menengah, lanjut dan tinggi.
Jenjang pelatihan disusun berdasarkan tingkat kesulitan dan jenis kompetensi. Pelatihan khusus
spesialisasi disediakan berdasarkan kebutuhan khusus atau disebabkan adanya perkembangan baru
dalam keilmuan tertentu.
f Kursus Singkat di LPTK atau Lembaga Pendidikan
Lainnya Kursus singkat di LPTK atau lembaga pendidikan
lainnya dimaksudkan untuk melatih meningkatkan kompetensi guru dalam beberapa kemampuan seperti
melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah,
merencanakan, melaksanakan
dan mengevaluasi pembelajaran, dan lain-lain sebagainya.
g Pembinaan Internal Oleh Sekolah
Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-guru yang memiliki kewenangan
membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan, diskusi
dengan rekan sejawat dan sejenisnya. h
Pendidikan Lanjut Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut
juga merupakan alternatif bagi pembinaan profesi guru di masa mendatang. Pengikutsertaan guru dalam
pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar, baik di dalam maupun di
luar negeri, bagi guru yang berprestasi. Pelaksanaan pendidikan lanjut ini akan menghasilkan guru-guru
pembina yang dapat membantu guru-guru lain dalam upaya pengembangan profesi.
2 Kegiatan Selain Pendidikan dan Pelatihan
a Diskusi Masalah Pendidikan
Diskusi ini diselenggarakan secara berkala dengan topik sesuai dengan masalah yang di alami di sekolah.
Melalui diskusi berkala diharapkan para guru dapat memecahkan masalah yang dihadapi berkaitan dengan
proses pembelajaran di sekolah ataupun masalah peningkatan kompetensi dan pengembangan karirnya.
b Seminar
Pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan pembinaan publikasi ilmiah juga dapat menjadi model
pembinaan berkelanjutan
profesi guru
dalam meningkatkan kompetensi guru. Melalui kegiatan ini
memberikan peluang kepada guru untuk berinteraksi secara ilmiah dengan kolega seprofesinya berkaitan
dengan hal-hal terkini dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.
c Workshop
Workshop dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi pembelajaran, peningkatan
kompetensi maupun
pengembangan karirnya.
Workshop dapat dilakukan misalnya dalam kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulum, pengembangan
silabus, penulisan RPP, dan sebagainya. d
Penelitian Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk
penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen ataupun jenis yang lain dalam rangka peningkatan
mutu pembelajaran. e
Penulisan Buku atau Bahan Ajar Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk diktat,
buku pelajaran
ataupun buku
dalam bidang
pendidikan. f
Pembuatan Media Pembelajaran Media pembelajaran yang dibuat guru dapat
berbentuk alat peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik animasi pembelajaran.
g Pembuatan Karya TeknologiKarya Seni
Karya teknologiseni yang dibuat guru dapat berupa karya teknologi yang bermanfaat untuk masyarakat
dan atau pendidikan dan karya seni yang memiliki nilai estetika yang diakui oleh masyarakat.
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional 2005 menyebutkan beberapa
alternatif program pengembangan profesionalitas guru, sebagai berikut Sa’ud, 2013: 105.
1 Program Peningkatan Kualifikasi Pendidikan Guru
Program ini diperuntukkan bagi guru yang belum memiliki kualifikasi pendidikan minimal S-1 untuk
mengikuti pendidikan S-1 atau S-2 pendidikan keguruan. Program ini berupa program kelanjutan studi dalam
bentuk tugas belajar. 2
Program Penyetaraan dan Sertifikasi Program ini diperuntukkan bagi guru yang mengajar tidak
sesuai dengan latar belakang pendidikannya atau bukan berasal dari program pendidikan keguruan.
3 Program Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi
Yaitu pelatihan yang mengacu pada kompetensi yang akan dicapai dan diperlukan oleh peserta didik, sehingga isi
atau materi pelatihan yang akan dilatihkan merupakan gabungan atau integrasi bidang-bidang ilmu sumber bahan
pelatihan yang secara utuh diperlukan untuk mencapai kompetensi.
4 Program Supervisi Pendidikan
Di lingkungan sekolah, supervisi mempunyai peranan cukup strategis dalam meningkatkan prestasi kerja guru,
yang pada gilirannya akan meningkatkan prestasi sekolah. 5
Program Pemberdayaan MGMP Musyawarah Guru Mata Pelajaran
MGMP adalah suatu forum atau wadah kegiatan profesional guru mata pelajaran sejenis di sanggar maupun
di masing-masing sekolah yang terdiri dari dua unsur yaitu musyawarah dan guru mata pelajaran. Dalam MGMP
diharapkan akan meningkatkan profesionalitas guru dalam melaksanakan
pembelajaran yang
bermutu sesuai
kebutuhan peserta didik. Wadah profesi ini sangat diperlukan
dalam memberikan
kontribusi pada
peningkatan keprofesionalan para anggotanya. 6
Simposium Guru Forum ini selain sebagai media untuk saling sharing
pengalaman juga berfungsi untuk kompetisi antar guru, dengan menampilkan guru-guru yang berprestasi dalam
berbagai bidang, misalnya dalam penggunaan metode pembelajaran, hasil penelitian tindakan kelas atau
penulisan karya ilmiah.
7 Program Pelatihan Tradisional Lainnya
Pelatihan ini pada umumnya mengacu pada satu aspek khusus yang sifatnya aktual dan penting untuk diketahui
oleh para guru, misalnya: CTL Contextual Teaching and Learning,
KTSP Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan, Penelitian Tindakan Kelas, penulisan karya ilmiah, dan sebagainya.
f. Dampak Positif Program Pengembangan Profesi Guru PPPG
Program-program pengembangan profesi guru yang telah dilaksanakan oleh pemerintah maupun lembaga tentunya terdapat
efekdampak positif bagi guru, antara lain. 1
Guru dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.
2 Guru dapat memperbaharui dan memperkaya ilmu dan
keterampilan yang dimiliki. 3
Guru mampu merencanakan dan mengembangkan model pembelajaran, mampu melakukan evaluasi, serta guru mampu
mengorganisasi siswa. 4
Guru dapat mengatasi permasalahan dan isu yang sedang timbulterjadi.
5 Guru dapat membuat karya-karya inovatif.
6 Guru mampu mengawasi dan membina anak didik kepada
arah peningkatan kualitas maupun kuantitas keilmuan bagi peserta didiknya.
7 Guru mampu bertindak sesuai dengan norma agama, hukum,
sosial, dan kebudayaan nasional. 8
Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan
fisik dan kemampuan belajar yang berbeda.
2. Efikasi Kolektif Guru