Efikasi Kolektif Guru Deskripsi Teori

6 Guru mampu mengawasi dan membina anak didik kepada arah peningkatan kualitas maupun kuantitas keilmuan bagi peserta didiknya. 7 Guru mampu bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional. 8 Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda.

2. Efikasi Kolektif Guru

a. Pengertian Efikasi Kolektif Guru Berdasarkan Kamus Inggris Indonesia Echols Shadily, 1996: 207 efikasi secara harafiah bermakna kemanjuran atau kemujaraban. Efikasi oleh Bandura 1997: 2-5 dianggap sebagai dasar dari perilaku manusia, sebab maknanya adalah keyakinan pada kapabilitas seseorang untuk mengorganisasikan dan memutuskan serangkaian perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tertentu. Kunci tindakan bertujuan adalah seberapa kuat keyakinan untuk terus berusaha tanpa mempedulikan apakah hasilnya positif atau negatif. Efikasi kolektif adalah keyakinan masyarakat bahwa usaha mereka secara bersama-sama dapat menghasilkan perubahan sosial tertentu Alwisol, 2006: 5. Bandura 1997: 8 mendefinisikan efikasi kolektif sebagai kepercayaan yang dibagi dalam kelompok tentang kemampuan bersama untuk mengkoordinasikan dan melaksanakan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan. Efikasi kolektif mengacu kepada kepercayaan bersama oleh sekumpulan ahli organisasi dalam menggabungkan kebolehan untuk merancang dan melaksanakan tindakan yang diperlukan guna menghasilkan sesuatu pencapaian Bandura, 1997: 7. Efikasi kolektif terbentuk dari empat sumber utama, diantaranya ialah pengalaman masteri, pengalaman peniruan, persuasi sosial dan keadaan afektif. Pengalaman masteri mengacu kepada pengalaman keberhasilan atau kegagalan yang dialami oleh ahli kumpulan. Pengalaman keberhasilan akan membina kepercayaan efikasi kolektif yang kuat manakala kegagalan pula akan melemahkan kepercayaan efikasi kolektif ahli kumpulan. Selain itu, pengalaman peniruan bukan terbentuk melalui pengalaman pribadi seseorang bagi membina efikasi kolektif tetapi bergantung pada pengalaman yang disampaikan oleh rekan mereka. Persuasi sosial mengacu kepada keterampilan yang diperoleh oleh seseorang apabila menghadiri berbagai latihan dalam dan luar organisasi. Keadaan afektif organisasi mengacu kepada cara-cara sebuah organisasi menginterpretasikan tantangan-tantangan yang dihadapi dan dapat mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Sementara Goddard 2000: 467 mendefinisikan efikasi kolektif guru sebagai konstruk yang mengukur kepercayaan guru tentang kemampuan dan usaha kolektif sekelompok guru atau sekolah untuk mempengaruhi pencapaian murid. Definisi ini mengacu pada kepercayaan bahwa usaha guru dalam organisasi akan berdampak positif terhadap pencapaian murid. Bandura 1997: 8-9 menggambarkan bahwa efikasi kolektif bukanlah mencerminkan kekuatan kelompok yang besar dari segi ukurannya. Dalam organisasi, efikasi kolektif mencerminkan kepercayaan anggota terkait kemampuan pelaksanaan suatu sistem sosial secara menyeluruh. Dalam sebuah kelompok, anggota-anggota yang berbeda latar belakang dan lantai efisiensi berdepan dengan tantangan yang juga berbeda untuk mencapai tujuan bersama. Hubungan yang lemah antara anggota dapat mempengaruhi peran kelompok. Anggota yang berefikasi tinggi dalam sebuah kelompok cenderung lemah dalam melaksanakan tugas jika ada antara mereka tidak memberikan kontribusi yang seharusnya. Kepercayaan tinggi suatu kelompok terhadap kemampuan kolektif menjadi pertanda terhadap keberhasilan. Ulasan Bandura 1997: 11 menemukan kepercayaan kolektif yang kuat di kalangan guru dalam efikasi pengajaran mereka berhasil meningkatkan pencapaian akademik sekolah. Pengertian efikasi mengacu pada konsep Tschannen-Moran 1998: 233 yaitu keyakinan diri guru atas kapabilitas untuk mengorganisasi dan memutuskan langkah-langkah yang diperlukan agar berhasil memenuhi suatu tugas pengajaran dan kependidikan dalam konteks tertentu. Bila empat kompetensi guru yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dikaitkan dengan teori Bandura dalam Tschannen-Moran, 1998: 219 mengenai tujuh dimensi efikasi, maka diperoleh empat pengelompokkan. Pertama, efikasi dalam mengajar instructional self-efficacy mengungkap kompetensi pedagogik. Kedua, efikasi dalam pendisiplinan kelas disciplinary self-efficacy dipakai mengungkap kompetensi kepribadian. Ketiga, efikasi memengaruhi pembuatan keputusan efficacy to influence decision making, efikasi memengaruhi sumber daya sekolah efficacy to influence school resources, efikasi melibatkan orang tua efficacy to enlist parental involvement, dan efikasi melibatkan komunitas efficacy to enlist community involvement sejalan dengan kompetensi sosial. Keempat, efikasi menciptakan iklim positif sekolah efficacy to create a positive school climate sejalan dengan kompetensi profesional. Sumber-sumber efikasi meliputi pengalaman menguasai suatu kompetensi enactive mastery experiences, pengalaman melihat konsekuensi yang terjadi pada orang lain vicarious experiences, persuasi verbal verbal persuasion, dan kondisi fisiologis dan afektif Bandura, 1997: 79-115. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efikasi Kolektif Guru Berdasarkan teori efikasi dari Bandura 1997: 117 faktor- faktor yang mempengaruhi efikasi guru, ada tiga kelompok faktor yang berefek yaitu faktor demografi, pengalaman instruksional, dan personal. Beberapa faktor pembentuk efikasi kolektif guru lainnya adalah pengalaman mengajar, keprofesian, kompetensi, dan kepedulian. Pengalaman mengajar merupakan rangkuman pemahaman seseorang terhadap hal-hal yang dialami dalam mengajar. Pengalaman kerja akan membuat pengetahuan dan keterampilan seseorang bertambah, terutama tentang bidangnya. Dalam hal kompetensi, Undang-undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab IV Pasal 8 menyatakan bahwa “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik kompetensi, sertifikasi pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Keuntungan dari adanya kepedulian dari segi guru adalah meningkatkan kepuasan kerja guru, diantaranya adanya koneksi antara guru dan murid, pemberian materi ajar yang dapat dijangkau oleh siswa, serta komunikasi. Pada program pengembangan profesionalitas guru terdapat faktor yang mempengaruhi efikasi kolektif guru yaitu guru mendapat kepercayaan diri atau efikasi diri setelah melakukan pelatihan pendidikan atau diklat yang diselenggarakan diknas karena guru merasa mampu mengatasi beberapa kendala yang terjadi di dalam kelas, seperti guru merasa mampu menciptakan suasana pembelajaran yang amat menyenangkan, kreatif, dinamis, dialogis dan mampu mengatasi permasalahan yang lainnya. Berdasarkan efikasi diri yang didapati guru saat melakukan program pengembangan profesionalitas guru tersebut, guru memiliki kepercayaan terhadap rekan guru yang lain bahwa dirinya bersama teman-teman guru yang lain bisa mencapai tujuan tertentu, mencapai hasil murid yang diinginkan. c. Dampak Positif Efikasi Kolektif Guru Efikasi kolektif guru memiliki dampak positif bagi rekan guru lainnya, seperti sebagai berikut. 1 Dapat menjadi mesin pembangkit semangat dan motivasi. 2 Dapat menjadi pengetahuan dan keterampilan guru. 3 Dapat membuat lokakarya, kegiatan pengembangan profesional, dan umpan balik tentang prestasi guru. 4 Dapat mengembangkan karakter yang baik pada diri siswa. 5 Dapat disimpan untuk dipakai membimbing tingkah laku pada masa yang akan datang. 6 Dapat meningkatkan kepuasan kerja guru.

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan