Pengujian Hipotesis Pembahasan HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

levene statistik. Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian homogenitas : Tabel 5.9 Hasil Pengujian Homogenitas Varians Variabel Levene Statistic df1 df2 Sig. Pengembangan Profesionalitas Guru 0,443 3 88 0,723 Efikasi Kolektif Guru 1,046 3 88 0,377 Sumber: data primer, diolah 2015 Tabel 5.9 menunjukkan bahwa pengembangan profesionalitas guru dengan efikasi kolektif guru dari nilai Levene Statistic adalah 0,443 dan 1,046 dan nilai probabilitas 0,723 dan 0,377 sig 0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat kesamaan varians populasi pada variabel pengembangan profesionalitas guru dan efikasi kolektif guru.

D. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan korelasi bivariat, dengan korelasi pearson. Hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : a. Hubungan Pengembangan Profesionalitas Guru Dengan Efikasi Kolektif Guru 1 Rumusan Hipotesis Ha = Terdapat hubungan positif dan signifikan pengembangan profesionalitas guru dengan efikasi kolektif guru. 2 Pengujian Hipotesis Hasil pengujian diperoleh koefisien korelasi 0,464 dengan nilai signifikan 0,000 sedangkan untuk  pada taraf signifikan 0,05, berikut ini disajikan tabel pengujiannya : Tabel 5.11 Tabel Koefisien Korelasi Product Moment Correlations Pengembangan Profesionalitas Guru Efikasi Kolektif Guru Pengembangan Profesionalitas Guru Pearson Correlation 1 .464 Sig. 2-tailed .000 N 92 92 Efikasi Kolektif Guru Pearson Correlation .464 1 Sig. 2-tailed .000 N 92 92 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Sumber: data primer, diolah 2015 Berdasarkan tabel 5.11 dapat diketahui koefisien korelasi Pearson Product Moment 0,464 dengan nilai signifikan sebesar 0,000  = 0,05. Oleh karenanya Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat hubungan positif dan signifikan pengembangan profesionalitas guru dengan efikasi kolektif guru. Artinya semakin baik pengembangan profesionalitas guru semakin tinggi efikasi kolektif guru, demikian juga sebaliknya semakin rendah pengembangan profesionalitas guru maka efikasi kolektif guru semakin menurun. Dengan menggunakan pedoman interpretasi korelasi pada tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa variabel pengembangan profesionalitas guru memiliki tingkat hubungan yang sedang dengan variabel efikasi kolektif guru.

E. Pembahasan

1. Hubungan pengembangan profesionalitas guru dengan efikasi kolektif guru di Kabupaten Klaten. Berdasarkan hasil analisis deskripsi data tabel 5.6 pada pengembangan profesionalitas guru, diperoleh data bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 83 responden 90,2 memberikan penilaian baik atas pengembangan profesionalitas guru yang telah diikuti. Data tersebut didukung oleh item-item kuesioner yang lebih banyak menilai baik diantaranya pernyataan nomor 4 yaitu para penyaji mempersiapkan diri dengan baik; pernyataan nomor 23 yaitu pemimpin di sekolah kami mendukung kegiatan program PPG melalui insentif dan sumberdaya; dan pernyataan nomor 1 yaitu aktivitas program direncanakan dengan hati- hati. Sedangkan sisanya sebanyak 9 responden 9,8 memberikan penilaian sedang atas pengembangan profesionalitas guru yang telah diikuti, didukung oleh item kuesioner dengan pernyataan nomor 29 yaitu partisipasi siswa dalam pembelajaran di kelas tidak meningkat sekalipun saya telah mengubah pendekatan dalam mengajar; pernyataan nomor 21 yaitu pendanaan bagi program PPG merupakan salah satu unsur dalam mata anggaran sekolah; dan pernyataan nomor 6 yaitu para partisipan merupakan pembelajar yang aktif. Berdasarkan hasil analisis deskripsi data tabel 5.8 pada deskripsi hubungan pengembangan profesionalitas guru dan efikasi kolektif guru dengan pendidikan terakhir dan lama mengajar, diperoleh data bahwa hanya 1 responden 1,1 yang berpendidikan terakhir D3 dengan lama mengajar 11 tahun, sebanyak 64 responden 69,5 yang berpendidikan terakhir S1 dengan lama mengajar 11 tahun, dan sebanyak 7 responden 7,6 yang berpendidikan terakhir S2 dengan lama mengajar 11 tahun memiliki profesionalitas guru yang baik. Menurut Sagala 2013: 23 guru yang lebih tinggi pendidikannya dan lebih berpengalaman dalam mengajar, akan lebih berhasil mengelola konflik atau permasalahan dibandingkan dengan guru yang lebih minim pendidikan serta minim pengalaman mengajarnya. Pendidikan seseorang dan masa kerja seorang guru dapat menambahkan nilai-nilai kompetensi guru dengan pengetahuan yang semakin baik yang diperoleh saat studi maupun dari pengalamannya sebagai guru maka kompetensi guru dalam mengajar juga akan semakin baik. Baik dari segi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Berdasarkan hasil analisis deskripsi data tabel 5.7 pada efikasi kolektif guru, diperoleh data bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 46 responden 50 memiliki efikasi kolektif yang cukup tinggi yang didukung oleh item-item kuesioner yang lebih banyak menilai tinggi diantaranya pernyataan nomor 10 yaitu apabila siswa tidak ingin belajar guru-guru di sekolah ini bersikap menyerah; pernyataan nomor 1 yaitu para guru di sekolah ini percaya diri bahwa mereka dapat memotivasi murid-muridnya; dan pernyataan nomor 9 yaitu para guru di sekolah ini tidak mempunyai keahlian untuk menghadapi siswa yang memiliki masalah-masalah kedisiplinan. Sedangkan hanya 1 responden 1 mempunyai efikasi kolektif rendah yang didukung oleh item kuesioner dengan pernyataan nomor 20 yaitu para guru di sekolah ini dipersiapkan dengan baik untuk mengajar mata pelajaran yang ditugaskan kepada mereka; pernyataan nomor 6 yaitu para guru disekolah ini meyakini bahwa para siswa akan sulit belajar apabila para siswa mengkhawatirkan keselamatan mereka; dan pernyataan nomor 12 yaitu para guru di sekolah ini membutuhkan lebih banyak pelatihan agar tahu bagaimana menghadapi para siswa untuk belajar. Berdasarkan hasil analisis deskripsi data tabel 5.8 pada deskripsi hubungan pengembangan profesionalitas guru dan efikasi kolektif guru dengan pendidikan terakhir dan lama mengajar, diperoleh data bahwa sebanyak 35 responden 38 yang berpendidikan terakhir S1 dengan lama mengajar 11 tahun, dan sebanyak 5 responden 5,4 yang berpendidikan terakhir S2 dengan lama mengajar 11 tahun memiliki efikasi kolektif guru yang tinggi. Hindman Wasik dalam Isthofiyani, 2014: 19 menyatakan bahwa latar pendidikan dan pengalaman seorang guru dapat mempengaruhi persepsinya. Ketika pendidikan seorang guru tinggi dengan masa kerja yang tinggi atau lebih lama akan timbul pula efikasi kolektif guru yang tinggi. Semakin tinggi efikasi diri seseorang, maka semakin besar pula kepercayaan dari orang tersebut terhadap kesanggupannya untuk berhasil dalam mencapai tujuan. Efikasi kolektif guru yang tinggi akan membuat rekan kelompoknya lebih gigih ketika menghadapi tantangan serta lebih termotivasi ketika mendapatkan umpan balik feedback negatif. Berdasarkan hasil analisis deskripsi data tabel 5.5 diperoleh data bahwa responden paling sering mengikuti program pengembangan profesionalitas guru yaitu program MGMP sebanyak 71 responden 32,3, program pelatihan sebanyak 62 responden 28,2, dan program seminar sebanyak 41 responden 18,6. Guru-guru menilai bahwa tiga program tersebut sangat membantu guru dalam mengembangkan profesinya sebagai pendidik dari beberapa alternatif program pengembangan profesionalitas guru berdasarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional 2005 Saud, 2013: 105. Guru dapat cepat menguasai empat standar kompetensi, guru dapat cepat belajar dan beradaptasi dengan perubahan kurikulum, guru dapat cepat menguasai teknologi, dan penggunaan alat pembelajaranmedia. Berdasarkan pengujian hipotesis didapatkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan pengembangan profesionalitas guru terhadap efikasi kolektif guru. Adanya hubungan tersebut tampak dari hasil perhitungan statistik yang menunjukkan nilai Sig, yaitu nilai probabilitas sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai 0,05. Oleh karena itu Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada hubungan pengembangan profesionalitas guru terhadap efikasi kolektif guru sebesar 0,464 atau 46,4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan pengembangan profesionalitas guru dengan efikasi kolektif guru. Artinya bahwa baik buruknya pengembangan profesionalitas guru menentukan tinggi rendahnya efikasi kolektif guru. Hubungan yang positif mempunyai arti bahwa semakin baik pengembangan profesionalitas guru maka semakin tinggi pula efikasi kolektif guru dan sebaliknya semakin buruk pengembangan profesionalitas guru semakin rendah juga efikasi kolektif guru. Hasil uji korelasi yang signifikan mempunyai arti bahwa hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan ke dalam populasi penelitian. Dalam penelitian ini sebagian besar guru-guru yang telah mengikutimenghadiri program pengembangan profesionalitas guru memiliki sikap yang positif sehingga terbentuk kearah efikasi kolektif guru yang cukup tinggi dan pelaksanaan program pengembangan profesionalitas guru sudah di tingkat yang baik karena mendapat dukungan dari beberapa pihak seperti sekolah, lembaga, dan pemerintah. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Isma Madzlan 2008 yang berjudul hubungan frekuensi menghadiri program pengembangan profesionalisme guru menurut bidang kurikulum dengan efikasi kolektif guru sekolah menengah di Sabah yang menyatakan bahwa partisipasi guru dalam mengikuti program pengembangan profesionalisme guru sangat terbatas dan hanya 50 guru yang hadir dalam program pengembangan profesionalisme guru periode 3 tahun pertama mengajar. Guru-guru yang telah menghadiri program pengembangan profesionalisme guru memiliki sikap yang negatif sehingga tidak terbentuk ke arah efikasi kolektif yang kuat guna memperbaiki tingkat keterampilan dalam manajemen pengajaran dan pembelajaran. Selain itu pelaksanaan program pengembangan profesionalisme guru masih di tingkat yang relatif rendah karena faktor dukungan manajemen sekolah terhadap program pengembangan profesionalisme guru juga masih pada tingkat yang rendah. 90

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan pengembangan profesionalitas guru dengan efikasi kolektif guru. Guru-guru menilai bahwa dengan adanya pengembangan profesionalitas guru ini dapat meningkatkan kepercayaan pada kelompok atau rekan guru yang lain dalam mencapai hasil tertentu atau murid. 2. Program-program yang sering diikuti oleh guru-guru di empat SMA Negeri di Kabupaten Klaten dalam mengembangkan profesionalitas guru adalah MGMP, pelatihan, dan seminar.

B. Keterbatasan

Dalam penelitian ini tidak dapat dihindari berbagai kelemahan yang kemungkinan dapat menyebabkan temuan penelitian bukan merupakan gambaran sesungguhnya dari subjek penelitian, yaitu: 1. Common method bias, penelitian ini sangat memungkinkan terjadinya common method bias dimana responden menjawab pertanyaan dengan self reporting. Artinya responden akan menjawab pertanyaan hanya