Data Penelitian Teknik Pengumpulan Data
tangga l 29 Februari 1960 didirikan lah Paroki St. Yoseph M edari, sesuai dengan akte PGPM Paroki St. Yoseph M edari, dengan Pastor Paroki yang
pertam a adalah Rom o Arnoldus Ingen H ousz, SJ.
Gereja Medari mengalami ‘masa – masa panen’ sewaktu dipimpin oleh Rom o Fransiskus Strater, SJ yaitu pada tahun 1925
– 1942, sebab um at yang dibaptis seluruhnya m encapai lebih dari 2000 orang. Sem enjak
tentara Jepang m em asuki Y ogya karta Gereja M edari m engalam i m asa - m asa suram dan kelabu, karena rasa takut kepada pihak pribum i yang
m enganggap orang Katolik lebih berpiha k kepada Belanda, m aka para m isionaris ditangkap term asuk Rom o Fransiskus Strater, SJ. Beliau
dijebloskan ke dalam ta hanan di M arkas Polisi Reksobayan se karang Polsek N gupa san pada tangga l 14 Agustus 1942. Gereja M edari sem pat
ditutup oleh pihak Jepang dan dipakai untuk gudang perbeka lan tentara Jepang.
Sepeninggal Rom o Arnoldus Ingen H ousz, SJ. tidak terjadi
peristiwa istimewa, dimana “keguyuban Gereja Medari” kurang hidup, sam pai pada peristiwa G30S -PKI yang sangat berpengaruh dalam
perkem bangan Gereja secara nasional. Pada bulan O ktober 1965 sam pai
Desem ber 1971 Rom o Blasius Pujaraharja, Pr. berkarya di Paroki St. Yoseph M edari dan um at m ulai bangkit dan berbenah diri m enuju Gereja
yang sungguh m andiri dan m engum at. Jika sebelum nya Paroki St. Yoseph
Medari dikenal sebagai “Paroki Yang Tidak Mudah”: ajakan pastor ta k m endapat ta nggapa n, yang hadir dalam rapat Dewan Paroki
71
kurang dari 10 orang, dalam pembicaraan seperti “oposan”, dan pastornya dibiarkan pontang-panting sendiri, m aka sedikit dem i se dikit m ulai
berubah.
Rom o Blasius Pujoraharjo, Pr. 1965-1971 m ulai m em bua t
gebrakan yang belum pernah dilakukan pastor -pastor sebelum nya. Pem baharuan gereja antara lain :
a. Mengubah bentuk kepemimpinan Dewan Paroki yang diketuai oleh
orang-orang e lit
m ante ri-m ante ri guru
ya ng m asih
berjiwa feodal dengan m em unculkan tokoh-tokoh yang baru dari
lingkungan. b.
Mengubah bentuk perayaan misa atau liturgi dengan ibadat yang m engum at, di m ana umat dilibatkan dalam seluruh kegiata n term asuk
doa bersam a dalam bahasa Jawa pada perayaan Natal, 25 Desem b er 1965 partisipasi um at dilibatkan.
c. Mengubah bentuk altar yang masih menghadap ke tembok
m em belakangi um at ke bentuk yang baru yaitu m enghada p um at sesuai anjuran dari Konsili Vatikan II.
d. Tahun 1967 Pastor Bl. Pujoraharjo, Pr., mengusahakan gilingan beras
untuk m encari dana penghidupan gereja, karena dananya kolekte yang m asuk m inim seka li. Caranya dengan m enanam ka n saham
untuk beli gilingan, sete lah saham kem bali la lu m enjadi m ilik gereja. e.
Tahun 1968 Pastor Blasius Pujoraharjo, Pr., mengangkat prodiakon awam untuk m em bantu tuga s pastor, angka tan pertam a hanya tiga
72