Latar Belakang PENDAH ULUAN

BAB II LANDASAN TEO RI

A. Organisasi Nirlaba

1. Pengertian Organisasi Nirlaba

Organisa si nirla ba m enurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 45 adalah organisasi yang m em peroleh sum ber daya dari para anggota dan para penyum bang lainnya yang tidak m engharapkan im bala n apapun dari organisasi terse but. M enurut Nainggolan 2005:01 lem baga a tau orga nisa si nirlaba m erupakan suatu lem baga atau kum pulan dari beberapa individu yang m em iliki tujuan tertentu dan bekerja sam a untuk m encapai tujuan, dalam pelaksanaanya kegia tan yang m ereka lakuka n tidak berorientasi pada pem upukan laba atau kekayaan sem ata. Berdasarkan pengertian di ata s dapat disim pulkan bahwa organisasi nirlaba adalah salah satu lem baga yang tida k m engutam akan laba dalam m enjalankan usa ha atau kegiatannya. Dalam organisa si nirla ba pada um um nya sum ber daya atau dana yang digu na kan dalam m enjalankan segala kegiatan yang dila kukan berasal dari donatur a tau sum bangan dari orang-orang ya ng ingin m em bantu sesam anya

a. Karakteristik Organisasi Nirlaba

Pernyataan Standar Akuntansi Ke uangan N o. 45 yang berlaku bagi organisasi nirlaba m em iliki karakteristik PSAK No.45, paragraf 01 sebagai berikut : 6 1 Sumber daya entitas berasal dari penyumbang yang tidak m engharapkan pem bayaran kem bali ata u m anfaat ekonom ik yang sebanding dengan jum la h sum ber daya yang diberikan. 2 Menghasilkan barang dan atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika nirla ba m enghasilka n laba, m aka jum lahnya tidak dibagikan kepa da para pendiri atau pem ilik entita s nirla ba tersebut. 3 Tidak ada kepemilikan seperti umumnya pada entitas bisnis, dalam arti bahwa kepem ilikan dalam entita s nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kem bali, atau kepem ilikan tersebut tidak m encerm inkan proporsi pem bagian sum ber daya entitas nirlaba pada saat likuida si atau pem bubaran entitas nirlaba. Karakteristik organisasi nirlaba yang m em buat berbeda dengan organisasi bisnis adala h tata cara organisa si nirlaba m em peroleh sum ber daya dibutuhkan untuk m elakukan berbagai aktivitas operasinya. Gereja term asuk ke dalam organisasi nirlaba kar ena dalam setiap kegia tannya tidak m engharapkan untuk m endapatkan keuntungan a tau la ba, nam un dalam se tiap kegiata n operasiona lnya gereja m endapatkan pendanaan dari berbaga i m acam sum ber, yang terdiri dari persem bahan, sum bangan, donasi, da n lain -lain yang m em bantu dalam kegia tan operasiona l gereja serta m em pertanggungjawabkan m engenai kegiata n yang telah dilaksanakan guna diserahkan atau dium um kan kepada um at dan 7