Pengertian Keaktifan adalah: Ciri-ciri siswa aktif

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan berbagai pengertian yang dikaji oleh peneliti dalam kajian pustaka. Menyajikan penelitian relevan dengan penelitian ini yang terdahulu, dan menjelaskan kerangka berpikir dalam penelitian ini. Selanjutnya dijelaskan hipotesis tindakan yang dicapai oleh peneliti.

A. Kajian Pustaka 1. Keaktifan

a. Pengertian Keaktifan adalah:

Menurut Fajri dan Senja 2004:36 keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat bekerja, giat berusaha mampu bereaksi dan beraksi, sedangkan arti kata keaktifan adalah kesibukan atau kegiatan. Menurut Poerwodarminto 1986:26, aktif adalah giat bekerja, berusaha, keaktifan adalah kegiatan, kesibukan, jadi keaktifan siswa adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar mengajar baik disekolah maupun di luar sekolah. Dalam kegiatan belajar tidak lepas dari keaktifan siswa. Hanya saja tingkat keaktifan siswa berbeda-beda. Belajar aktif adalah keikutsertaan, partisipasi siswa secara langsung baik fisik, mental, emosional, maupun intelektual dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Sardiman 2011:98 aktifitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Menurut 7 Budiono 1998:13 kata aktivitas berasal dari bahasa Inggris yaitu Activity yang berarti kegiatan. Jadi belajar merupakan kegiatan yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa. Tentang ukuran dari kualitas pembelajaran tidak terletak pada baiknya guru menerangkan, tetapi pada kualitas dan kuantitas belajar siswa, dalam arti seberapa banyak dan seberapa sering siswa terlibat secara aktif. Proses belajar siswa ini mengarah seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru, dan dapat pembelajaran, Budi 2001:46 mengatakan bahwa bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggungjawab terhadap tugas yang diberikan.

b. Ciri-ciri siswa aktif

Dirawan 1993:14 mengatakan bahwa ciri-ciri pengajaran yang berorientasi pada CBSA yaitu: 1 Tahap permulaan Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi dalam belajar a Ceramah tidak lagi menjadi metode dominan b Belajar secara klasikal mulai diselingi belajar kelompok berpasangan dan individual c Proses belajar tidak selalu di dalam kelas d Murid-murid mendatangi atau mengundang narasumber dari lokasi daerah sekitar mereka e Pelajaran terkait dengan kehidupan anak-anak f Alat peraga mulai beragam dan diperoleh dari lingkungan setempat 2 Tahap lanjutan a Siswa dilibatkan dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar b Kegiatan belajar mengajar semakin bervariasi c Pertanyaan yang diajukan pada murid atau guru mulai bermutu, terbuka, dan menimbulkan motivasi untuk aktif. d Penilaian hasil belajar menyeluruh e Siswa dilibatkan dalam proses penilaian hasil belajar mengajar 3 Tahap mantap a Kualitas penerapan prinsip-prinsip CBSA makin mantap b Kemandirian siswa dalam belajar makin berkembang c Siswa berfikir aktif, kreatif, mengidentifikasi, dan memecahkan masalah d Siswa lebih peka dan berfikir kritis terhadap gejala kehidupan di sekitar e Aktivitas belajar ditandai dengan : 1 Kesadaran akan adanya masalah 2 Merumuskan dan mengidentifikasi masalah 3 Mencari fakta, data, alternatif untuk pemecahan masalah 4 Menyimpulkan dan merumuskan hasil pemecahan masalah sebagai hasil belajar f Siswa lebih terbiasa dalam : 1 Mengajukan pertanyaan 2 Menjawab aneka ragam pertanyaan problematis 3 Mempertanyakan pertanyaan 4 Bertanggungjawab terhadap kegiatan dan hasil belajar kelompok maupun perorangan Menurut Wijaya 1988:188-189 ciri-ciri kegiatan belajar mengajar untuk membangkitkan semangat keaktifan siswa adalah: 1. Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun atau membuat perencanaan proses belajar mengajar. 2. Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok untuk berlangsungnya proses belajar mengajar. 3. Adanya keterlibatan intlektual emosional siswa baik melalui kegiatan, mengalami, menganalisis, berbuat, maupun pembentukan sikap. 4. Guru bertindak sebagai fasilitator dan kordinator belajar siswa. Menurut Sriyono, yang dimaksud dengan keaktifan pada waktu mengajar adalah guru harus mengusahakan murid-muridnya aktif, baik aktif secara jasmani, maupun rohani. Keaktifan secara rohani maupun jasmani meliputi: 1. Keaktifan indra: pendengaran, pengelihatan, peraba dan lain-lain. Siswa harus dirangsang agar dapat menggunakan alat indranya dengan sebaik mungkin. 2. Keaktifan akal: akal siswa harus aktif atau diaktifkan untuk memecahkan masalah, menyusun pendapat, dan mengambil keputuan. 3. Keaktifan ingatan: saat proses belajar mengajar siswa harus aktif menerima bahan pengajaran yang disampaikan oleh guru dan menyimpan dalam otak. Kemudian pada suatu saat siswa siap dan mampu mengutarakan kembali. 4. Keaktifan emosi: dalam hal ini siswa hendaklah senantiasa berusaha mencintai pelajarannya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan adalah kegiatan dan kesibukan serta keterlibatan siswa secara jasmani dan rohani selama proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di luar sekolah.

c. Pengaruh Keaktifan terhadap proses belajar siswa