Rasional Penggunaan Media Menurut Teori Kerucut Pengalaman Cone of

40 melalui indera pendengaran dan penglihatan. Berdasarkan alasan tersebut , maka media yang banyak digunakan adalah media audio, media visual, dan media audiovisual gabungan media audio dan visual. Belakangan berkembang konsep multimedia, yaitu penggunaan secara serentak lebih dari satu media dalam proses komunikasi, informasi dan pembelajaran. Konsep multimedia diasarkan atas pertimbangan bahwa penggunaan lebih dari pada satu media yang menyentuh banyak indera akan membuat proses komunikasi termasuk proses pembelajaran lebih efektif. Dalam proses komunikasi atau proses informasi dan juga proses pembelajaran sering dijumpai masalah atau kesulitan. Beberapa masalah dalam proses komunikasi, misalnya: a Ditinjau dari pihak siswa: Kesulitan bahasa, sukar menghafal, terjadi distorsi atau ketidakjelasan, gangguan pancaindera, sulit mengungkap kembali, sulit menerima pelajaran, tidak tertarik terhadap materi yang dipelajari, dan sebagainya; b Ditinjau dari pendidik, misalnya pendidik tidak mahir mengemas dan menyajikan materi pelajaran, faktor kelelahan, ketidakajegan, dan sebagainya; dan c Ditinjau dari pesan atau materi yang disampaikan, misalnya: materi berada jauh dari tempat siswa, materi terlau kecil, abstrak, terlalu besar, berbahaya kalau disentuh, dan sebagainya.

3. Rasional Penggunaan Media Menurut Teori Kerucut Pengalaman Cone of

Experience Berdasar alasan bahwa tidak semua pengalaman dapat diberikan secara langsung, maka diperlukan media. Dengan menggunakan media, diharapkan masalah-masalah komunikasi dan masalah pembelajaran dapat diatasi. Kerucut Pengalaman Edgar Dale sebagaimana pada Gambar 1 menggambarkan semakin ke atas semakin abstrak, semakin ke bawah semakin konkret. Dalam proses pembelajaran, manakala pendidik dapat memberikan pengalaman langsung, nyata, dan konkret kepada peserta didik adalah ideal. Jika tidak mungkin, maka diberikan berturut-turut pengalaman tiruan, dramatisasi, demonstrasi, pengalaman lapangan, pameran, gambar bergerak, gambar mati, rekaman radioaudio, lambang visual, dan lambang verbal. Teori kerucut pengalaman tersebut dikembangkan Edgar Dale. Berdasar kerucut pengalaman tersebut, dalam pembelajaran mula pertama kita mengajak siswa terlibat dalam pengalaman nyata atau pengalaman langsung. Jika tidak memungkinkan, kita mengajak siswa untuk mengamati peristiwa yang dimediakan peristiwa yang disajikan dengan menggunakan media, dan akhirnya kita mengajak siswa mengamati lambang atau simbul yang merupakan representasi kejadian.

a. Fungsi Media

41 Menurut Degeng 1998, media-media tertentu memiliki keistimewaan, antara lain: a Kemampuan fiksatif, artinya media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan, kemudian menampilkan kembali suatu objek atau kejadian. Dengan kemampuan ini berarti suatu objek atau kejadian dapat digambar, dipotret, difilmkan, atau direkam kemudian disimpan lama dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan lagi dan diamati seperti keadaan aslinya; b Kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan. Maksudnya, penampilan suatu objek atau kejadian dapat diubah- ubah ukurannya, kecepatannya serta dapat diulang-ulang penampilannya; dan c Kemampuan distributif, artinya dalam sekali penampilan suatu objek atau kejadian dapat menjangkau pengamat yang sangat banyak, misalnya dengan media TV atau radio. Dilihat dari keistimewaan yang dimilikinya, media mempunyai fungsi yang jelas untuk menghindari atau memperkecil gangguan komunikasi penyampaian pesan pembelajaran. Secara garis besar, fungsi media menurut Degeng, 1998 dapat dikemukakan sebagai berikut, yakni 1 menghindari terjadinya verbalisme, 2 membangkitkan minatmotivasi, 3 menarik perhatian siswa, 4 mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran, 5 mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar, serta 6 mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.

4. JENIS, KLASIFIKASI, DAN PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN