23
Dari pandangan DeVito 1986, dapat disimpulkan lima kualitas yang paling penting dalam mencapai komunikasi interpersonal yang efektif:
1. Keterbukaan
Kualitas  dari  keterbukaan  mengarah  pada  setidaknya  tiga  aspek pada komunikasi interpersonal:
a.  Komunikator  interpersonal  yang  efektif  harus  terbuka  pada  orang yang  berinteraksi  dengannya.  Harus  terdapat  kesediaan  untuk
pembukaan diri. b.  Kesediaan  komunikator  untuk  bereaksi  secara  jujur  untuk
memancing  stimulus-stimuus.  Akan  jauh  lebih  baik  ketika  orang tersebut bisa bereaksi langsung akan hal yang kita sampaikan.
c. Menekankan  pada  perasaan  “memiliki”  dan  pemikiran-pemikiran.
Untuk  dapat  terbuka  adalah  dengan  mengakui  bahwa  perasaan- perasaan  dan  pikiran-pikiran  yang  diekspresikan  adalah  milik
individu  dan  ia  bertanggung  jawab  atasnya,  sehingga  kita  tidak menaruh tanggung jawab tersebut pada orang lain.
2. Empati
Empati mengarah pada kemampuan untuk merasakan seperti yang orang lain rasakan, untuk “walk in the same shoes berjalan pada langkah
yang  sama”.  Komunikator  interpersonal  yang  efektif  harus  bisa berempati pada orang yang dengan siapa mereka berinteraksi dan melihat
dunia seperti perspektif orang tersebut.
24
3. Dukungan
Komunikator  interpersonal  yang  efektif  harus  dapat  mendukung orang  yang  berinteraksi  dengannya.  Dukungan  tersebut  ditunjukkan  dan
dipupuk dalam bentuk: a.  Membangun  atmosfer  yang  lebih  deskriptif  dibandingkan  atmosfir
yang evaluatif. b.  Menjadi  lebih  spontan  daripada  berstrategi.  Individu  yang  spontan
dalam  berkomunikasi,  yang  secara  langsung  mengemukakan pikirannya, biasanya akan direspon dengan cara yang sama juga.
c.  Menjadi  profesional,  berarti  memiliki  pikiran  yang  tentatif,  sikap dengan  pikiran  terbuka,  kesediaan  untuk  mendengar  pandangan
lawan, dan merubah posisi seseorang jika harus.
4. Kepositifan
Kita  berkomunikasi  dengan  kepositifan  melalui  setidaknya dengan dua cara:
a. Menunjukkan sikap yang positif. Hal ini merujuk pada dua aspek:
i. Komunikasi  interpersonal  dapat  terjadi  apabila  ada
pandangan  positif  untuk  diri  sendiri.  Seseorang  yang berpandangan positif terhadap dirinya, akan cenderung lebih
mudah memandang orang lain secara positif, dan begitu pula sebaliknya.
ii. Perasaan positif dalam situasi komunikasi yang umum sangat
penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada hal yang lebih
25
tidak  menyenangkan  dibandingkan  dengan  berkomunikasi dengan  seseorang  yang  tidak  menikmati  adanya  pertukaran
atau  tidak  merespon  dengan  senang  terhadap  sebuah  situasi atau konteks.
b. Stroking
merupakan  hal  yang  penting  dalam  analisis  transaksional dan di dalam interaksi manusia pada umunya. Stroking bisa terjadi
secara  positif  dan  negatif,  dan  secara  verbal  dan  non  verbal. Contohnya  secara  verbal,  “Aku  menyukaimu,”  “Kamu    jelek.”.
Atau  secara  non  verbal  dapat  terjadi  dengan  cara  tersenyum, mengedipkan  mata, memeluk, atau memukul.
5. Kesetaraan