Pengukuran manajemen kelas Instrumen yang Digunakan

Di bawah ini adalah tabel penilaian Skala Motivasi Berprestasi. Tabel 1. Penilaian Skala Motivasi Berprestasi Bentuk Pernyataan Skor SS S TS STS Favorable 3 2 1 0 Unfavorable 0 1 2 3 Semakin tinggi skor yang diperoleh siswa dalam Skala Motivasi Berprestasi ini, maka semakin tinggi motivasi berprestasi siswa dan semakin rendah skor yang diperoleh siswa dalam Skala Motivasi Berprestasi ini, maka semakin rendah motivasi berprestasi pada siswa. Skala Motivasi Berprestasi memiliki distribusi aitem-aitem sebagaimana terdapat pada blue print tabel 2. Tabel 2. Blue Print Skala Motivasi Berprestasi Sebelum Uji Coba No. Karakteristik Aitem Total Favorable Unfavorable 1. Pemilihan tingkat kesulitan tugas 1, 11, 21, 31 6, 16, 26, 36 8 2. Ketahanan atau ketekunan dalam mengerjakan tugas 2, 12, 22, 32, 41 7, 17, 27, 37, 43 10 3. Harapan terhadap umpan balik feedback 8, 18, 28, 38 3, 13, 23, 33 8 4. Harapan atas hadiah reward 9, 19, 29, 39 4, 14, 24, 34 8 5. Kemampuan dalam melakukan inovasi 10, 20, 30, 40, 42, 45 5, 15, 25, 35, 44,46 12 Total 23 23 46

2. Pengukuran manajemen kelas

a. Metode kuesioner digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen kelas pada guru karena kuesioner dapat mengungkap data faktual atau Universitas Sumatera Utara yang dianggap fakta dan kebenaran yang diketahui oleh subjek Azwar, 2005. Aspek-aspek manajemen kelas yang akan diukur melalui metode kuesioner yaitu: 1. penyiapan bahan belajar Guru diharapkan membuat perencanaan yang dituangkan dalam bentuk persiapan mengajar atau satuan acara pelajaran satpel sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Kemp dalam Widyastono, 2006 mengatakan bahwa dalam menyusun persiapan mengajar, pada hakikatnya, guru harus mengetahui apa yang harus diajarkan tujuan pengajaran, prosedur dan sumber yang digunakan untuk mencapai tujuan, dan bagaimana mengevaluasi pembelajaran. 2. penyiapan sarana dan alat peraga Guru dituntut memaksimalkan proses belajar mengajar dengan keharusan memiliki kemampuan menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam sesuai mata pelajaran, misal: alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri, gambar, studi kasus, nara sumber dan sebagainya. 3. pengaturan ruang belajar Eggen dan Kauchack 2004 mengatakan bahwa pengaturan ruang belajar mengacu pada aspek fisik kelas, sehingga guru harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: Universitas Sumatera Utara a visibility: kelas harus diatur sehingga setiap siswa dapat melihat papan tulis, proyektor atau tampilan lain. b accessibility: kelas harus didisain sehingga akses untuk area yang padat tetap bersih dan terpisah dari tempat lainnya seperti tempat menyimpan minum, loker dan sebagainya. c distractibility: kelas harus diatur sehingga gangguan-gangguan yang potensial seperti lalu lalang orang tidak terlihat melalui pintu dan jendela kelas. d pencahayaan, guru memperhatikan kapan lampu atau penerangan lainnya harus dihidupkan atau sebaliknya. e suhu dan sirkulasi udara, guru memperhatikan apakah siswa merasa suhu ruangan cukup nyaman untuk belajar atau tidak. f kebisingan, bagaimana guru melindungi kelas dari kebisingan yang berasal dari luar ruang kelas. g pajangan, bagaimana pajangan di kelas di tata, apakah diatur oleh guru, baik itu digantung di dinding maupun dipajang di lemari penyimpanan khusus. h pengaturan posisi duduk siswa, adakah rotasi duduk yang dilakukan secara rutin atau prioritas tempat duduk paling depan bagi siswa berkebutuhan khusus. i kebersihan kelas, kebersihan, bagaimana kebersihan di kelas, apakah tersedia alat-alat kebersihan dan bagaimana melibatkan siswa dalam menjaga kebersihan kelas. Universitas Sumatera Utara 4. mewujudkan situasi belajar mengajar yang kondusif a ada peraturan dan prosedur yang ditegakkan b kemampuan guru dalam penegakan aturan di dalam kelas sebagai bentuk pencegahan maupun penanganan terhadap perilaku siswa yang mengganggu. c kemampuan guru dalam menciptakan suasana aktif sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. d kemampuan guru dalam menciptakan kegiatan belajar kreatif yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. e suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada saat belajar. f penampilan fisik guru, berkaitan dengan bagaimana penampilan fisik guru saat mengajar, apakah pakaian serta riasan yang digunakannya sesuai dengan perannya sebagai guru. g kedisiplinan guru di kelas, berkaitan dengan kedisiplinan untuk hadir tepat waktu dan perilaku lainnya saat berada di dalam kelas. h intonasi yaitu tinggi rendahnya suara guru saat mengajar serta volume suara. i pemilihan istilah atau bahasa dalam menerangkan pelajaran 5. pengaturan waktu a. smoothness yaitu guru mampu memberi pelajaran secara terurut dan menghindari loncatan-loncatan dari satu topik ke topik lain. Universitas Sumatera Utara b. withitness yaitu kemampuan guru untuk mengetahui apa yang dilakukan siswanya. c. overlapping yaitu kemampuan guru dalam melakukan interupsi secara diam-diam, tanpa menghentikan pelajaran dan tanpa diketahui siswa lainnya. d. transition yaitu guru mampu mengatur dari satu aktivitas ke aktivitas lain seperti dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran lain atau dari satu pelajaran ke waktu istirahat. Tabel 3. Penilaian Kuesioner Manajemen Kelas Pilihan Jawaban Skor TP 0 KD 1 SR 2 SL 3 Semakin tinggi skor yang diperoleh guru dalam Kuesioner Manajemen Kelas, maka semakin tinggi kemampuan manajemen kelas guru dan semakin rendah skor yang diperoleh guru dalam Kuesioner Manajemen Kelas, maka semakin rendah kemampuan manajemen kelasnya. Universitas Sumatera Utara Kuesioner Manajemen Kelas memiliki distribusi aitem-aitem sebagaimana terdapat pada blue print tabel 4. Tabel 4. Blue Print Kuesioner Manajemen Kelas Sebelum Uji Coba Aspek Aitem Favorable Aitem Unfavorable Jumlah 1. Penyiapan bahan belajar 1,2,3,4,5 9,18,19,20,24 10 2. Penyiapan sarana dan alat peraga 6,7,8 21,22,23 6 3. Pengaturan ruang belajar 10,11,12,13,1 4,15,16,17,25, 26,27,28,29,3 0. 31,32,33,34,35,36,3 7,38,39,40,41,42,43 ,44. 28 4. Mewujudkan situasi dan kondisi proses belajar mengajar 45,46,47,48,4 9,50,51,52,53, 54,55,56,57 58,59,60,61,62,63,6 4,65,66,67,68,69,70 , 26 5. Pengaturan waktu 71,72,73,74 75,76,77,78 8 Total 39 39 78 b. Metode observasi digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen kelas karena observasi memberikan data dari seting alami Hadi, 2000. Teknik observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi sistematik yang disebut juga observasi berkerangka structured observation. Pelaksanaan observasi sistematik menggunakan pedoman pelaksanaan observasi untuk membatasi lingkup observasi. Jumlah aitem dalam observasi adalah 40 aitem. Universitas Sumatera Utara Setiap aitem memiliki jenjang penilaian yang bergerak dari skor 0 hingga 2. Tabel 5. Penilaian aitem Observasi Manajemen Kelas Skor Jenis aitem Manajemen kelas tidak efektif 1 Manajemen kelas cukup efektif, namun belum maksimal 2 Manajemen kelas efektif Semakin tinggi skor yang diperoleh guru dalam Observasi Manajemen Kelas, maka semakin tinggi kemampuan manajemen kelas guru dan semakin rendah skor yang diperoleh guru dalam Observasi Manajemen Kelas, maka semakin rendah kemampuan manajemen kelas guru. Berikut adalah Pedoman Pelaksanaan Observasi Manajemen Kelas yang dibuat guna membatasi lingkup observasi dan memudahkan pengamatan oleh kedua observer. Tabel 6. Pedoman Pelaksanaan Observasi Pelaku Interaksi: Guru ASPEK INDIKATOR 1. Penyiapan bahan belajar a. persiapan materi dalam bentuk persiapan mengajar atau satuan acara pelajaran. b. mengetahui apa yang harus diajarkan tujuan pengajaran. c. menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. d. mengevaluasi pembelajaran, bagaimana guru menilai pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Universitas Sumatera Utara 2. Penyiapan sarana dan alat peraga a. mempersiapkan media pembelajaran, peralatan pembelajaran atau alat mengajar yang digunakan untuk membantu kegiatan belajar mengajar. • Media pembelajaran: segala sesuatu yang digunakan untuk melakukan pembelajaran, seperti: patung anatomi tubuh, mikroskop, globe, peta, dsb. • Peralatan pembelajaran: kelengkapan yang memperlancar kegiatan belajar mengajar, seperti: papan tulis, OHP, infocus. • Alat mengajar: segala sesuatu yang digunakan guru untuk membantu kegiatan guru dalam mengajar, seperti: kapur tulis, spidol, penghapus papan tulis, penggaris panjang, dsb. b. penggunaan ketersediaan media pembelajaran, peralatan pembelajaran atau alat mengajar di kelas. c. memiliki kemampuan menggunakan media pembelajaran, peralatan pembelajaran atau alat mengajar. 3. Pengaturan ruang belajar a. visibility: kelas harus diatur sehingga setiap siswa dapat melihat papan tulis, proyektor atau tampilan lain. b. accessibility: kelas harus didisain sehingga akses untuk area yang padat tetap bersih dan terpisah dari tempat lainnya seperti tempat menyimpan minum, loker dan sebagainya. c. distractibility: kelas harus diatur sehingga gangguan- gangguan yang potensial seperti lalu lalang orang tidak terlihat melalui pintu dan jendela kelas. d. pencahayaan, guru memperhatikan kapan lampu atau penerangan lainnya harus dihidupkan atau sebaliknya. e. suhu dan sirkulasi udara, guru memperhatikan apakah siswa merasa suhu ruangan cukup nyaman untuk belajar atau tidak. f. kebisingan, bagaimana guru melindungi kelas dari kebisingan yang berasal dari luar ruang kelas. g. pajangan, bagaimana pajangan di kelas di tata, baik itu digantung di dinding maupun dipajang di lemari penyimpanan khusus. h. pengaturan posisi duduk siswa, apakah posisi duduk siswa sesuai dengan kebutuhannya. i. kebersihan kelas. Universitas Sumatera Utara 4. Mewujudkan situasi dan kondisi proses belajar mengajar a. ada peraturan dan prosedur yang ditegakkan peraturan: pernyataan yang menjelaskan apa yang harus dilakukan dan apa yang dilarang dilakukan selama di kelas. prosedur: penjelasan mengenai bagaimana melakukan sesuatu, menyangkut pergerakan siswa student movement maupun obrolan siswa student talk dan bagaimana siswa melakukan rutinitasnya. b. kemampuan guru dalam penegakan aturan di dalam kelas sebagai bentuk pencegahan maupun penanganan terhadap perilaku siswa yang mengganggu. c. kemampuan guru dalam menciptakan suasana aktif sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. d. guru menciptakan kegiatan belajar kreatif yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. e. suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada saat belajar. f. penampilan fisik guru g. kedisiplinan guru di kelas h. intonasi yaitu tinggi rendahnya suara guru saat mengajar serta volume suara. i. pemilihan istilah atau bahasa dalam menerangkan pelajaran. 5. Pengaturan waktu a. smoothness yaitu guru mampu memberi pelajaran secara terurut dan menghindari loncatan-loncatan dari satu topik ke topik lain atau dari satu pelajaran ke pelajaran lain. b. withitness yaitu kemampuan guru untuk mengetahui apa yang dilakukan siswanya. c. overlapping yaitu kemampuan guru dalam melakukan interupsi secara diam-diam, tanpa menghentikan pelajaran dan tanpa diketahui siswa lainnya. d. transition yaitu guru mampu mengatur dari satu aktivitas ke aktivitas lain seperti dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran lain atau dari satu pelajaran ke waktu istirahat. Universitas Sumatera Utara

E. Validitas, Reliabilitas dan Uji Daya Beda Alat Ukur